Hari Stroke Dunia: Kendalikan Risiko Stroke dengan Pola Hidup Sehat

: Faktor Resiko Penyebab Stroke/Foto: Kemenkes


Oleh Putri, Sabtu, 26 Oktober 2024 | 13:19 WIB - Redaktur: Untung S - 141


Jakarta, InfoPublik – Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Yudhi Pramono, menyatakan bahwa 90 persen kasus stroke dapat dicegah melalui pengendalian berbagai faktor risiko. Faktor-faktor yang perlu dikendalikan meliputi tekanan darah tinggi, diabetes, dislipidemia, gangguan jantung, kurangnya aktivitas fisik, diet yang tidak sehat, stres, dan konsumsi alkohol berlebihan.

“Stroke dapat dicegah dengan pola hidup sehat, terutama melalui pengelolaan tekanan darah dan diabetes serta menjaga gaya hidup aktif,” kata Yudhi dalam media briefing memperingati Hari Stroke Dunia pada Jumat (25/10/2024).

Yudhi menambahkan bahwa aktivitas fisik selama minimal 30 menit sebanyak lima kali seminggu dapat mengurangi faktor risiko stroke hingga 25 persen. Aktivitas fisik tidak hanya menjaga berat badan ideal tetapi juga membantu mengontrol tekanan darah dan meningkatkan kesehatan jantung.

Sebagai bagian dari upaya pencegahan stroke, Kementerian Kesehatan telah meningkatkan deteksi dini dislipidemia pada pasien dengan diabetes melitus dan hipertensi. Pada tahun 2024, Kemenkes menargetkan capaian deteksi dini sebesar 90 persen atau sekitar 10,5 juta penduduk. Namun, hingga saat ini, capaian deteksi dini stroke baru mencapai sekitar 11,3 persen dari target tersebut.

“Untuk mencapai target ini, diperlukan kolaborasi yang masif dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah, akademisi, organisasi profesi, sektor swasta, hingga masyarakat,” lanjut Yudhi. Peningkatan deteksi dini stroke diharapkan dapat secara signifikan menurunkan risiko stroke di Indonesia.

Stroke adalah penyakit yang sangat serius karena setiap menit setelah serangan stroke, sekitar 1,9 juta sel otak dapat mengalami kematian. Stroke merupakan penyebab utama disabilitas dan menempati urutan kedua sebagai penyebab kematian di dunia.

Di Indonesia, stroke juga menjadi penyebab utama kecacatan dan kematian, yaitu mencapai 11,2 persen dari total angka kecacatan dan 18,5 persen dari total kematian. Menurut data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, prevalensi stroke di Indonesia mencapai 8,3 per 1.000 penduduk. Penyakit ini termasuk dalam kategori penyakit katastropik dengan pembiayaan tertinggi ketiga setelah penyakit jantung dan kanker, yaitu mencapai Rp5,2 triliun pada 2023.

Pada peringatan Hari Stroke Sedunia, Kementerian Kesehatan melalui Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menyelenggarakan media briefing dengan tema nasional “Ayo Melangkah Kalahkan Stroke Mulai dari Diri Sendiri”. Peringatan ini menjadi momentum penting untuk mengampanyekan pencegahan stroke melalui aktivitas fisik dan pola hidup sehat.

Masyarakat diimbau untuk berpartisipasi dalam langkah-langkah preventif, seperti olahraga rutin, pola makan seimbang, dan pemeriksaan kesehatan berkala. Upaya ini diharapkan dapat menurunkan prevalensi stroke di Indonesia dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pencegahan penyakit mematikan ini.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Putri
  • Sabtu, 26 Oktober 2024 | 13:12 WIB
Pentingnya Deteksi Dini Stroke pada Usia Muda dan Produktif