- Oleh MC KAB LUMAJANG
- Sabtu, 4 Januari 2025 | 11:32 WIB
:
Oleh MC KAB LUMAJANG, Sabtu, 4 Januari 2025 | 11:33 WIB - Redaktur: Elvira - 13K
Lumajang, InfoPublik – Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada sapi di Kabupaten Lumajang mengalami peningkatan signifikan sejak November hingga Desember 2024. Berdasarkan data Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Lumajang, tercatat lebih dari 900 sapi terjangkit PMK, dengan 70 kasus berujung pada kematian ternak.
Menanggapi situasi ini, DKPP Lumajang telah mengambil berbagai langkah strategis untuk menekan penyebaran wabah. Kepala DKPP, Retno Wulan Andari, menjelaskan bahwa pihaknya melakukan inspeksi mendadak di Pasar Hewan Kelurahan Rogotrunan, pemeriksaan kesehatan ternak, penyemprotan desinfektan, dan distribusi obat-obatan.
"Kami memastikan sapi yang masuk ke pasar hewan sudah diperiksa kesehatannya. Selain itu, vaksinasi juga diberikan untuk mencegah penyebaran PMK," kata Retno, Sabtu (4/1/2025).
Retno juga menekankan pentingnya peran peternak dalam memutus rantai penyebaran PMK. Ia mengimbau peternak untuk menjaga kebersihan kandang, membatasi keluar-masuk ternak, dan segera melaporkan gejala PMK seperti luka di mulut atau kuku kepada petugas.
"Dengan menjaga kebersihan kandang dan memastikan sapi divaksinasi, kita dapat mencegah penyebaran penyakit ini lebih luas," ujarnya.
DKPP juga bekerja sama dengan berbagai pihak untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. Penyuluhan dilakukan di wilayah terdampak seperti Klakah, Pasrujambe, Kunir, dan Senduro, yang menjadi pusat wabah.
Melalui langkah-langkah ini, DKPP optimis dapat mengendalikan PMK dan membantu peternak memulihkan kepercayaan terhadap keberlangsungan peternakan di Lumajang.
Kasus PMK menjadi pengingat akan pentingnya ketahanan pangan berbasis peternakan yang sehat.
Langkah cepat DKPP, dukungan masyarakat, dan komitmen menjaga kebersihan menjadi kunci dalam mengatasi tantangan ini dan menciptakan lingkungan peternakan yang lebih tangguh di masa depan. (MC Kab. Lumajang/Ydc/An-m)