- Oleh MC PROV RIAU
- Sabtu, 4 Januari 2025 | 23:42 WIB
: Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan, dan Prestasi Olahraga Kemenko PMK Warsito saat Rapat Koordinasi dengan tema Transformasi Revolusi Mental Menuju Penguatan Karakter dan Jati Diri Bangsa/Foto: Kemenko PMK
Jakarta, InfoPublik - Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan, dan Prestasi Olahraga Kemenko PMK Warsito mengatakan Revolusi Mental diperluas cakupannya dalam Penguatan Karakter dan Jati Diri Bangsa.
Hal tersebut disampaikannya saat memberikan pidato kunci pada Rapat Koordinasi dengan tema Transformasi Revolusi Mental Menuju Penguatan Karakter dan Jati Diri Bangsa di Jakarta pada Selasa (31/12/2024).
"Hal-hal yang masih kurang akan diperkuat misalnya aspek pendidikan, sosial, budaya, ekonomi, dan politik," kata Warsito melalui keterangan resmi yang diterima InfoPublik Kamis (2/1/2025).
Lanjutnya, Kemenko PMK telah melakukan evaluasi dan refleksi atas pelaksanaan Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) dalam satu dekade ini dan memetakan persoalan-persoalan, intervensi hingga indikator.
Nantinya, kata Warsito hasil evalusi tersebut akan menjadi parameter satu kesatuan penguatan karakter dan jati diri bangsa dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan.
Rapat koordinasi Penguatan Karakter dan Jati Diri Bangsa ini membangun kesepahaman dari setiap pemangku kepentingan tentang penguatan fondasi karakter dan jati diri untuk mewujudkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia.
Tidak hanya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menghadapi tantangan globalisasi namun sekaligus upaya menghadirkan manusia Indonesia yang beretika dan bermoral.
"Ini menjadi moment penting transformasi GNRM menjadi Penguatan Karakter dan Jati Diri Bangsa. Kita akan bersama-sama mengawal gerakan ini dan kita segera tindaklanjuti dengan dukungan regulasi, perumusan parameter dan kerjasama yang lebih intensif untuk penguatan karakter dan jati diri bangsa," kata Warsito.
Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan, Bappenas Amich Alhumami yang hadir secara daring menyebutkan bahwa untuk memajukan sebuah bangsa tidak hanya mencakup pembangunan fisik dan ekonomi, namun juga aspek sosial budaya.
"Dimensi pembangunan nonfisik (mentalitas, karakter, nilai/norma, etika) menjadi penting dan akan menjadi indikator capaian pembangunan sosial-budaya suatu bangsa," kata Amich.
Direktur Pengkajian Kebijakan Pembinaan Ideologi Pancasila BPIP Muhammad Sabri mengajak seluruh peserta rakor untuk menyatukan pemahanam tentang ide fundamental bangsa Indonesia yakni Pancasila.
"Kita harus satu frekuensi dan menegaskan bahwa karakter bangsa Indonesia ya karakter Pancasila, jadi tidak perlu mencari-cari karakter lainnya. Itu sudah jelas," kata Sabri.
Lebih lanjut, Pancasila memiliki tiga dimensi pembangunan yaitu keyakinan, pengetahuan, dan keteladanan. Dimensi pertama yang berkaitan dengan kayakinan, Pancasila harus dapat ditularkan secara lintas generasi.
Sabri mencontohkan melalui sistem pendidikan sebagai salah satu sektor strategis untuk penanaman karakter bangsa. Kedua, dimensi pengetahuan, perlu ada gerakan pengetahuan untuk memproduksi ilmu pengetahuan dan gerakan epistemologi berbasis Pancasila.
Ketiga, dimensi keteladanan, maka penyelenggara negara harus bisa menjadi contoh keteladanan etika moral bagi masyarakat.