- Oleh Putri
- Kamis, 2 Januari 2025 | 20:59 WIB
: Menko PMK Pratikno dan Wamen Pendidikan Tinggi Stella Christie/Foto: Kemenko PMK
Oleh Putri, Selasa, 31 Desember 2024 | 05:45 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 485
Jakarta, InfoPublik - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menekankan bahwa nilai toleransi, gotong royong, dan kerja sama harus ditanamkan oleh seluruh pegawai.
Hal tersebut disampaikannya saat melaksanakan kegiatan Senin Bersinergi (SENERGI) yang diikuti seluruh pegawai Kemenko PMK pada Senin (30/12/2024).
"Pengalaman nilai-nilai tersebut adalah cara untuk mewujudkan smart ministry. Untuk menjaga toleransi, kebersamaan, dan sebagainya, kita harus bekerja keras untuk memproses good memories, tentang kebersamaan, persahabatan, perbedaan," kata Pratikno.
Kegiatan ini sekaligus menjadi perayaan Natal di Kantor Kemenko PMK. Pada kesempatan tersebut, ia memberikan ucapan selamat Natal kepada para pegawai yang merayakan.
Beliau menekankan agar toleransi antar umat beragama terus terjaga, termasuk dalam lingkup kantor.
"Saya ingin tegaskan bahwa kita ini keluarga Pancasila. Berbeda-beda agama tapi tetap satu. Walaupun kita beda dalam iman, tapi kita bersaudara dalam kemanusiaan. Kita mengucapkan selamat Natal untuk teman-teman kristiani," ujarnya.
Kegiatan SENERGI menghadirkan narasumber Wakil Menteri Pendidikan Tinggi Stella Christie yang merupakan pakar Cognitive Science. Ia menjelaskan kemampuan kognitif bisa dimaksimalkan untuk membangun "smart ministry".
Hal ini, kata Stella sesuai dengan tujuan Menko PMK Pratikno. Untuk membentuk kognitif yang baik dalam menyusun kebijakan, kemampuan berpikir harus diasah dan mengandalkan bukti-bukti ilmiah.
"Kalau kita ingin membangun smart ministry, kita harus melihat bukti ilmiah apa yang sungguh membangun manusia, dan kemudian pengukuran apakah kebijakan bisa meningkatkan pembangunan manusia," ujar Stella.
Ia juga menekankan pentingnya belajar untuk belajar atau learning to learn guna mengasah kognitif. Ini penting agar dalam mengasah kemampuan kognitif, kita bisa memahami cara memproses informasi dengan baik.
"Kemudian mengatur strategi belajar, dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis," kata Stella.