Cuaca Ekstrem Diduga Memicu Kenaikan Harga Bumbu Dapur pada Awal 2025

: Seorang pedagang (kanan), melayani pembeli cabai di Pasar Tradisonal Kabupaten Batang.


Oleh MC KAB BATANG, Kamis, 2 Januari 2025 | 15:17 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 155


Batang, InfoPublik – Memasuki awal 2025, harga kebutuhan pokok masyarakat (Kepokmas), terutama bumbu dapur, mengalami lonjakan yang signifikan. Cuaca ekstrem yang melanda sejak akhir tahun 2024 menjadi penyebab utama berkurangnya pasokan dari petani, sehingga mendorong harga cabai dan bahan lainnya semakin melambung.

Para pedagang di Pasar Batang, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mengaku kewalahan menghadapi kenaikan harga cabai, yang turut berdampak pada menurunnya daya beli konsumen.

"Kenaikan harga ini mulai terasa sejak Desember 2024. Saat itu, cabai dijual Rp50 ribu hingga Rp60 ribu per kilogram (kg). Sekarang naik menjadi Rp80 ribu hingga Rp90 ribu per kg," ungkap Nurlaela, salah satu pedagang, Kamis (2/1/2025).

Cabai merah besar dan keriting yang sebelumnya dijual Rp50 ribu kini naik menjadi Rp60 ribu per kg, sementara cabai rawit merah melonjak dari Rp60 ribu menjadi Rp80 ribu per kg.

“Pasokan dari petani berkurang karena hujan terus-menerus. Otomatis harga ikut naik,” jelas Nurlaela.

Pedagang bumbu dapur lainnya, Yulia, mengungkapkan bahwa harga cabai rawit merah kualitas terbaik kini mencapai Rp90 ribu per kg, sedangkan kualitas sedang dihargai Rp80 ribu per kg.

“Kenaikan ini cukup drastis, terutama karena faktor cuaca dan pergantian tahun,” ujar Yulia.

Di sisi lain, pembeli seperti Wahidah merasa kenaikan harga ini cukup membebani kebutuhan sehari-hari.

“Semua harga naik, tetapi belanja tetap harus dilakukan karena kebutuhan pokok. Kami berharap harga bisa segera turun agar tidak semakin membebani,” keluh Wahidah.

Menurut para pedagang, cuaca ekstrem menjadi faktor utama yang menyebabkan pasokan dari petani terganggu. Hujan deras yang terus mengguyur membuat hasil panen menurun, sehingga stok cabai di pasar juga berkurang.

"Ketika pasokan menurun, otomatis harga melonjak. Kami berharap situasi ini tidak berlangsung lama," ungkap seorang pedagang.

Para pedagang dan pembeli berharap pemerintah setempat dapat mengambil langkah untuk menstabilkan harga, seperti memperkuat distribusi pasokan atau memberikan subsidi sementara bagi bahan pokok tertentu.

Dengan harga kebutuhan pokok yang terus meningkat, kolaborasi antara petani, pedagang, dan pemerintah diperlukan untuk memastikan kelancaran pasokan dan menjaga stabilitas harga di pasar tradisional.

(MC Batang, Jateng/Heri/Jumadi)

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC KAB BATANG
  • Sabtu, 4 Januari 2025 | 16:15 WIB
Libur Nataru Aman! Dishub Batang Pastikan Lalu Lintas Bebas Insiden
  • Oleh MC KAB BATANG
  • Sabtu, 4 Januari 2025 | 12:37 WIB
Pemkab Batang Percepat Proyek Infrastruktur 2025, Lelang Dini Dimulai!
  • Oleh MC KOTA TIDORE
  • Jumat, 3 Januari 2025 | 22:18 WIB
Frekuensi Bencana Alam di Maluku Utara Meningkat, Apa Penyebabnya?
  • Oleh MC KAB BANGGAI LAUT
  • Kamis, 2 Januari 2025 | 17:26 WIB
Wizz Baker Hibur Warga Banggai Laut di Perayaan Pergantian Tahun 2025
  • Oleh MC KAB BATANG
  • Kamis, 2 Januari 2025 | 15:12 WIB
Tiga Perusahaan di BIP Batang Buka 4.000 Lowongan Kerja pada Awal 2025
  • Oleh MC KOTA TIDORE
  • Kamis, 2 Januari 2025 | 14:30 WIB
Proyek Strategis: Jembatan Sultan Djabir Syah Kini Beroperasi Kembali
  • Oleh MC KAB PENAJAM PASER UTARA
  • Rabu, 1 Januari 2025 | 15:29 WIB
Kuliner dan Seni Tradisional Jadi Daya Tarik Pasar Pring Apus Penajam