- Oleh MC PROV JAWA TIMUR
- Senin, 6 Januari 2025 | 21:02 WIB
: Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid saat mengunjungi MTS Ibnu Sina di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (4/1/2025) Foto: Rafly Mc. Jatim
Oleh MC PROV JAWA TIMUR, Sabtu, 4 Januari 2025 | 22:32 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 151
Surabaya, InfoPublik – Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menegaskan komitmennya dalam memperluas akses internet di madrasah dan pesantren di seluruh Indonesia.
Hingga 2024, Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemenkomdigi) telah memasang 5.400 titik akses internet di lembaga pendidikan keagamaan, sebagai upaya memperkuat konektivitas digital di daerah terpencil.
Hal tersebut disampaikan Meutya saat mengunjungi MTS Ibnu Sina di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (4/1/2025), dalam rangka kampanye Anti Judi Online dan Pinjaman Online (Pinjol) Ilegal sekaligus peninjauan program internet Bakti.
“Kami memberikan akses internet kepada sekitar 5.400 madrasah, pesantren, dan tempat ibadah di seluruh Indonesia. Ini merupakan bentuk komitmen pemerintah dalam menghadirkan konektivitas yang merata. Sesuai dengan amanat undang-undang, akses informasi adalah hak asasi manusia,” ujarnya.
Meutya mengingatkan pentingnya memanfaatkan internet secara bijak. Ia menegaskan bahwa akses internet harus digunakan untuk hal-hal positif yang dapat mendukung pendidikan dan kemajuan masyarakat. Menurutnya, internet yang disalahgunakan justru bisa menjadi sumber masalah.
“Kita pastikan bahwa akses internet ini digunakan untuk hal-hal yang baik. Jangan sampai internet yang kami pasang justru digunakan untuk hal negatif, seperti judi online atau konten yang merugikan,” katanya.
Meutya juga menitipkan pesan kepada pemerintah daerah agar ikut mengawasi penggunaan internet di lembaga pendidikan tersebut. Ia berharap pemerintah kabupaten, kota, hingga provinsi dapat memantau langsung pemanfaatan akses internet agar tetap sehat dan produktif.
“Nah, itu yang kami titip kepada pemerintah daerah, baik kabupaten, kota, maupun provinsi. Jangan sampai pemerintah sudah membangun akses internet, tetapi malah digunakan untuk hal yang buruk,”jelasnya.
Dalam sambutannya, Meutya mengibaratkan internet seperti pisau bermata dua. Di satu sisi, internet bisa memberikan dampak positif yang sangat besar, seperti memudahkan akses informasi dan mempercepat proses belajar. Namun, di sisi lain, internet juga bisa membawa dampak negatif jika tidak digunakan dengan bijak.
“Sekali lagi, internet itu seperti pisau bermata dua. Bisa memberikan dampak baik, tapi juga bisa negatif jika tidak digunakan dengan benar,”urainya.
Meutya menekankan pentingnya peran orang tua dan guru dalam mengawasi penggunaan internet oleh anak-anak. Menurutnya, meski teknologi terus berkembang, pengawasan tetap harus dilakukan dari rumah dan lingkungan sekitar.
“Pendekatan teknologi sudah dilakukan pemerintah, tapi pengawasan tetap ada di tangan keluarga dan guru. Karena kita tahu, meskipun situs-situs judi dan konten negatif diblokir, mereka akan selalu mencari celah. Maka, pengawasan itu harus dilakukan terus-menerus,” jelasnya.
Program pemasangan akses internet di madrasah dan pesantren merupakan bagian dari komitmen Kemenkomdigi dalam menghadirkan konektivitas yang merata di seluruh pelosok negeri. Fokus utama program ini adalah daerah-daerah yang sulit terjangkau sinyal internet, seperti desa terpencil dan wilayah perbatasan.
“Kami memastikan bahwa seluruh daerah, termasuk yang selama ini kesulitan sinyal, bisa terhubung dengan baik. Karena akses internet yang merata adalah fondasi penting dalam mendorong kemajuan pendidikan dan ekonomi digital,”imbuhnya.
Kunjungan ke MTS Ibnu Sina di Kabupaten Malang ini menjadi salah satu langkah Kemenkomdigi untuk memastikan program tersebut berjalan sesuai rencana. Selain itu, Meutya juga melakukan dialog dengan para guru dan santri untuk mengetahui kebutuhan serta tantangan yang mereka hadapi dalam memanfaatkan internet di lingkungan madrasah.
“Harapannya, dengan akses internet yang baik, madrasah dan pesantren dapat memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kualitas pendidikan, memperluas wawasan, dan menciptakan generasi muda yang siap bersaing di era digital,” tuturnya.
Menkomdigi Meutya Hafid menekankan bahwa internet harus dimanfaatkan untuk kepentingan edukasi, bukan sekadar hiburan atau hal-hal yang merugikan. Ia berharap program ini dapat memberikan dampak positif yang nyata bagi masyarakat, khususnya di kalangan pelajar madrasah dan pesantren.
“Internet harus menjadi alat untuk belajar, bukan untuk judi online atau hiburan negatif lainnya. Kami ingin memastikan generasi muda Indonesia siap menghadapi masa depan dengan pemanfaatan teknologi yang tepat,”tambahnya. (MC Jatim/ida-mad/eyv)