KKP Dorong Perluasan Akses Pasar untuk Perikanan Skala Kecil di Pertemuan Regional Asia Pasifik

: Foto: Humas KKP


Oleh Isma, Kamis, 3 Oktober 2024 | 05:57 WIB - Redaktur: Untung S - 232


Jakarta, InfoPublik – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong perluasan akses pasar produk-produk perikanan yang dihasilkan oleh nelayan skala kecil dalam pertemuan regional Asia Pasifik yang berlangsung di Bali. Pertemuan ini diadakan oleh KKP bersama Food Agricultural Organization (FAO) dan Infofish, dengan fokus pada peningkatan akses pasar bagi produk perikanan tangkap dan budi daya.

Direktur Jenderal Perikanan Tangkap, Lotharia Latif, dalam sambutan pembukaannya menyatakan bahwa Indonesia adalah salah satu produsen perikanan tangkap dan budi daya terbesar di dunia, berkontribusi sebesar 7 persen terhadap total produksi perikanan global.

“Sebanyak 90 persen nelayan perikanan tangkap di Indonesia adalah nelayan skala kecil, dan kepentingan mereka menjadi prioritas yang kami perjuangkan dalam pertemuan regional ini,” ungkap Latif dalam lokakarya yang diselenggarakan di Bali, Selasa (1/10/2024).

Latif menegaskan bahwa Indonesia memiliki potensi besar di sektor kelautan dan perikanan. Oleh karena itu, melalui pertemuan ini, diharapkan kebijakan perdagangan yang melibatkan perikanan skala kecil bisa lebih diakui dan diperhitungkan di tingkat internasional.

“Saya mengajak negara-negara di kawasan Asia Pasifik untuk memperkuat kebijakan dalam forum internasional, mengingat karakteristik, tantangan, dan peluang yang serupa dalam sektor perikanan di kawasan kita,” tambah Latif.

Kepala Perwakilan FAO untuk Indonesia dan Timor Leste, Rajendra Aryal Kumar, mengapresiasi KKP dan dukungan Infofish atas kolaborasi dalam penyelenggaraan lokakarya ini. Dia juga menekankan bahwa perikanan skala kecil tidak hanya berkaitan dengan bisnis, tetapi juga berhubungan erat dengan mata pencaharian, pemberdayaan masyarakat, dan pengelolaan perikanan yang berkelanjutan.

“Pertemuan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam menyusun rekomendasi untuk pengelolaan perikanan berkelanjutan secara global,” ujar Rajendra.

Lokakarya bertema Opportunities and Challenges in Economic and Post-Harvest Issues Related to Market Access for Fisheries and Aquaculture Products ini merupakan tindak lanjut dari FAO Regional Workshop yang diadakan pada Oktober 2023. Tujuan utama pertemuan ini adalah untuk menumbuhkan pemahaman bersama dan membahas tantangan serta peluang dalam meningkatkan akses pasar bagi produk perikanan.

Pertemuan yang berlangsung hingga 3 Oktober 2024 ini dihadiri oleh perwakilan negara-negara anggota FAO di kawasan Asia Pasifik. Setiap negara memaparkan strategi dalam memperkuat sektor kelautan dan perikanan, khususnya terkait perjanjian perdagangan produk perikanan berkelanjutan.

Diskusi dalam lokakarya ini juga mencakup tantangan pasca-panen dan perdagangan produk perikanan, serta langkah-langkah untuk meningkatkan akses pasar.

Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, terus memperjuangkan perikanan skala kecil dalam berbagai pertemuan internasional, menekankan pentingnya sektor ini sebagai penopang ketahanan pangan di Indonesia.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Isma
  • Minggu, 29 September 2024 | 08:04 WIB
KKP Raih Penghargaan atas Prestasi Penegakan Hukum
  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Rabu, 25 September 2024 | 16:26 WIB
KKP Amankan Lima Kapal Asing Pencuri Ikan Indonesia di Samudera Pasifik dan Selat Malaka
  • Oleh Isma
  • Senin, 23 September 2024 | 10:10 WIB
Budi Daya Salak di Bali Jadi Warisan Pertanian Dunia
  • Oleh Isma
  • Kamis, 19 September 2024 | 20:53 WIB
Genjot Ekspor Perikanan, Inonesia Bidik Pasar Rusia
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Kamis, 19 September 2024 | 00:15 WIB
Pemerintah Perjuangkan Ekspor Udang Beku ke Amerika Serikat