- Oleh Eko Budiono
- Jumat, 7 Februari 2025 | 17:42 WIB
: Danish Abdillah Alfaqih (13 tahun) saat berlatih berkuda dan memanah di Wadala Stable, Suwawa, Gorontalo. Ia peraih peringkat 3 Tower 60 pada Gauchoux Open Kids European Championship di Prancis pada 21-24 Agustus 2024.
Oleh MC PROV GORONTALO, Jumat, 4 April 2025 | 16:50 WIB - Redaktur: Eko Budiono - 179
Bone Bolango, InfoPublik - Bocah mungil melesat mengendarai seekor kuda pacu mengitari lintasan berbentuk bidang persegi, kedua tangannya bahkan tidak memegang tali kekang, ia hanya fokus memegang busur dan anak panah sambil mengincar sasaran di tengah lapang.
Ia tidak menghiraukan gerimis dan udara dingin menjelang matahari terbenam, ia terus memacu kudanya keliling lapangan sambil mengincar sasaran dengan anak panahnya.
Dalam satu lintasan lurus ia melesatkan 3 anak panah di sisi kirinya, satu lesatan anak panah ia tembakkan sambil memutar punggungnya ke arah belakang karena kudanya sudah melewati sasaran.
Setelah anak panahnya habis, teman sebayanya mengambil yang menancam di papan sasaran dan menyerahkannya. Ia kembali memacu kudanya mengeliling lintasan sambil melesatkan anak panahnya kembali, dilakukan berulang sebelum adik perempuannya menggantikannya.
Bocah ini adalah Danish Abdillah Alfaqih yang baru berumur 13 tahun, ia berkacamata, memakai sepatu dan helm khusus berkuda.
“Saya memang suka berkuda, saya berlatih terus sejak pertengahan puasa,” kata Danish saat berlatih di Wadala Stable Suwawa Kabupaten Bone Bolango, Jumat (4/4/2025).
Usai Danish berlatih, kuda diserahkan kepada gadis mungil bermata sipit, namanya Dafinah Aliyah Nurabidah yang baru berumur 11 tahun. Dafinah adalah adik Danish, ia mengenakan jilbab, Sepatu berkuda dan helm. Saat akan menaiki kuda Dafinah harus dibantu kakaknya, karena kuda ini terlalu tinggi untuk dia naiki sendiri.
Awalnya Dafinah memacu kudanya perlahan, namun tidak berapa lama ia melarikan kudanya denagn cepat. Ayunan langkah kaki kuda terlihat menjangkau lebih lebar, menerobos rerumputan basah di tanah lapang ini.
Ia tak hiraukan gerimis membasahi tubuhnya, ia tetap fokus untuk memacu kudanya mengitari lapangan ini.
Sama seperti kakaknya, Dafinah pun berlatih memanah dari atas kuda, ia lesatkan anak panahnya, sebagian menancap di papan sasaran, sebagian tidak mengenai. Tapi ia terus melaju dengan kudanya meskipun anak panahnya telah habis. Ia menyudahi sesi latihan ini sesaat sebelum azan magrib berkumandang.
Kedua kakak beradik ini pun kemudian membawa sang kuda ke sisi lain tempat ini untuk dibersihkan.
“Kalau saya kadang suka berkuda, kadang tidak,” ujar Dafinah singkat usai berlatih, ia segera membersihkan diri.
Danish dan Dafinah memulai latihan intensif ini sejak 18 Maret 2025 lalu, keduanya akan bertanding di Aidulfitri Friendly Match, Wening Academy and Arba Academy pada 6-7 April 2025 di Arba Equine Archery Park, Selangor, Malaysia.
Bagi keduanya kemampuan olah raga berkuda ia dapatkan di Gorontalo, sejak awal belajar naik kuda dan memanah dilakukan di Wadala Stable Gorontalo, mereka mendapat bimbingan dua orang pelatih Pordasi, Husein Alamri dan Jane Fiedella.
Prestasi Danish terus melaju, ia menorehkan prestasi dengan menduduki peringkat 3 Tower 60 pada Gauchoux Open Kids European Championship di Prancis pada 21-24 Agustus 2024.
Kedua orang tua bocil ini, Bambang Mulyadi dan Mariana Wijayanti terus mendorong bakat anak-anaknya, memfasilitasi untuk mendapatkan pelatihan yang terbaik untuk membawa nama Gorontalo dan Indonesia. (mcgorontaloprov)