- Oleh Jhon Rico
- Rabu, 4 Desember 2024 | 22:49 WIB
: Peserta Simulasi Penanggulangan Bencana Erupsi Gunung Api Gamalama Tahun 2024. (Foto:BNPB)
Oleh MC KOTA TIDORE, Rabu, 4 Desember 2024 | 12:30 WIB - Redaktur: Inda Susanti - 70
Ternate, InfoPublik – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengadakan Simulasi Penanggulangan Bencana Erupsi Gunung Api Gamalama Tahun 2024 di Emerald Hotel Ternate, Maluku Utara, Selasa (3/12/2024).
Simulasi ini melibatkan 30 peserta dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) tingkat provinsi dan Kota Ternate, Palang Merah Indonesia (PMI), pelaku usaha, hingga perwakilan disabilitas.
Perwakilan Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) BNPB, Ario Akbar Lomban, menjelaskan bahwa simulasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan seluruh elemen masyarakat, termasuk kelompok disabilitas.
“Mereka (disabilitas, red) juga menjadi perhatian. Kita ingin memastikan mereka siap menghadapi kondisi-kondisi yang tidak diinginkan, termasuk siapa yang akan mendampingi mereka,” ungkap Ario.
Selain itu, kegiatan ini dirancang untuk menghasilkan Standard Operating Procedure (SOP) bersama yang dirumuskan oleh peserta dari berbagai instansi, sekaligus membentuk posko komando sebagai langkah kesiapan menghadapi bencana.
Asisten II Bidang Perekonomian dan Administrasi Pembangunan, Sri Haryati Hatari, dalam sambutannya, menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap bencana. Menurut dia, posisi Indonesia, khususnya Maluku Utara, di kawasan rawan bencana menuntut kesiapsiagaan yang tinggi.
“Maluku Utara rawan bencana karena berada di atas lempeng tektonik yang aktif. Oleh karena itu, kita harus selalu waspada dan berhati-hati,” ujar Sri.
Sri juga mengingatkan bahwa perencanaan pembangunan harus berbasis kebencanaan sebagai langkah mitigasi.
“BNPB dan BPBD rutin mengadakan simulasi dan penyuluhan bencana. Saya selalu mengingatkan bahwa karena kita tinggal di wilayah rawan bencana, perencanaan pembangunan harus berbasis kebencanaan,” katanya.
Simulasi ini menjadi bagian dari upaya nasional dalam membangun kesiapan masyarakat menghadapi bencana alam. Keterlibatan berbagai pihak, termasuk OPD, PMI, pelaku usaha, dan kelompok disabilitas, menunjukkan pentingnya kolaborasi untuk menciptakan sistem mitigasi yang tangguh.
Dengan adanya SOP bersama dan posko komando, BNPB berharap semua elemen masyarakat dapat lebih siap menghadapi potensi bencana, terutama erupsi Gunung Gamalama yang menjadi salah satu ancaman di Maluku Utara. (MC Tidore)