- Oleh Pasha Yudha Ernowo
- Selasa, 7 Januari 2025 | 21:29 WIB
: Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi saat peluncuran program Makan Bergizi Gratis (MBG)/Foto: Kementerian Koperasi
Oleh Putri, Senin, 6 Januari 2025 | 18:40 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 176
Jakarta, InfoPublik - Kementerian Koperasi dan UKM terus mendorong koperasi di seluruh Indonesia untuk menjadi penggerak utama dalam pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Program ini diharapkan dapat memperkuat peran koperasi sebagai badan usaha rakyat sekaligus mendukung perekonomian lokal.
Menteri Koperasi dan UKM, Budi Arie Setiadi, mengungkapkan bahwa koperasi memiliki potensi besar untuk berkontribusi dalam program ini. “Saat ini terdapat 1.336 unit koperasi di Indonesia yang telah diarahkan untuk terlibat dalam program MBG,” ujarnya saat peluncuran perdana program tersebut di SD Angkasa 5 Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (6/1/2025).
Beberapa koperasi bahkan telah menjalani uji coba dan menunjukkan kesiapan mereka sebagai mitra strategis dalam menjalankan program MBG. Langkah ini mencakup pendampingan intensif dan penyesuaian standar operasional dapur mereka agar sesuai dengan aturan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Nantinya, koperasi akan berperan sebagai pengelola Satuan Pelayanan Penyediaan Gizi (SPPG) dengan standar mutu yang ketat.
Menteri Budi Arie menjelaskan bahwa koperasi akan menjalankan berbagai peran penting dalam program MBG. “Peran koperasi di antaranya adalah mendukung petani, nelayan, dan peternak lokal sebagai penyedia bahan pangan bergizi, mengelola Satuan Pelayanan Penyediaan Gizi (SPPG), dan memastikan distribusi logistik berjalan lancar,” katanya.
Dengan melibatkan koperasi, pemerintah ingin memastikan bahan pangan bergizi yang digunakan dalam program ini sepenuhnya berasal dari produk lokal. “Semua bahan baku akan menggunakan produk dalam negeri. Tidak ada impor. Ini untuk memastikan perputaran ekonomi masyarakat dan menciptakan multiplier effect yang besar,” tegas Budi Arie.
Budi Arie juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan berbagai pihak dalam implementasi program MBG. Ia berharap sinergi lintas sektor dapat memastikan distribusi dan manajemen program berjalan efektif hingga ke penerima manfaat di seluruh Indonesia.
“Koperasi akan menjadi pemasok bahan baku sekaligus pengelola distribusi. Dengan melibatkan ekonomi lokal, petani dan nelayan akan lebih bersemangat karena ada kepastian pasar melalui offtaker seperti Badan Gizi Nasional (BGN),” tambahnya.
Program MBG tidak hanya bertujuan meningkatkan gizi masyarakat, tetapi juga menggerakkan roda ekonomi bawah yang melibatkan petani, peternak, dan pelaku usaha lokal. “Ini akan memberikan dampak besar bagi masyarakat karena ekonomi yang bergerak adalah ekonomi rakyat,” pungkas Budi Arie.