- Oleh MC PROV KALIMANTAN BARAT
- Selasa, 5 November 2024 | 12:14 WIB
: Menteri PPPA Arifah Fauzi (baju dan kerudung krem) dalam kegiatan Dukungan Psikososial “Cerdas Berinternet” bagi anak di Cengkareng, Jakarta Barat. Foto : Kemen PPPA
Oleh Dian Thenniarti, Minggu, 3 November 2024 | 10:32 WIB - Redaktur: Untung S - 179
Jakarta, InfoPublik – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi, mengadakan kegiatan dukungan psikososial bertajuk "Cerdas Berinternet" untuk anak-anak, bertujuan memberikan edukasi tentang deteksi dini dan perlindungan diri di dunia digital.
Melalui psikoedukasi itu, anak-anak diajak untuk mengenali situasi berisiko di dunia maya serta dilatih untuk menjadi pengguna internet yang bijak dan aman.
Dalam kegiatan ini, anak-anak juga menjalani proses pemetaan kerentanan melalui screening adiksi internet. Upaya ini dilakukan untuk mengidentifikasi potensi ketergantungan internet dan menyusun langkah tindak lanjut bagi mereka yang membutuhkan intervensi lebih lanjut.
"Kita akan belajar bersama menjadi pengguna internet yang cerdas dan bijak. Selain itu, kita akan berdiskusi tentang situasi berbahaya yang dapat kita hadapi di dunia daring dan bagaimana cara agar terhindar dari ancaman tersebut," ujar Menteri Arifah Fauzi, sebagaimana dikutip oleh InfoPublik, Minggu (3/11/2024).
Menteri Arifah menambahkan bahwa internet dan media sosial telah menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari, termasuk bagi anak-anak. Jika digunakan secara bijaksana, internet dapat memberikan banyak manfaat positif.
"Kalian memiliki potensi untuk menjadi generasi cerdas digital. Manfaatkan internet ini untuk hal-hal positif yang bisa meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kalian," ucapnya.
Menteri PPPA juga menekankan pentingnya bagi anak-anak untuk cermat sebelum menyebarkan informasi. "Pastikan mereka memahami sumber informasi dan selalu memeriksa kebenaran sebelum membagikan berita atau informasi kepada orang lain," tambahnya.
Program "Cerdas Berinternet" diharapkan dapat menjadi contoh dan diimplementasikan lebih luas di berbagai daerah. "Saya berharap para kepala daerah memberikan perhatian khusus pada isu perlindungan anak di era digital ini," ujar Menteri Arifah.
Di kesempatan yang sama, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Teguh Setyabudi, turut menyampaikan pentingnya menjaga anak dari risiko dunia digital. Teknologi digital, menurutnya, menawarkan manfaat besar, tetapi juga membawa tantangan dalam isu perlindungan anak, seperti kekerasan berbasis gender online (KBGO), judi online, peretasan data, dan kecanduan gadget.
"Pada 2024, tercatat ada 27 kasus KBGO yang melibatkan anak-anak. Fenomena ini bisa menjadi puncak gunung es, karena kasus yang dilaporkan mungkin hanya sebagian kecil dari kejadian yang sebenarnya. Ini menunjukkan pentingnya peran kita bersama untuk melindungi anak-anak," ungkap Teguh.
Ia menekankan pentingnya sinergi antara guru di sekolah, orang tua, dan pemerintah dalam memastikan hak dan perlindungan anak terpenuhi. "Kerjasama yang solid ini akan membantu menciptakan lingkungan digital yang aman dan mendukung perkembangan anak secara sehat," tutup Teguh.