Profesor Riset BRIN Baru Dikukuhkan, Jadi Inspirator dan Teladan Periset

: Wakil Kepala BRIN, Amarulla Octavian saat memberikan sambutan saat sidang majelis terbuka pengukuhan profesor riset BRIN pada Rabu (17/7/2024)/ foto: BRIN


Oleh Mukhammad Maulana Fajri, Rabu, 17 Juli 2024 | 17:16 WIB - Redaktur: Untung S - 251


Jakarta, InfoPublik – Empat profesor riset Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang baru saja dikukuhkan akan menjadi inspirator dan teladan bagi para periset lainnya untuk meningkatkan kualitas riset dan inovasi di Indonesia.

Hal itu disampaikan oleh Wakil Kepala BRIN, Amarulla Octavian, saat Sidang Terbuka Majelis Pengukuhan Profesor Riset BRIN pada Rabu (17/7/2024) di Auditorium Sumitro Djojohadikusumo, Gedung B.J. Habibie, Lantai 3, Jl. M.H. Thamrin No. 8, Jakarta Pusat.

Empat profesor riset yang baru dikukuhkan tersebut adalah Heny Herawati dengan kepakaran Teknologi Pascapanen, Muhammad Rifai dengan kepakaran Logam dan Paduan, A’an Johan Wahyudi dengan kepakaran Biogeokimia Laut, dan Didi Rosiyadi dengan kepakaran Keamanan Siber.

“Gelar profesor riset mencerminkan prestasi akademik dan profesional yang tinggi, serta komitmen yang mendalam terhadap penelitian dan inovasi, khususnya di Badan Riset dan Inovasi Nasional. Gelar ini juga memiliki tanggung jawab besar sebagai teladan dan inspirator bagi periset lainnya,” ujar Amarulla Octavian.

Amarulla menyampaikan bahwa gelar profesor riset yang berhasil dicapai tersebut menandakan bahwa para periset itu telah cakap dan berhasil secara profesional menghasilkan bukti nyata serta memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kepakaran ilmu yang dimilikinya.

“Profesor riset adalah gelar yang dicapai oleh seorang periset atas kecakapan profesionalisme dan telah terbukti nyata memberikan kontribusi yang signifikan dalam bidang keilmuan sesuai dengan kepakaran yang ditekuninya, serta memiliki pengaruh yang substansial dalam pengembangan riset dan inovasi,” ujarnya.

Ia juga mengatakan bahwa para profesor riset nantinya harus bisa menjawab tantangan dalam dunia riset sesuai dengan kepakarannya masing-masing. Selain itu, profesor riset harus lebih aktif menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak serta memberikan ilmu dan dedikasi yang didapatkan kepada para generasi muda calon penerus bangsa.

“Tantangan dalam dunia riset semakin besar, seorang profesor riset selalu dihadapkan pada capaian riset yang berkualitas, menjadi pemimpin yang mengemban peran manajerial di lingkungan riset, dan membimbing kader ilmiah, bukan hanya periset muda, tapi juga mahasiswa yang kelak akan menjadi bibit-bibit unggul periset di Indonesia, serta berkolaborasi secara aktif dengan mitra nasional dan global,” kata Amarulla.

Profesor riset, Heny Herawati, dengan kepakaran Teknologi Pascapanen, menyampaikan peran penting teknologi formulasi-ekstrusi. Teknologi ini mampu mengolah bahan baku lokal menjadi produk pangan dan non-pangan untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing agroindustri.

Profesor riset, Muhammad Rifai, dengan kepakaran Logam dan Paduan, berinovasi mengintegrasikan teknik hamburan neutron dan sinar-X synchrotron dalam mengembangkan logam nanostruktur. Teknik hamburan neutron, yang dimungkinkan oleh penggunaan reaktor nuklir, menyediakan metode non-destruktif yang sangat efektif untuk memeriksa struktur dalam material.

Profesor riset, A’an Johan Wahyudi, dengan kepakaran Biogeokimia Laut, menekankan pentingnya pemantauan variabilitas karbon untuk mendukung pembangunan ekonomi biru yang berkelanjutan. Riset tersebut menekankan perlunya pendekatan komprehensif yang melibatkan observasi in-situ, pemanfaatan data model dan produk satelit, serta pemantauan yang terencana dan berkelanjutan.

Profesor riset, Didi Rosiyadi, dengan kepakaran Keamanan Siber, berfokus pada riset terkait digital watermarking sebagai alternatif pemecahan masalah terhadap tindakan kriminal di dunia siber untuk data penting atau krusial, seperti pada institusi pemerintahan, kesehatan, perbankan, kepolisian, militer, kependudukan, dan institusi lainnya.

Dengan pengukuhan ini, diharapkan para profesor riset baru dapat membawa angin segar dalam dunia riset dan inovasi di Indonesia, serta menjadi panutan bagi generasi muda dalam mengembangkan keilmuan dan teknologi.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Rabu, 4 September 2024 | 14:15 WIB
BRIN Imbau Pentingnya Perlindungan Kekayaan Intelektual untuk Cegah Biopiracy
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Selasa, 3 September 2024 | 15:14 WIB
BRIN Tegaskan Komitmen Cegah Wabah Mpox di Indonesia melalui Riset Terintegrasi
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Senin, 2 September 2024 | 16:01 WIB
BRIN Perkenalkan Sistem TRIGRS untuk Mitigasi Risiko Tanah Longsor di Jawa Barat
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Senin, 2 September 2024 | 15:58 WIB
BRIN Paparkan Strategi Adaptasi dan Mitigasi Hadapi Megathrust di Indonesia
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Senin, 2 September 2024 | 14:53 WIB
BRIN Raih Penghargaan Tertinggi Eka Acalapati di JDIHN Awards 2023
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Jumat, 30 Agustus 2024 | 17:01 WIB
Perjanjian Dagang Indonesia-Korea Perkuat Ekonomi dan Hubungan Diplomatik
  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Jumat, 30 Agustus 2024 | 11:14 WIB
Kementerian PANRB Gelar Survei dan Evaluasi Budaya Kerja ASN 2024