- Oleh MC KAB BARITO KUALA
- Minggu, 3 November 2024 | 02:42 WIB
: Sistem informasi TRIGRS untuk mengurangi risiko bencana tanah longsor/ foto: humas BRIN
Oleh Mukhammad Maulana Fajri, Senin, 2 September 2024 | 16:01 WIB - Redaktur: Untung S - 325
Jakarta, InfoPublik – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memperkenalkan sistem informasi canggih bernama TRIGRS, yang dirancang untuk mengurangi risiko bencana tanah longsor di berbagai wilayah Indonesia. Pengenalan itu dilakukan oleh Kepala Pusat Riset Kebencanaan Geologi (PRKG) BRIN, Adrin Tohari, dalam acara Sosialisasi dan Pelatihan Pemodelan Pemetaan Kerentanan Gerakan Tanah Menggunakan TRIGRSMap kepada Pemerintah Daerah Lembang, Jawa Barat, serta instansi terkait seperti BPBD dan Dinas PU.
Menurut keterangan tertulis di situs resmi BRIN pada Senin (2/9/2024), sosialisasi itu bertujuan untuk mendiseminasikan hasil riset dan inovasi yang telah dikembangkan oleh para peneliti BRIN kepada stakeholder di daerah, guna mendukung upaya pengurangan risiko bencana tanah longsor.
“Kegiatan itu merupakan upaya kami untuk mendiseminasikan hasil riset dan inovasi kepada para stakeholder yang terlibat dalam upaya pengurangan risiko bencana tanah longsor,” ujar Adrin Tohari dalam acara sosialisasi dan pelatihan yang diadakan pada Kamis (29/8/2024).
Adrin juga menyampaikan bahwa BRIN tidak hanya fokus pada sosialisasi, tetapi juga memberikan pelatihan untuk menciptakan peta kerentanan bahaya di suatu daerah. Pelatihan ini bertujuan untuk membekali pemerintah daerah dan instansi terkait dengan pengetahuan tentang cara membuat peta dinamis yang dapat membantu mengurangi risiko bencana.
Peneliti Ahli Muda Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN, Khori Sugianti, menjelaskan bahwa sistem informasi TRIGRS merupakan pengembangan dari software yang awalnya dikembangkan oleh USGS, yang kemudian disempurnakan melalui kolaborasi dengan Pusat Riset Geoinformatika dan Pusat Riset Sains Data dan Informasi BRIN.
“TRIGRS adalah aplikasi yang mampu menganalisis parameter yang memengaruhi kestabilan lereng, sehingga dapat digunakan untuk memetakan kerentanan tanah di suatu daerah,” jelas Khori.
Penelitian yang menggunakan TRIGRS bertujuan untuk memahami bagaimana kenaikan curah hujan memengaruhi kestabilan lereng. TRIGRSMap diperkenalkan kepada pemerintah daerah dan instansi terkait sebagai alat mitigasi yang efektif dalam mengurangi risiko tanah longsor.
Pelaksana Tugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Barat, Anne Hermadianne Adnan, menambahkan bahwa Jawa Barat merupakan salah satu daerah dengan potensi bencana yang tinggi di Indonesia. Ia berharap bahwa kolaborasi dengan BRIN dan penggunaan sistem TRIGRS dapat menjadi langkah mitigasi yang efektif untuk mengurangi risiko tanah longsor di wilayah tersebut.