- Oleh Wandi
- Jumat, 1 November 2024 | 19:54 WIB
: Ilustrasi gejala terpapar virus Mpox/ foto: Kementerian Kesehatan
Oleh Mukhammad Maulana Fajri, Selasa, 3 September 2024 | 15:14 WIB - Redaktur: Untung S - 292
Jakarta, InfoPublik – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menegaskan komitmennya untuk terus melaksanakan tugas dan tanggung jawab dalam upaya pencegahan wabah atau kejadian luar biasa (KLB) Monkeypox (Mpox) di Indonesia. Melalui penelitian mendalam dan diskusi dengan para ahli lintas disiplin ilmu, BRIN berupaya turut mengatasi ancaman kesehatan itu.
Menurut BRIN, Monkeypox (Mpox) memiliki beberapa clade, yaitu clade Ia, clade lb, dan clade Ilb, yang masing-masing mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit. Clade Ia sering dikaitkan dengan kasus berat pada anak-anak dan orang dewasa, sementara clade lb dan Ilb terutama menyebar melalui kontak seksual.
Kepala Organisasi Riset Kesehatan (ORK) BRIN, Ni Luh Putu Indi Dharmayanti, menekankan pentingnya penelitian lanjutan terkait epidemiologi, transmisi, serta pengembangan vaksin dan terapi baru untuk mengendalikan penyebaran Mpox di Indonesia. "BRIN memiliki tanggung jawab besar dalam upaya pencegahan wabah/KLB di Indonesia. Melalui webinar ini, kami berharap dapat memberikan informasi terkini mengenai perkembangan Mpox sekaligus mendorong kolaborasi dengan instansi terkait," ujar Indi dalam siaran pers BRIN yang diterima InfoPublik, Selasa (3/9/2024).
Sementara itu, Kepala Pusat Riset Kedokteran Preklinis dan Klinis BRIN, Harimat Hendrawan, menjelaskan bahwa hingga saat ini belum ditemukan kasus Mpox pada hewan di Indonesia berdasarkan hasil Penilaian Risiko Bersama (Joint Risk Assessment). Namun, potensi penularan balik (spill back) dan pembentukan reservoir hewan baru tetap menjadi kekhawatiran, mengingat banyak masyarakat yang hidup berdampingan dengan hewan peliharaan.
"Pengetahuan tentang perkembangan terbaru Mpox sangat penting untuk mitigasi risiko dan identifikasi metode penularan baru. Langkah-langkah pencegahan, seperti vaksinasi cacar, penggunaan alat pelindung diri, dan penghindaran kontak dengan hewan terinfeksi, harus ditingkatkan," tambah Hendrawan.
Lebih lanjut, Hendrawan menekankan pentingnya disiplin protokol kesehatan untuk mencegah penularan, terutama dengan varian Clade Ib yang ditemukan di luar Afrika, yang menunjukkan keparahan dan kecepatan penularan yang lebih tinggi, termasuk risiko terhadap anak-anak.
Sebagai langkah antisipasi, pemerintah bergerak cepat dengan memperketat pemeriksaan kesehatan di pintu masuk negara dan mengaktifkan kembali pelacakan mobilitas pelaku perjalanan melalui aplikasi SATUSEHAT Health Pass. Langkah itu diambil untuk mencegah peningkatan kasus Mpox di Indonesia.