Festival Sego Takir: Merawat Tradisi, Menyatukan Semangat Gotong Royong Lumajang

: Pendopo Arya Wiraraja menjadi saksi kemeriahan Festival Sego Takir yang menutup rangkaian peringatan Hari Jadi Lumajang ke-769 pada Senin (30/12/2024). Sebuah perayaan yang bukan hanya menampilkan keindahan budaya, tetapi juga memperkuat jati diri masyarakat Lumajang dalam semangat gotong royong dan rasa syukur.


Oleh MC KAB LUMAJANG, Kamis, 2 Januari 2025 | 15:07 WIB - Redaktur: Elvira - 5K


Lumajang, InfoPublik - Pendopo Arya Wiraraja menjadi saksi kemeriahan Festival Sego Takir yang menutup rangkaian peringatan Hari Jadi Lumajang ke-769 pada Senin (30/12/2024). Sebuah perayaan yang bukan hanya menampilkan keindahan budaya, tetapi juga memperkuat jati diri masyarakat Lumajang dalam semangat gotong royong dan rasa syukur.

“Sego Takir adalah simbol kebersamaan, kesederhanaan, dan rasa syukur yang telah menjadi bagian dari identitas masyarakat Lumajang. Semangat ini harus terus kita pelihara untuk membangun Kabupaten Lumajang yang lebih bermartabat dan berdaya saing,” ujar Pj. Bupati Lumajang, Indah Wahyuni (Bunda Yuyun), saat membuka acara.

Makna Filosofis di Balik Sego Takir
“Sego Takir” berasal dari jargon Kelurahan Ditotrunan, yang berarti Semangat Gotong Royong Nata lan Mikir (menata dan berpikir bersama). Hidangan ini disajikan dalam wadah tradisional berbahan daun pisang, menggambarkan kesederhanaan, kebersahajaan, dan harmoni dengan alam. Tema tahun ini, Festival Sego Takir Sabdo Roso, mengingatkan pada pentingnya tindakan yang dilandasi ketulusan hati dan komitmen untuk kebersamaan.

Bunda Yuyun menekankan bahwa acara ini bukan sekadar tradisi, tetapi juga pesan moral untuk terus mempererat silaturahmi, menjaga harmoni, dan membangun kebersamaan demi Lumajang yang aman dan sejahtera.

Menghadirkan Sejarah dan Kebersamaan
Acara ini menjadi istimewa dengan kehadiran para lurah yang pernah memimpin Kelurahan Ditotrunan serta sejumlah tokoh penting seperti KH. As’at Malik, Bupati Lumajang periode 2015-2018, dan Indah Amperawati, Wakil Bupati Lumajang periode 2018-2023. Kehadiran mereka menjadi simbol penghormatan terhadap sejarah dan kontribusi para pemimpin dalam perjalanan Lumajang.

Kembul Bujono dan Kilauan 1000 Kembang Api
Rangkaian acara ditutup dengan kembul bujono—tradisi makan bersama—dimana 1000 porsi Sego Takir disajikan oleh warga Kelurahan Ditotrunan. Sambil menikmati hidangan, masyarakat disuguhkan pertunjukan spektakuler 1000 kembang api yang menghiasi langit malam, menciptakan suasana hangat dan penuh syukur untuk menyambut tahun baru.

Festival Sego Takir bukan hanya tentang perayaan, tetapi juga tentang merawat tradisi dan menyatukan masyarakat. Dalam semangat gotong royong, acara ini menjadi pengingat bahwa kebersamaan adalah kunci membangun Lumajang yang lebih baik, lebih harmonis, dan lebih bermartabat. (MC Kab. Lumajang/Ydc/An-m)

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC KAB LUMAJANG
  • Sabtu, 4 Januari 2025 | 11:33 WIB
Cegah Penyebaran PMK, DKPP Lumajang Intensifkan Vaksinasi dan Edukasi Peternak
  • Oleh MC KAB LUMAJANG
  • Sabtu, 4 Januari 2025 | 11:32 WIB
Gerak Cepat Tangani Longsor di Piket Nol KM 55, Jalur Kembali Lancar
  • Oleh MC KAB LUMAJANG
  • Kamis, 2 Januari 2025 | 15:05 WIB
Juara 2 Nasional, Sofyan Efendi Banggakan Lumajang di Lomba Cipta Lagu Anak