- Oleh Pasha Yudha Ernowo
- Kamis, 20 Februari 2025 | 20:39 WIB
: Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, menyambut dengan bangga kepulangan delegasi film Indonesia yang sukses berpartisipasi dalam International Film Festival Rotterdam (IFFR) 2025 (Foto: Dok Kemenbud)
Oleh Pasha Yudha Ernowo, Jumat, 21 Februari 2025 | 18:43 WIB - Redaktur: Untung S - 75
Jakarta, InfoPublik – Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, menyambut dengan bangga kepulangan delegasi film Indonesia yang sukses berpartisipasi dalam International Film Festival Rotterdam (IFFR) 2025, yang digelar pada 30 Januari hingga 9 Februari 2025 di Rotterdam, Belanda.
Fadli Zon mengungkapkan rasa apresiasi terhadap para sineas Indonesia yang telah berhasil membawa sinema nasional ke panggung internasional. “Keberhasilan para sineas Indonesia di IFFR 2025 menjadi kebanggaan bagi perfilman Indonesia dan semakin menunjukkan bahwa karya-karya sinema kita mendapat pengakuan dunia,” ujar Fadli Zon, Jumat (21/2/2025).
Ia juga menegaskan pentingnya dukungan terus-menerus bagi partisipasi Indonesia di festival-film internasional.
Keikutsertaan Indonesia di IFFR 2025 mendapat dukungan penuh dari Direktorat Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan (PPPK) Kementerian Kebudayaan. Beberapa film yang mendapatkan pengakuan di festival bergengsi ini antara lain Four Seasons in Java karya sutradara Kamila Andini yang berhasil meraih VIPO Award, serta film-film seperti Midnight in Bali (sutradara: Razka Robby Ertanto), Gowok Kamasutra Jawa (sutradara: Hanung Bramantyo), dan Whispers in the Dabbas (sutradara: Garin Nugroho).
Selain itu, film Bachtiar yang diproduksi oleh Forum Lenteng dan Milisifilm Collective juga terpilih dalam Cinema Regained Program. Penghargaan VIPO Award untuk Four Seasons in Java menjadi pencapaian luar biasa yang mengukuhkan kualitas tinggi sinema Indonesia di tingkat internasional.
Menteri Fadli Zon menegaskan bahwa partisipasi Indonesia di festival internasional seperti IFFR sangat penting untuk memperkuat ekosistem perfilman nasional. "Kementerian Kebudayaan akan terus mendukung sineas Indonesia berkompetisi di festival film dunia. Partisipasi mereka membuka peluang besar untuk kolaborasi, distribusi, dan memperkenalkan keberagaman sinema Indonesia ke pasar global," ujar Fadli Zon.
Aktor dan produser Reza Rahadian, yang juga menjadi salah satu delegasi Indonesia di IFFR 2025, mengapresiasi dukungan pemerintah terhadap partisipasi sineas Indonesia. "Saya sangat berterima kasih kepada Kementerian Kebudayaan yang telah memberikan fasilitas melalui travel grant dan dukungan lainnya. Keikutsertaan kami di festival internasional ini adalah langkah penting untuk membangun jejaring dan memperkenalkan Indonesia melalui film," ujar Reza.
Setelah sukses di IFFR, delegasi film Indonesia kembali berpartisipasi dalam Berlin International Film Festival (13-23 Februari 2025), di mana film-film pendek seperti Little Rebels Cinema Club (sutradara: Khozy Rizal) dan Sammi, Who Can’t Defend His Body (sutradara: Rein Maychelsen) turut dipersembahkan. Sutradara Khozy Rizal bahkan terpilih untuk mengikuti program Berlinale Talents, mempertegas peran sineas Indonesia di kancah perfilman global.
Tak hanya itu, Indonesia juga akan tampil di Hong Kong Film Mart (11-14 Maret 2025), dengan dukungan Kementerian Kebudayaan dan Telkom Metra Media Hub. Sebanyak 12 perusahaan film Indonesia akan memasarkan konten mereka di industri film internasional melalui Indonesian Pavilion yang disediakan di acara tersebut.
Fadli Zon mengajak semua pihak untuk bersinergi dalam memperkuat langkah strategis dan kolaboratif guna memajukan ekosistem perfilman Indonesia. “Kementerian Kebudayaan berkomitmen untuk memastikan sineas dan industri film nasional memiliki akses yang lebih luas di tingkat global,” ujarnya.
Dengan berbagai pencapaian ini, Indonesia semakin memperkuat posisinya di industri film dunia. Keberhasilan sineas Indonesia membuktikan bahwa karya-karya sinema Tanah Air mampu bersaing di kancah internasional, sekaligus memberikan kontribusi nyata bagi perkembangan perfilman global.