- Oleh Eko Budiono
- Jumat, 7 Maret 2025 | 04:57 WIB
: Menteri Agama Republik Indonesia, Nasaruddin Umar, mengisi tausiyah dalam acara peringatan Nuzulul Qur’an yang diselenggarakan di Kantor Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Jakarta, pada Jumat (14/3/2025)./Foto Istimewa/Humas Kemenag
Jakarta, InfoPublik – Menteri Agama Republik Indonesia, Nasaruddin Umar, mengisi tausiyah dalam acara peringatan Nuzulul Qur’an yang diselenggarakan di Kantor Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Jakarta, pada Jumat (14/3/2025). Dalam tausiyahnya, Menag menyoroti pentingnya mewaspadai berbagai bentuk gratifikasi yang bisa merusak integritas individu dan lembaga.
Acara yang dihadiri oleh Plt. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, serta jajaran pejabat dan pegawai BMKG ini menjadi momentum refleksi spiritual bagi seluruh peserta. Tausiyah dari Menteri Agama memberikan wawasan mendalam tentang bahaya gratifikasi yang tidak hanya berbentuk materi, tetapi juga bisa hadir dalam bentuk lain seperti gratifikasi seksual dan spiritual.
Dalam ceramahnya, Menag Nasaruddin Umar menegaskan bahwa gratifikasi tidak selalu berupa uang, emas, atau barang berharga. Ia menjelaskan bahwa ada dua bentuk gratifikasi lain yang perlu diwaspadai, yaitu gratifikasi seksual dan spiritual.
“Gratifikasi bisa hadir dalam bentuk spiritual, misalnya seseorang yang tampak alim namun memiliki niat buruk. Bisa juga hadir dalam bentuk seksual, misalnya pejabat yang menerima hiburan demi melancarkan proyek tertentu. Ini sangat berbahaya,” ujar Menag.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa gratifikasi seksual sering kali menjadi alat transaksi dalam berbagai proyek. “Ada gratifikasi seksual, dan jumlahnya banyak. Beberapa pejabat terkadang disuguhi berbagai hal untuk kepentingan tertentu. Mereka disuguhi perempuan nakal, misalnya agar mau membeli barang yang ditawarkan,” jelasnya.
Sementara itu, gratifikasi spiritual, menurut Menag, bisa berupa pemberian ilmu atau ajaran dengan niat yang tidak baik. Untuk menjelaskan hal ini, Menag mengisahkan cerita tentang Abi Hurairah RA yang ditugaskan menjaga Baitul Mal oleh Rasulullah saw.
Dalam kisah tersebut, Abi Hurairah menangkap seorang pencuri, tetapi ia melepaskannya setelah pencuri itu mengajarkan wirid Ayat Kursi. Ketika menceritakan kejadian tersebut kepada Rasulullah SAW, beliau mengungkapkan bahwa pencuri tersebut sebenarnya adalah iblis yang berusaha menipu, meskipun apa yang diajarkan tentang Ayat Kursi memang benar.
“Hati-hati terhadap gratifikasi spiritual. Iblis pun bisa memberikan hadiah berupa ilmu wirid. Kita harus selalu waspada,” pesan Menag.
Di akhir tausiyahnya, Menag mengajak seluruh hadirin untuk merenungkan makna husnul khatimah, tidak hanya dalam konteks kematian, tetapi juga dalam menyelesaikan tugas atau jabatan dengan bersih dan tanpa catatan gratifikasi.
“Husnul khatimah bukan hanya soal bagaimana kita meninggal, tetapi juga bagaimana kita mengakhiri setiap tugas dengan baik. Jangan sampai kita menutup amanah dengan noda gratifikasi,” tegasnya.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menyampaikan apresiasinya atas tausiyah yang diberikan oleh Menteri Agama. Ia menyebut bahwa tausiyah ini menjadi pengingat bagi seluruh pegawai BMKG untuk menjaga integritas dan menjauhi segala bentuk penyimpangan.
“Ini adalah suatu kehormatan besar bagi kami semua di BMKG. Kami sangat merindukan kesejukan bahasa-bahasa ilahi dari beliau. Seperti alat deteksi gempa dan cuaca yang perlu dikalibrasi agar tidak error, inilah saatnya kita melakukan kalibrasi jiwa dan rohani,” ujar Dwikorita.
Ia juga berharap bahwa tausiyah ini dapat menjadi motivasi bagi seluruh pegawai BMKG untuk terus berjuang di jalan Allah SWT serta memperkuat integritas dalam melaksanakan tugas dan amanah yang diberikan.
Acara peringatan Nuzulul Qur’an di BMKG ini berlangsung dengan penuh khidmat dan diakhiri dengan doa bersama. Para peserta yang hadir mengaku mendapat banyak pelajaran berharga dari tausiyah Menag, terutama dalam menjaga diri dari segala bentuk gratifikasi yang dapat merusak amanah dan tanggung jawab.