Kemenkes Luncurkan Suplemen Multivitamin untuk Ibu Hamil, Cegah Risiko BBLR dan Stunting

: Menkes Budi Gunadi Sadikin dalam acara peluncuran Multiple Mikronutrien Suplementasi (MMS) SMA Negeri 27 Bandung, Jawa Barat/Foto: Kemenkes


Oleh Putri, Sabtu, 19 Oktober 2024 | 06:36 WIB - Redaktur: Untung S - 72


Jakarta, InfoPublik - Masalah kekurangan gizi pada ibu hamil di Indonesia menjadi perhatian serius Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin dan para ahli gizi dunia. Untuk mengatasi masalah itu, Menkes berharap kebutuhan mikronutrien penting bagi ibu hamil dapat terpenuhi, guna mencegah berbagai masalah kehamilan seperti anemia, berat badan lahir rendah (BBLR), dan stunting.

Hal tersebut disampaikan Budi dalam acara peluncuran Multiple Mikronutrien Suplementasi (MMS) di SMA Negeri 27 Bandung, Jawa Barat, pada Kamis (17/10/2024). Program MMS ini diharapkan menjadi solusi penting dalam mengatasi masalah gizi ibu hamil di Indonesia.

"Penyakit yang menyerang ibu hamil dan anak-anak seringkali disebabkan oleh kekurangan gizi. Dari 4,9 juta ibu hamil di Indonesia, 27 persen di antaranya menderita anemia, dan itu sangat tinggi," kata Budi melalui keterangan resminya, Jumat (18/10/2024).

Kementerian Kesehatan, bekerja sama dengan lembaga kesehatan dunia seperti WHO dan UNICEF, merekomendasikan penggunaan suplemen MMS untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ibu hamil. MMS merupakan suplemen yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ibu hamil, dengan kandungan gizi yang dapat mengurangi risiko terkait kehamilan.

Budi juga menyarankan agar ibu hamil mengonsumsi MMS selama enam bulan masa kehamilan untuk mengurangi risiko BBLR dan stunting pada bayi yang dilahirkan.

"Jika ingin anak sehat dan pintar, konsumsilah MMS sebanyak 180 tablet selama 180 hari atau enam bulan berturut-turut selama kehamilan. InsyaAllah, anak akan lahir sehat dan cerdas," ujarnya.

Maria Endang Sumiwi, Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes, menjelaskan bahwa setiap tablet MMS mengandung 10 vitamin dan lima mineral penting yang dibutuhkan ibu hamil, termasuk vitamin A, D, E, C, B1, B2, niasin, B6, B12, asam folat, serta mineral seperti zat besi, zinc, tembaga, selenium, dan iodin. Kandungan ini lebih lengkap dibandingkan tablet tambah darah (TTD) yang hanya mengandung zat besi dan asam folat.

"Saya sangat mengapresiasi dukungan dari para pakar, universitas, serta seluruh pihak yang terlibat dalam program ini, khususnya di 15 provinsi dan 209 kabupaten/kota yang telah mendukung pelaksanaan Program MMS Multivitamin Ibu Hamil tahun 2024," kata Maria Endang.

Untuk mendukung keberlanjutan program itu, Kementerian Kesehatan telah menerbitkan Keputusan Menteri Kesehatan NO: HK.01.0/MENKES/1092/2024 tentang Standar Suplemen Zat Gizi Mikro untuk ibu hamil. Program ini akan dilaksanakan di 209 kabupaten/kota di 15 provinsi yang dipilih berdasarkan angka kejadian BBLR, kekurangan energi kronik (KEK), stunting, serta tingginya populasi ibu hamil.

Empat provinsi (delapan kabupaten/kota) merupakan lokasi studi implementasi MMS sebelumnya. Selain itu, program ini juga didukung oleh Peraturan Kepala BPOM NO: 15 Tahun 2024 tentang Perubahan atas Peraturan BPOM Nomor 32 Tahun 2022 tentang Kriteria dan Tata Laksana Registrasi Suplemen Kesehatan.

Program MMS ini didukung oleh riset dari beberapa universitas ternama, seperti Universitas Indonesia, Universitas Airlangga, dan Universitas Hasanudin. Sebanyak 1,3 juta botol MMS, masing-masing berisi 180 tablet, telah disiapkan untuk didistribusikan kepada ibu hamil. Sosialisasi program telah dilakukan di 209 kabupaten/kota pada 17-24 September 2024.

Sebagai bagian dari inisiatif untuk mendukung kemandirian produksi dalam negeri, Coaching Clinic diadakan untuk memperkuat kapasitas industri lokal dalam menyiapkan produk domestik untuk program pemerintah, komersial, dan ekspor. Kegiatan ini dilaksanakan pada 8-9 Oktober 2024, didukung oleh Universitas Padjadjaran dan PHARCI.

 

Berita Terkait Lainnya