- Oleh MC KOTA TIDORE
- Kamis, 10 Oktober 2024 | 08:03 WIB
: Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim, menerima secara langsung kunjungan Duta Besar Amerika Serikat, Yang Mulia Kamala Shirin Lakhdhir, di kantor Kemendikbudristek. (Foto: Dok Kemendikbudristek)
Oleh Pasha Yudha Ernowo, Senin, 2 September 2024 | 08:59 WIB - Redaktur: Untung S - 319
Jakarta, InfoPublik – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, menyambut kunjungan Duta Besar Amerika Serikat, Yang Mulia Kamala Shirin Lakhdhir, di kantor Kemendikbudristek. Kunjungan ini menjadi salah satu agenda awal Dubes Kamala setelah memulai penugasannya di Indonesia pada awal Agustus 2024.
Dalam pertemuan tersebut, dibahas berbagai topik penting, terutama mengenai penguatan kerja sama kedua negara dalam bidang pendidikan, pengajaran bahasa, dan budaya. Menteri Nadiem mengapresiasi dukungan Pemerintah Amerika Serikat dalam menyukseskan inisiatif Merdeka Belajar yang telah diluncurkan oleh Kemendikbudristek.
“Kami sangat menghargai dukungan yang telah diberikan oleh Pemerintah Amerika Serikat dalam berbagai program Merdeka Belajar. Saat ini, semakin banyak pelajar Indonesia yang mendapatkan kesempatan belajar di universitas-universitas ternama di Amerika Serikat,” ujar Nadiem dalam pernyataan tertulis yang diterima InfoPublik, Senin (2/9/2024).
Seiring dengan perayaan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Amerika Serikat, Dubes Kamala menekankan pentingnya eksplorasi kesempatan kerja sama yang lebih luas, terutama di bidang pendidikan.
“Kami ingin memahami lebih dalam tentang kontribusi yang dapat diberikan Amerika Serikat untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Kami juga berharap dapat memperkuat kerja sama di bidang-bidang strategis lainnya,” kata Dubes Kamala.
Salah satu kendala utama yang dihadapi pelajar Indonesia, menurut Nadiem, adalah hambatan bahasa. Ia mengajak Pemerintah Amerika Serikat untuk turut serta dalam meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa Inggris di Indonesia.
“Bahasa adalah kunci bagi pelajar Indonesia untuk mengakses pendidikan global berkualitas. Kami berharap Pemerintah Amerika Serikat dapat mendukung upaya peningkatan kualitas pembelajaran bahasa Inggris di sekolah-sekolah Indonesia,” tambah Nadiem.
Kolaborasi dalam pengajaran bahasa Inggris sebenarnya sudah dimulai melalui program Peace Corps (PC) dan Fulbright English Teaching Assistant (ETA). Meski program ini sempat terhenti akibat pandemi, saat ini mulai dirintis kembali dengan 8 relawan PC dan 10 relawan ETA yang bertugas mendampingi guru bahasa Inggris di berbagai sekolah di Indonesia.
Mendikbudristek juga menyebutkan bahwa program Indonesian International Students Mobility Awards (IISMA) yang dimulai pada tahun 2021, dapat menjadi kerangka penguatan kerja sama yang potensial antara kedua negara. Program ini memberikan peluang bagi pelajar Indonesia untuk mendapatkan pengalaman pembelajaran transformatif dengan durasi yang lebih singkat dan biaya yang lebih terjangkau.
“Minat terhadap program IISMA terus meningkat setiap tahunnya. Program ini telah menjadi salah satu program Kampus Merdeka yang paling diminati, berkat fleksibilitas dan kesempatan belajar yang ditawarkannya,” terang Nadiem.
Dubes Kamala menambahkan bahwa semakin banyak perguruan tinggi Amerika Serikat yang tertarik untuk bekerja sama dengan Indonesia, tidak hanya dari universitas dengan ranking tinggi tetapi juga dari perguruan tinggi lain yang memiliki keunggulan di bidang keilmuan tertentu.
Selain kerja sama di bidang bahasa dan pendidikan tinggi, pertemuan tersebut juga membahas kerja sama di bidang kebudayaan. Nadiem menyampaikan bahwa terdapat perkembangan positif dalam kerja sama antara Kemendikbudristek, Museum Cagar Budaya (MCB), dan Smithsonian National Museum of Asian Art (NMAA).
“Kami mengapresiasi perkembangan kerja sama antara Kemendikbudristek dan NMAA, terutama dalam pertukaran staf, pameran, dan riset sejarah. Kerja sama ini diharapkan dapat mendorong kemajuan museum-museum di Indonesia,” ungkap Nadiem.