- Oleh Eko Budiono
- Selasa, 12 November 2024 | 17:24 WIB
: Presiden Prabowo Subianto melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Li Qiang, di Great Hall of the People, Beijing, Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Sabtu (09/11/2024). (Foto: BPMI Setpres/Muchlis Jr)
Oleh Untung Sutomo, Sabtu, 9 November 2024 | 17:47 WIB - Redaktur: Untung S - 530
Beijing, InfoPublik - Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, melaksanakan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Li Qiang di Great Hall of the People, Beijing, Republik Rakyat Tiongkok (RRT), pada Sabtu (9/11/2024). Kunjungan kenegaraan pertama Presiden Prabowo ke Tiongkok itu menjadi momen penting dalam memperkuat hubungan strategis antara Indonesia dan Tiongkok di berbagai sektor.
Dalam pengantarnya, Presiden Prabowo menyampaikan apresiasi yang mendalam atas sambutan hangat dari pemerintah Tiongkok. Ia menegaskan bahwa kunjungan ini bukan hanya mencerminkan hubungan diplomatik antara kedua negara, tetapi juga merupakan simbol persahabatan yang mendalam.
“Saya pikir ini menunjukkan persahabatan yang erat dan rasa hormat yang tinggi yang dimiliki RRT terhadap Indonesia. Saya ingin menekankan sekali lagi bahwa Indonesia menganggap Tiongkok sebagai teman yang sangat penting dan mitra berharga, tidak hanya untuk saat ini tetapi juga untuk masa depan,” ujar Presiden Prabowo, dikutip dari keterangan BPMI Setpres.
Peningkatan Investasi dan Kolaborasi Ekonomi
Salah satu topik utama dalam pertemuan ini adalah pembahasan sejumlah kontrak bisnis antara perusahaan-perusahaan Tiongkok dan Indonesia yang akan segera ditandatangani. Presiden Prabowo mengungkapkan bahwa nilai investasi yang akan masuk diperkirakan mencapai lebih dari USD 10 miliar, yang diharapkan dapat memperkuat kolaborasi antar korporasi kedua negara. “Saya pikir ini menunjukkan kolaborasi yang erat dan juga partisipasi serta integrasi yang meningkat antara perusahaan-perusahaan Tiongkok dengan perusahaan-perusahaan Indonesia,” ungkap Presiden.
Selain membahas aspek ekonomi, Presiden Prabowo juga menekankan keinginan Indonesia untuk belajar dari pengalaman Tiongkok dalam mengatasi masalah kemiskinan. “Kita akan meningkatkan upaya kita untuk memberantas kemiskinan, dan saya kira kita ingin belajar lebih banyak dari pengalaman Tiongkok juga,” ucap Presiden.
Di bidang pendidikan, Presiden Prabowo menyatakan bahwa Indonesia ingin mengirim lebih banyak pelajar untuk menempuh pendidikan tinggi di Tiongkok. “Indonesia juga ingin bekerja sama dengan Tiongkok terkait isu pendidikan,” tambah Presiden, dengan harapan dapat mencetak generasi muda yang terdidik dan siap menghadapi tantangan global.
Peringatan 75 Tahun Hubungan Diplomatik Indonesia-Tiongkok
Pertemuan bilateral ini juga menandai persiapan menjelang perayaan 75 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Tiongkok yang akan dilaksanakan pada tahun 2025. Presiden Prabowo berharap, pertemuan ini akan semakin mempererat hubungan kedua negara, sekaligus memperkokoh komitmen untuk menciptakan kerja sama yang lebih dalam dan saling menguntungkan.
Turut mendampingi Presiden Prabowo dalam pertemuan itu adalah sejumlah pejabat tinggi, antara lain Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, Menteri Luar Negeri Sugiono, Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Rosan Roeslani, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, serta pejabat lainnya yang berperan dalam memajukan hubungan antara Indonesia dan Tiongkok.
Dengan adanya kunjungan kenegaraan ini, Indonesia semakin mengokohkan posisinya sebagai mitra strategis Tiongkok, diharapkan kerja sama kedua negara dapat terus berkembang, membawa manfaat positif dalam bidang ekonomi, perdagangan, pendidikan, dan lainnya untuk kesejahteraan bersama.