- Oleh Jhon Rico
- Rabu, 30 Oktober 2024 | 20:43 WIB
: Deputi Bidang Logistik dan Peralatan (Logpal) BNPB Lilik Kurniawan dan Tenaga Ahli BNPB Bambang Eko Pratolo kunjungi lokasi terdampak erupsi Gunungapi Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Kamis (4/1/2024)/ dok. BNPB.
Oleh Jhon Rico, Jumat, 5 Januari 2024 | 09:20 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 176
Jakarta, InfoPublik - Deputi Bidang Logistik dan Peralatan (Logpal) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Lilik Kurniawan bersama Tenaga Ahli BNPB Bambang Eko Pratolo, melakukan kunjungan kerja ke lokasi terdampak erupsi gunungapi Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Kamis (4/1/2024).
Kunjungan tersebut dilakukan atas arahan Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto yang memiliki agenda lain yakni penyerahan dana stimulan bagi warga terdampak gempabumi magnitudo 4.8 di Sumedang, Jawa Barat.
Deputi Logpal beserta rombongan tiba di Flores Timur melalui bandara Gewayantana, Larantuka dan disambut oleh Penjabat Bupati Flores Timur, Doris Alexander.
Setelah tiba di sana, rombongan langsung menuju ke kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Flores Timur yang dijadikan sebagai posko induk penanganan erupsi gunungapi Lewotobi Laki-Laki.
Ini dilakukan untuk memastikan kesiapan tim dalam melakukan upaya penanganan darurat termasuk meninjau gudang penyimpanan logistik dan peralatan.
"BNPB akan melakukan pendampingan. Kami telah meninjau posko utama di kantor BPBD dan harus ada pos lapangan di sekitar pengungsian. Harapannya SK untuk posko sudah diteken oleh Bupati sehingga segala operasional penanganan darurat dapat lebih maksimal,” kata Lilik dalam keterangan yang diterima InfoPublik, Jumat (5/1/2024).
Dari peninjauan itu, Deputi Logpal memberikan arahan agar sisa barang logistik maupun peralatan segera didistribusikan kepada warga terdampak.
Jika nanti habis, jelas dia, maka BPBD Kabupaten Flores Timur dapat mengajukan kepada BNPB.
Dalam kondisi darurat, terang dia, kebutuhan dasar masyarakat harus menjadi prioritas utama. Sebab, keselamatan masyarakat adalah hukum tertinggi.
“Gudang logistik di posko utama masih ada barang-barang. Kami telah meminta agar segera didistribusikan untuk warga,” ujar Lilik.
Usai meninjau kantor BPBD Kabupaten Flores Timur, Lilik Kurniawan bergerak menuju Pos Pengamatan Gunungapi Lewotobi.
Di lokasi itu, Deputi Logpal bersama rombongan mendapatkan penjelasan terkait proses pengamatan dan peninjauan perkembangan aktivitas vulkanik gunungapi oleh Ketua Pos Pengamatan, Yosef Mboro.
Segala hasil perekaman data dan informasi dari Pos Pengamatan itu akan dirumuskan menjadi rekomendasi bagi masyarakat sebagai antisipasi dari adanya dampak erupsi.
“Dari pos pengamatan, Badan Geologi dan PVMBG juga memberikan sosialisasi agar masyarakat tetap tenang termasuk segala informasi terkait gunungapi. Penjabat Bupati juga menjelaskan apa saja yang harus dilakukan masyarakat saat terjadi erupsi,” ungkap Lilik.
Selesai melihat kegiatan di Pos Pengamatan, Lilik kemudian menuju lokasi pengungsian Desa Konga yang berada di Kecamatan Titihena.
Di lokasi itu terdapat 319 KK atau 1.164 jiwa yang mengungsi di tenda pengungsian.
Menurut Lilik, pengungsian di Desa Konga sudah lengkap dengan segala fasilitas yang dibutuhkan warga. Air bersih, toilet, termasuk dapur umum telah tersedia dan dinilai mampu memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari warga selama di pengungsian.
“Air bersih ada, toilet umum sudah disiapkan, dapur umum sangat siap. (Pengoperasiaannya-red) Dikeroyok bareng-bareng oleh lintas unsur. Permakanan aman. Sangat aman,” jelas Lilik.
Saat meninjau dapur umum di sana, Lilik memastikan permakanan yang disajikan telah memenuhi gizi yang seimbang.
Tak hanya untuk memenuhi kebutuhan permakanan bagi warga pengungsi, dapur umum itu juga menyajikan beberapa makanan tambahan bagi anggota lintas instansi yang bertugas.
Di lokasi tersebut, Lilik bahkan turut menggoreng pisang yang akan disajikan bagi warga dan petugas.
“Secara keseluruhan aman. Permakanan lengkap. Tadi saya juga sempat menggoreng pisang,” kata Lilik.
Hal serupa juga dilihat Lilik di lokasi pengungsian lain yakni di Desa Boru. Pengungsian yang tersebar di beberapa titik itu telah menampung lebih dari 2.000 jiwa.
Dari dua pengungsian besar itu telah terdapat gudang yang menampung logistik dan peralatan bagi warga.
"Dua pengungsi besar sudah punya gudang logistik,” ungkap Lilik.
Di samping itu, pelayanan kesehatan juga berjalan dengan baik. Lilik memastikan langsung dengan pihak Dinas Kesehatan Kecamatan Wulanggitang bahwa pasokan obat-obatan telah tersedia lengkap.
Lebih lanjut, posko kesehatan itu juga memberikan rujukan bagi warga yang memiliki keluhan berat kesehatan dan dapat berlaku di sejumlah rumah sakit besar di sana.
Untuk yang memiliki keluhan kesehatan ringan, jelas dia, dapat dibantu dengan obat-obatan dan rawat jalan.
“Standar Operasional Prosedur (SOP) posko kesehatan di sini juga sangat baik. Jadi bila ada warga yang memiliki keluhan kesehatan ringan akan didukung dengan obat-obatan lengkap. Bagi yang memiliki keluhan berat akan diberikan rujukan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di rumah sakit besar,” jelas Lilik.
Tim dari Dinas Sosial dan Polsek Wulanggintang juga secara berkala memberikan pelayanan psikososial bagi anak-anak maupun warga pada umumnya.
Dalam kesempatan itu, Deputi Logpal juga menyempatkan diri berdialog dengan anak-anak pengungsi.
Lilik menyebut bahwa kondisi mereka sangat baik dan justru senang karena dapat berkumpul dengan teman-teman dan permakanan sangat melimpah.
“Anak-anak mengaku senang berada di pengungsian karena bisa berkumpul dengan teman-temannya. Apalagi makanan di sini juga sangat melimpah. Tidak ada tanda-tanda yang mengarah pada permasalahan psikososial. Karena Dinsos dan Polsek selalu memberikan pendampingan,” kata Lilik.
Terkait kegiatan belajar dan mengajar yang terhenti sementara karena dampak bencana, Deputi Logpal mengatakan bahwa saat ini pihak Pemda setempat tengah mempersiapkan tenda pengungsian untuk menampung para pengungsi yang menempati gedung-gedung sekolah.
Dengan begitu, seluruh aktivitas belajar mengajar dapat dilanjutkan, dengan mempertimbangkan aspek keselamatan sebagai yang utama.
"Kita siapkan pengungsian yang baru. Setelah tanggal 9 mereka bisa ditempatkan yang baru sehingga anak-anak bisa lanjut sekolah. Dengan catatan jika kondisi aman,” ujar Lilik.
Dalam kunjungan tersebut, Deputi Logpal BNPB juga menyerahkan dukungan berupa Dana Siap Pakai (DSP) dari Kedeputian Bidang Penanganan Darurat BNPB senilai Rp250 juta, masker 4.000 lembar, sembako 500 paket dan hygiene kit sebanyak 250 paket.
Dukungan itu diserahkan Deputi kepada Pj. Bupati Flores Timur.
Penanganan Darurat Dimaksimalkan
Mendampingi kunjungan kerja Deputi Logpal BNPB, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana BPBD Provinsi NTT, Ambrosius Kodo mengatakan bahwa seluruh upaya penanganan darurat bencana terus dimaksimalkan oleh pemerintah daerah setempat sesuai dengan prioritas.
"Pemerintah daerah sudah berupaya semaksimal mungkin. Sesuai dengan prioritas pelayan termasuk kelompok rentan. Jika ada yang kurang akan kami sempurnkan,” kata Ambrosius.
Diakui oleh Ambrosius bahwa semakin hari pengungsian di beberapa titik memang mengalami peningkatan.
Menurut dia, hal ini disebabkan oleh beberapa hal di antaranya adalah rasa kekhawatiran masyarakat terhadap aktivitas vulkanik. Suara gemuruh maupun lontaran abu vulkanik pun masih terjadi hingga hari ini.
Dari peningkatan pengungsi itu juga berdampak pada dinamika jumlah hasil pendataan yang berbeda dari waktu ke waktu.
"Setiap hari pengungsi berdatangan terus karena gemuruh sehingga warga panik. Termasuk informasi yang membuat mereka takut,” ujar dia.
"Perberdaan data jumah pengungsi bisa terjadi karena pengungsi belum terpusat. Di samping itu ada yang kemudian memutuskan untuk tinggal sementara di rumah kerabat. Dinamika jumlah pendataan selalu terjadi di setiap penanganan darurat bencana. Tapi hari ini data sudah semakin seragam,” jelas dia.
Berdasarkan hasil kaji cepat per Kamis (4/1/2024) pukul 21.54 WIB, wilayah terdampak erupsi gunungapi Lewotobi Laki-Laki telah mencakup enam desa di dua kecamatan.
Adapun rinciannya meliputi Desa Dulipali dan Desa Nobo di Kecamatan Ile Bura. Kemudian Desa Nawakote, Desa Boru, Desa Hokeng Jaya dan Desa Klatanlo di Kecamatan Wulanggitang.
Total pengungsi telah mencapai 3.898 jiwa yang terbagi di beberapa titik lokasi, baik tenda pengungsian, gedung sekolah, kantor koramil hingga rumah kerabat.
Demi percepatan penanganan darurat erupsi gunungapi Lewotobi Laki-Laki, Pemkab setempat telah menetapkan Status Siaga Darurat selama 14 hari terhitung 1-14 Januari 2024.