- Oleh Jhon Rico
- Kamis, 12 Desember 2024 | 21:58 WIB
: Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto meninjau lokasi pengungsian pascaerupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki yang terletak di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, pada Selasa (5/11/2024)/ dok. BNPB.
Jakarta, InfoPublik - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto meninjau lokasi pengungsian pascaerupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki yang terletak di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, pada Selasa (5/11/2024).
Dalam kunjungan ini, Kepala BNPB meninjau tiga lokasi pengungsian, yaitu Pengungsian Desa Bokang yang menampung 606 jiwa, Pengungsian Desa Konga dengan 1.219 warga, dan Pengungsian Desa Lewolaga yang memberikan perlindungan bagi 647 masyarakat.
Suharyanto menyapa dan berdialog dengan masyarakat yang terdampak bencana erupsi. "Salam hormat dan turut berbela sungkawa dari Bapak Presiden dan Wakil Presiden. Kehadiran saya di sini diperintah oleh beliau berdua dan dipantau terus," kata Suharyanto dalam keterangannya, Rabu (6/11/2024).
Ia menegaskan bahwa pemerintah pusat tidak tinggal diam atas bencana yang terjadi di Kabupaten Flores Timur. Meskipun Bandara Larantuka sempat ditutup, Suharyanto dan jajaran menggunakan alternatif lain untuk tiba di lokasi terdampak.
"Bandara Larantuka kemarin tidak bisa masuk, dan kami baru bisa sampai hari ini. Kemarin malam kami berangkat menggunakan pesawat ke Lombok, dari Lombok ke Lembata, dan dari Lembata menggunakan kapal laut ke Larantuka," ujarnya.
"Ini merupakan salah satu bentuk perhatian pemerintah pusat. Pejabat di pusat terus memonitor apa yang terjadi di sini," ucap Suharyanto.
Ia menegaskan bahwa selama masa tanggap darurat, pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat akan dijamin, termasuk makanan, minuman, air bersih, tempat berlindung, dan pakaian.
"Selama tanggap darurat, kebutuhan dasar akan kita penuhi, termasuk susu bayi," tegasnya.
Sebagai bagian dari penanganan darurat erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki yang terus berlanjut, BNPB telah memberikan dukungan logistik sebanyak enam kali dengan nilai Rp16,4 miliar dan dukungan operasional dana siap pakai (DSP) total Rp1 miliar.
Relokasi jadi Opsi
Dengan banyaknya warga yang tinggal di radius bahaya erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Suharyanto mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk melakukan relokasi agar bencana serupa tidak terulang. "Ada 2.734 kepala keluarga yang terdampak dan perlu dipindahkan. Kita harus menghindari risiko untuk generasi mendatang," jelasnya.
Relokasi ini dianggap sangat penting sebagai langkah mitigasi jangka panjang. Sebagian warga setuju dengan relokasi, terutama mereka yang tinggal dalam radius 7 km dari puncak Gunung Lewotobi Laki-Laki.
"Gunung tidak bisa dipindah, jadi kita sebagai masyarakat harus berpindah ke tempat yang lebih aman. Kami berharap kerja sama yang baik dalam persiapan relokasi, baik dari pemerintah maupun relokasi mandiri," tambah Suharyanto.
Suharyanto juga mendengarkan cerita para pengungsi mengenai pengalaman mereka saat erupsi terjadi pada Minggu (3/11/2024) lalu. Ia berpesan kepada masyarakat dan perangkat daerah setempat untuk tetap waspada dan bersiaga, mengingat status Gunung Lewotobi Laki-Laki masih berada di Level IV (AWAS).
Di akhir dialog, Kepala BNPB memberikan bantuan secara simbolis kepada beberapa warga sebagai bentuk kepedulian pemerintah pusat terhadap mereka yang terdampak bencana.
Menghadapi status Gunung Lewotobi Laki-Laki yang masih dalam kondisi Awas, pemerintah mengimbau masyarakat dan pemangku kebijakan di daerah untuk selalu mematuhi arahan dan petunjuk dari pihak berwenang, termasuk BNPB, BPBD, PVMBG, dan lembaga yang menangani kegunungapian lainnya.
Selain itu, tidak diperbolehkan adanya aktivitas, baik untuk masyarakat maupun wisatawan, dalam cakupan 7 km dari puncak Gunung Lewotobi Laki-Laki. Masyarakat juga diimbau untuk mewaspadai potensi banjir lahar hujan di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Lewotobi Laki-Laki, terutama saat hujan deras melanda kawasan puncak. Meskipun di hilir tidak terjadi hujan, banjir lahar hujan dapat tetap terjadi.