- Oleh Jhon Rico
- Rabu, 6 November 2024 | 11:42 WIB
: Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto mengunjungi lokasi pengungsian Erupsi Gunung Lewotibi pada Selasa (5/11/2024)/ dok. BNPB.
Jakarta, InfoPublik - Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), telah menyebabkan sejumlah korban jiwa, kerusakan material yang signifikan, dan ribuan warga terpaksa mengungsi.
Aktivitas vulkanik yang dimulai pada Minggu (3/11/2024) sekitar pukul 23:57 WITA ini mengakibatkan gunung yang sebelumnya berstatus Siaga (Level III) naik ke status AWAS (Level IV) pada Senin (4/11/2024).
Berdasarkan hasil pemantauan vulkanik yang dilakukan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-Laki menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Erupsi yang terjadi tercatat memiliki amplitudo maksimum 47,3 mm dan durasi 1.450 detik.
Mengingat ancaman yang ditimbulkan oleh aktivitas vulkanik tersebut, status gunung ini dinaikkan dari Level III (Siaga) menjadi Level IV (AWAS). Masyarakat yang tinggal di radius 7 km dari puncak gunung diminta untuk segera mengungsi dan menghindari daerah rawan bencana.
Akibat erupsi ini, ribuan warga terpaksa mengungsi untuk mencari tempat yang lebih aman. Jumlah pengungsi yang sebelumnya tercatat sebanyak 2.472 jiwa kini meningkat menjadi 4.436 jiwa.
Para pengungsi tersebar di beberapa titik pengungsian yang tersebar di enam kecamatan. Para pengungsi saat ini tinggal di rumah-rumah warga atau fasilitas umum yang telah disiapkan sebagai tempat penampungan sementara.
Pemda setempat bersama BPBD telah bekerja keras untuk memastikan kondisi pengungsi tetap aman dan terjaga.
Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto pun telah mengunjungi lokasi pengungsian pada Selasa (5/11/2024). Hal ini dilakukan untuk memastikan kebutuhan dasar pengungsi dapat terpenuhi.
Dalam pernyataannya, Suharyanto memastikan bahwa selama masa tanggap darurat, kebutuhan dasar para pengungsi seperti makanan, air bersih, tempat berlindung, pakaian, serta susu bayi akan diberikan tanpa terkecuali.
“Kami pastikan seluruh kebutuhan dasar para pengungsi akan kita penuhi selama masa tanggap darurat ini,” ujar Suharyanto dalam keteranganya, Rabu (6/11/2024).
Ia memastikan bahwa BPBD setempat juga telah mendirikan dua dapur umum untuk memasok makanan dan menyediakan logistik lainnya, termasuk air mineral, selimut, kasur lipat, dan perlengkapan medis untuk merawat korban yang terluka.
Terkait korban akibat erupsi, hingga kini tercatat 9 orang meninggal dunia, sementara 31 orang mengalami luka berat dan 32 orang lainnya luka ringan.
Tim medis dari Puskesmas setempat, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Flores Timur, serta petugas medis lainnya telah diterjunkan untuk memberikan perawatan di rumah sakit dan fasilitas pengungsian.
Selain itu, Pusat Krisis Kesehatan dan Direktorat Pengelolaan Kefarmasian BNPB juga mengirimkan bantuan berupa obat-obatan dan perlengkapan medis lainnya untuk mendukung proses pemulihan korban.