Hari Santri Milik Semua Golongan

: Penjabat Gubernur Jateng Nana Sudjana pimpin Apel HSN 2024 di Blora


Oleh MC KAB BLORA, Rabu, 23 Oktober 2024 | 13:58 WIB - Redaktur: Santi Andriani - 173


Blora, InfoPublik - Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana menegaskan bahwa Hari Santri bukan hanya milik santri dan pesantren. Hari Santri adalah milik semua golongan, milik seluruh elemen bangsa yang mencintai negaranya.

“Oleh karena itu, saya mengajak kepada seluruh komponen bangsa, apa pun latar belakangnya, untuk turut serta merayakan Hari Santri,” tegas Nana Sudjana membacakan sambutan Menteri Agama Republik Indonesia Nasaruddin Umar pada apel peringatan Hari Santri Nasional (HSN) ke-10 tahu 2024 Tingkat Provinsi Jawa Tengah di Lapangan Kridosono Blora, Selasa (22/10/2024).

Disampaikan Nana Sudjana, hari Santri yang diperingati setiap 22 Oktober adalah momentum untuk mengenang dan meneladani para santri yang telah memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Dikatakannya, sejarah telah mencatat bahwa kaum santri adalah salah satu kelompok yang paling aktif menggelorakan perlawanan terhadap para penjajah.

Salah satu bukti perlawanan santri terhadap para penjajah adalah peristiwa Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945 yang dimaklumatkan oleh Hadratus Syekh Kiai Haji Hasyim Asyari.

Dalam fatwa “Resolusi Jihad” itu Hadratus Syekh Kiai Haji Hasyim Asyari menyatakan bahwa berperang menolak dan melawan penjajah itu fardlu ‘ain (yang harus dikerjakan oleh tiap-tiap orang Islam, laki-laki, perempuan, anak-anak, bersenjata atau tidak) bagi yang berada dalam jarak lingkaran 94 km dari tempat masuk dan kedudukan musuh.

Sejak Resolusi Jihad dimaklumatkan, para santri dan masyarakat umum terbakar semangatnya untuk terus berjuang dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Mereka terus melakukan perlawanan kepada penjajah tanpa rasa takut. Hingga akhirnya, pecah puncak perlawanan masyarakat Indonesia pada 10 November 1945 yang diperingati sebagai Hari Pahlawan. Peristiwa Resolusi Jihad tidak bisa dipisahkan dengan peristiwa 10 November 1945. Tanpa adanya peristiwa Resolusi Jihad, belum tentu terjadi peristiwa 10 November.

Pada peringatan Hari Santri Tahun 2024 ini Kementerian Agama mengusung tema Menyambung Juang Merengkuh Masa Depan.

Di Hari Santri Nasional (HSN) ke-10, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menyerahkan bantuan insentif pengajar keagamaan termin 3 dengan total sebesar Rp104.766.400.000.

Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana, menyerahkan bantuan tersebut secara simbolis kepada para pengajar keagamaan.

Dari total bantuan tersebut, untuk 262.020 pengajar keagamaan se-Jawa Tengah. Rinciannya : Rp92.382.000.000 untuk 230.830 orang melalui Kepala Kanwil Kemenag Jawa Tengah, Rp3.783.200.000 untuk 9.458 orang di Kabupaten Rembang. Serta Rp5.126.400.000 untuk 12.932 orang di Kabupaten Grobogan, dan Rp3.474.800.000 untuk 8.800 orang di Kabupaten Blora.

Dalam kesempatan itu, Nana Sudjana juga menyerahkan bantuan berupa bantuan 1 paket sumur bor kepada Panti Pelayanan Sosial Anak (PPSA) Wira Adhi Karya Ungaran, bantuan 2 paket mesin pengolah pemanfaatan limbah menjadi pupuk organik kepada Rabithah Ma’ahid Islamiyyah (RMI) Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah, dan bantuan kepada 50 Kelompok Usaha Bersama (KUBE) masing-masing mendapatkan Rp20.000.000 dengan total sebesar Rp1.000.000.000.

Nana mengatakan, bantuan insentif pengajar keagamaan yang tersalurkan merupakan upaya untuk memberikan penghargaan kepada guru agama. Baik di pondok pesantren, Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ), guru madrasah diniyah, maupun pengajar agama lainnya.

Pada acara itu, Nana juga menyalurkan bantuan secara simbolis berupa 20 paket beras untuk masyarakat yang membutuhkan.

“Kami terus melakukan langkah optimal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan berkolaborasi dengan instansi lainnya. Bantuan ini untuk stimulan guna mengentaskan kemiskinan,” kata Nana Sudjana.

Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Jateng, Musta’in Ahmad menyampaikan terima kasih atas penghargaan berupa bantuan insentif dari pengajar keagamaan se-Jawa Tengah. Bantuan tersebut tidak hanya untuk pengajar agama di pondok pesantren, TPQ, dan madrasah diniyah, tetapi juga untuk guru agama lain.

“Ini bagian dari kebersamaan kita, bahwa bangsa ini bhineka dan di bangun secara bersama-sama. Seperti tradisi santri yaitu gotong royong dalam berbagai hal,” katanya. (MC Kab. Blora/Teguh).

 

 

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC KOTA SINGKAWANG
  • Selasa, 19 November 2024 | 22:46 WIB
Pertama di Kalbar, Parade Senja Tumbuhkan Nasionalisme Pelajar Singkawang
  • Oleh MC KOTA SINGKAWANG
  • Selasa, 19 November 2024 | 22:45 WIB
FGD Stabilitas Daerah, Deteksi Dini Gangguan Keamanan Pilkada
  • Oleh MC KOTA SINGKAWANG
  • Selasa, 19 November 2024 | 22:41 WIB
DPKPP Singkawang Gandeng Kejari untuk Cegah Permasalahan Hukum
  • Oleh MC KAB BLORA
  • Senin, 18 November 2024 | 21:20 WIB
Kali Pertama, Blora Terima Penghargaan Daerah Tertib Ukur dari Kemendag