Kemampuan Masinis Indonesia Operasikan Whoosh, Bukti Kemajuan Teknologi Perkeretaapian Nasional

: Masinis Indonesia tengah mengoperasikan kereta cepat Whoosh pada kondisi perjalanan tanpa penumpang dengan didampingi pengajar. Foto : KAI


Oleh Dian Thenniarti, Senin, 12 Agustus 2024 | 21:33 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 259


Jakarta, InfoPublik - PT Kereta Api Indonesia/KAI (Persero) mengapresiasi keberhasilan masinis asal Indonesia yang kini telah berhasil mengoperasikan Kereta Cepat Whoosh dengan kecepatan 350 km/jam. Hal ini membuktikan kesiapan Indonesia dalam mengelola dan mengoperasikan teknologi kereta cepat secara mandiri.

Hal itu membuktikan keberhasilan transfer knowledge yang berjalan lancar sesuai dengan yang diharapkan. Para masinis Indonesia tersebut tidak lagi hanya mendampingi, tetapi sudah sepenuhnya mengoperasikan kereta cepat Whoosh pada kondisi perjalanan tanpa penumpang dengan didampingi oleh para pengajar.

VP Public Relations KAI, Anne Purba mengatakan, ini merupakan tonggak penting kemajuan dalam sejarah perkeretaapian di Indonesia. Hal tersebut membuktikan kesiapan Indonesia dalam mengelola dan mengoperasikan teknologi kereta cepat secara mandiri.

"Momen ini merupakan kado special bagi Bangsa Indonesia yang akan merayakan HUT ke-79 RI, dimana SDM Indonesia di bidang perkeretaapian berhasil melakukan kemajuan signifikan dalam pengembangan kemampuannya. Milestone ini merupakan bukti akan berjalannya proses alih pengetahuan dari tenaga profesional Tiongkok kepada para SDM Indonesia berjalan dengan baik dan lancar," ujar Anne pada Senin (12/8/2024).

Sebanyak 39 dari 72 masinis Indonesia yang diperbantukan dari KAI sudah memasuki tahap 2 dari proses on job training. Pada tahap 1, masinis Whoosh Indonesia telah melakukan observasi proses kerja masinis profesional.

Memasuki tahap 2, masinis Indonesia mulai mengoperasikan Whoosh pada saat langsir di Depo Tegalluar, kereta konfirmasi atau kereta yang beroperasi sebelum jam perjalanan pertama dari Halim-Tegalluar pp, dan kereta inspeksi atau Comprehensive Inspection Train (CIT) Halim-Tegalluar pp dengan kecepatan 350 km/jam.

Sebelum memasuki tahap 3 atau mengemudikan kereta berpenumpang dengan pendampingan, para masinis Indonesia masih harus melakukan ujian sebagai bukti kecakapan bahwa dirinya sudah mampu untuk menerapkan berbagai SOP operasi dan penanganan Whoosh dalam kondisi darurat.

Selain pencapaian para masinis Indonesia, kini 40 dari 78 petugas perawatan Whoosh juga telah mulai melakukan on job training tahap 3. Setelah sebelumnya melalui proses tahap 1 melakukan observasi dan tahap 2 membantu proses perawatan pada sarana Whoosh setiap harinya. Adapun tahap 3 pada on job training, proses perawatan yang dilakukan sudah mulai berjalan secara mandiri dengan pengawasan.

"Pencapaian ini merupakan bukti nyata dari komitmen KAI melalui KCIC dalam mengembangkan sumber daya manusia Indonesia, sekaligus terus berupaya mewujudkan keberhasilan proyek kereta cepat Whoosh di Indonesia. Kami berkomitmen untuk terus memberikan layanan kereta cepat yang aman, nyaman, dan andal bagi seluruh masyarakat Indonesia," tutup Anne.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Dian Thenniarti
  • Sabtu, 7 September 2024 | 11:35 WIB
Indonesia Kembangkan Teknologi Lokal Hadapi Ancaman Tsunami di Masa Depan
  • Oleh Dian Thenniarti
  • Sabtu, 7 September 2024 | 11:34 WIB
BMKG Perpanjang Modifikasi Cuaca di IKN hingga 12 September 2024
  • Oleh Dian Thenniarti
  • Jumat, 6 September 2024 | 21:50 WIB
Garuda Dukung Rangkaian Penerbangan Kenegaraan Paus Fransiskus
  • Oleh Dian Thenniarti
  • Jumat, 6 September 2024 | 21:50 WIB
ICAO Nyatakan Keamanan Penerbangan Indonesia di Atas Rata-Rata Dunia
  • Oleh Dian Thenniarti
  • Jumat, 6 September 2024 | 21:45 WIB
Pentingnya Sinergi dan Kolaborasi untuk Membangun Transportasi Indonesia
  • Oleh Dian Thenniarti
  • Jumat, 6 September 2024 | 21:43 WIB
Kemenhub Ingatkan Pentingnya Penggunaan AIS di Perairan Indonesia
  • Oleh Dian Thenniarti
  • Jumat, 6 September 2024 | 21:40 WIB
Pemeriksa Kecelakaan Kapal Harus Memahami Peraturan dan Bebas dari Intervensi