- Oleh Isma
- Sabtu, 2 November 2024 | 03:03 WIB
: Menutup penyelenggaraan Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024 yang berjalan sukses, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, kolaborasi jangka panjang menjadi kunci untuk menanggulangi krisis iklim. Sabtu, (7/9/2024). Foto. Humas Kemenko Marves RI.
Oleh Fatkhurrohim, Minggu, 8 September 2024 | 06:30 WIB - Redaktur: Untung S - 383
Jakarta, InfoPublik – Indonesia semakin mempertegas komitmennya dalam agenda keberlanjutan global melalui kesuksesan pelaksanaan Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024. Forum yang berlangsung selama dua hari, pada 5-6 September 2024, menghasilkan 14 Nota Kesepahaman (MoU) terkait energi hijau, transportasi berkelanjutan, dan transisi energi, yang memperkokoh peran Indonesia sebagai pemimpin di kawasan ekonomi berkembang dalam menghadapi tantangan perubahan iklim.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, dalam pidato penutupnya menekankan pentingnya kolaborasi jangka panjang sebagai solusi utama untuk menanggulangi krisis iklim. “Transisi energi adalah proses kompleks tanpa jalan pintas. Namun, melalui kerja sama yang erat, saya yakin gagasan-gagasan yang muncul selama forum ini akan diterjemahkan menjadi aksi nyata,” kata Luhut pada Sabtu (7/9/2024).
Deputi Bidang Transportasi dan Infrastruktur Kemenko Marves, Rachmat Kaimuddin, juga menyampaikan bahwa Indonesia memiliki peran strategis dalam membangun kolaborasi lintas negara untuk solusi keberlanjutan yang berdampak langsung pada masyarakat. Fokus pada solusi praktis, menurut Rachmat, menjadi kunci dalam menghadapi tantangan global itu.
Wakil Ketua Kadin Indonesia, Shinta Widjaja Kamdani, menambahkan bahwa ISF 2024 berhasil menjembatani kesenjangan pendanaan untuk bisnis berkelanjutan. Menurutnya, forum ini menjadi platform yang efektif dalam memobilisasi pendanaan hijau dan mendorong praktik bisnis ramah lingkungan. “Saya optimis bahwa ISF 2024 membuka peluang besar bagi dunia usaha untuk berperan aktif dalam pendanaan hijau,” ujarnya.
Dengan lebih dari 7.000 peserta dari 53 negara, jumlah peserta ISF 2024 meningkat tiga kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Forum itu menjadi langkah penting menuju pembangunan berkelanjutan, dan diharapkan akan terus berkembang, dengan rencana penyelenggaraan ISF 2025 di Bali.