Menggali Muasal Tradisi Nyandran Simbah Kyai Jampi di Desa Jampiroso

: Di Kelurahan Jampiroso, Nyadran dikenal juga dengan sebutan tradisi Nyadran Kyai Jampi atau Simbah Kyai Jampi.


Oleh MC KAB TEMANGGUNG, Senin, 11 Maret 2024 | 10:29 WIB - Redaktur: Santi Andriani - 203


Temanggung, InfoPublik – Tidak hanya dilakukan masyarakat pedesaan, tradisi Sandranan atau Nyandran juga digelar masyarakat di wilayah perkotaan untuk melestarikan tradisi warisan para leluhur. Mendekati bulan suci Ramadan, tradisi ini banyak dilaksanakan di penjuru Kabupaten Temanggung, salah satunya di Kelurahan Jampiroso.

Sadranan merupakan tradisi leluhur yang mempunyai makna membersihkan diri, saling memaafkan antar sesama sebelum memasuki bulan Ramadan, serta ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat yang sudah diberikan.

Di Kelurahan Jampiroso, Nyadran dikenal juga dengan sebutan tradisi Nyadran Kyai Jampi atau Simbah Kyai Jampi. Masyarakat meyakini, keberadaan Desa Jampiroso karna peran Kyai Jampi dan Nyai Jampi, seorang tabib yang mengolah jamu-jamuan untuk menyembuhkan suatu penyakit, baik medis, maupun penyakit pikiran atau hati (rasa). Sebagai ungkapan terimakasih, nama sang kyai dijadikan nama desa itu.

Lurah Jampiroso, Siyami menyebut, selain merekatkan tali silaturahmi antar warganya, kegiatan Nyadran ini juga untuk mendoakan Kyai Jampi dan Nyai Jampi. “Sebagai ucapan terima kasih atas jasanya dalam membuka alas atau hutan yang sekarang sudah menjadi pemukiman padat penduduk,” ungkap Siyami, Jumat 8 Maret 2024.

Siyami berharap warganya dapat melaksanakan ibadah puasa tahun ini dengan khusyuk, tetap saling menghormati antar warga tetangga, tidak terkecuali mereka yang tidak berpuasa.

Ketua Panitia yang juga tokoh masyarakat di RW 04 Kelurahan Jampiroso, Joko Cahyo mengatakan, bahwa tradisi ini dilakukan setiap bulan Ruwah atau bulan Sya’ban di hari Jumat Wage. Tradisi ini, ungkapnya untuk meningkatkan persatuan, kebersamaan antar umat beragama dan juga antar warga.

“Sementara ini baru berjalan tiga tahun. Untuk pengisian doa dari Nasrani dan juga dari Islam. Tetapi sebelum tiga tahun yang lalu memang murni dari umat Muslim saja yang melaksanakan,” beber Joko. (Cahya;Ekape)

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC KAB TEMANGGUNG
  • Selasa, 14 Mei 2024 | 23:20 WIB
Wujudkan Reformasi Birokrasi, PPPK Temanggung Diminta Melek Teknologi
  • Oleh MC KAB TEMANGGUNG
  • Selasa, 14 Mei 2024 | 13:49 WIB
Pilkada 2024 di Temanggung Tidak Diikuti Calon dari Jalur Perseorangan
  • Oleh MC KAB TEMANGGUNG
  • Selasa, 14 Mei 2024 | 13:42 WIB
Alokasi Pupuk Bersubsidi di Temanggung Ditambah 14,4 Ribu Ton
  • Oleh MC KAB TEMANGGUNG
  • Selasa, 14 Mei 2024 | 13:25 WIB
DPRD Temanggung Bahas 10 Raperda, Pj Bupati Beberkan Ini
  • Oleh MC KAB TEMANGGUNG
  • Minggu, 12 Mei 2024 | 00:31 WIB
660 Calon Jemaah Haji Kabupaten Temanggung Diberangkatkan
  • Oleh MC KAB TEMANGGUNG
  • Minggu, 12 Mei 2024 | 00:26 WIB
Temanggung Expo 2024, UKM sebagai Penopang Ekonomi Kerakyatan Harus Berkembang