- Oleh Wandi
- Sabtu, 15 Maret 2025 | 20:35 WIB
: Ketua Panitia Amaliyah Ramadan 1445 H Masjid Istiqlal, Mas'ud Halimin./Foto Hasil Tangkapan Layar Metro TV
Jakarta, InfoPublik – Masjid Istiqlal Jakarta akan menggelar perayaan Nuzulul Qur’an dengan konsep baru tahun ini melalui acara bertajuk "Indonesia Khataman Al-Qur’an." Acara ini mengajak masyarakat Indonesia untuk bersama-sama mengkhatamkan Al-Qur’an pada 16 Maret 2024 (16 Ramadan 1445 H) secara serentak di seluruh Indonesia.
Acara itu melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), yang memainkan peran krusial dalam memastikan verifikasi dan pelaporan khataman dapat dilakukan secara digital.
Ketua Panitia Amaliyah Ramadan 1445 H Masjid Istiqlal, Mas'ud Halimin, mengungkapkan bahwa dukungan Komdigi sangat membantu dalam penyelenggaraan acara ini, terutama dalam aspek teknologi informasi.
"Alhamdulillah, program kita ini juga didukung penuh oleh Komdigi. Untuk kebutuhan verifikasi, mulai dari pendaftaran hingga pelaporan khataman, Komdigi mendukung kami dalam pengelolaan sistem digital," kata Mas'ud Halimin dalam siaran persnya, Sabtu (15/3/2025).
Ia menjelaskan bahwa proses verifikasi akan dilakukan secara digital sehingga setiap peserta yang menyelesaikan khataman dapat tercatat secara real-time. Dengan bantuan teknologi, panitia dapat memantau secara langsung jumlah peserta yang telah mengkhatamkan Al-Qur’an, termasuk bukti foto dan video yang dikirimkan oleh peserta.
"Sistem ini memungkinkan kami memverifikasi setiap laporan khataman dengan lebih akurat. Semua terdata dengan baik, mulai dari waktu, jumlah peserta, hingga bukti visual yang dikirimkan oleh peserta," tambahnya.
Dalam acara ini, Masjid Istiqlal menargetkan 350.000 kali khataman dalam sehari, yang akan dicatat sebagai Rekor MURI (Museum Rekor Indonesia). "Sebelumnya, pernah ada acara serupa yang mencatat 320.000 kali khataman dalam sehari. Tahun ini, kita ingin melampaui rekor itu dengan target 350.000 kali khataman," jelas Mas’ud Halimin.
Untuk mencapai angka tersebut, panitia menerapkan sistem grup khataman, di mana setiap kelompok terdiri dari 10 orang. Setiap anggota kelompok membaca 3 juz, sehingga dalam satu grup 30 juz dapat diselesaikan dalam sehari. Jumlah grup yang terdaftar melalui dashboard pendaftaran digital akan menjadi dasar perhitungan total khataman.
"Kita tidak menghitung per individu, melainkan per kelompok. Jadi, jika ada 35.000 grup yang masing-masing menyelesaikan satu khataman, maka target 350.000 kali khataman bisa tercapai," tambahnya.
Acara ini juga melibatkan Kementerian Agama (Kemenag) dan berbagai organisasi Islam di Indonesia, yang turut mengajak umat Islam dari berbagai daerah untuk berpartisipasi. "Kami berharap acara ini bisa menjadi momentum bagi seluruh umat Islam untuk semakin mencintai Al-Qur’an dan menjadikannya bagian dari kehidupan sehari-hari. Dengan bantuan teknologi, acara ini juga lebih mudah diakses dan didokumentasikan," pungkas Mas’ud Halimin.
Dengan dukungan Kementerian Komdigi, acara ini menjadi contoh bagaimana teknologi digital dapat digunakan untuk mempermudah kegiatan keagamaan. Melalui sistem digitalisasi, acara ini bisa berjalan lebih efisien, transparan, dan akurat dalam mendata jumlah khataman yang tercapai.
Acara Indonesia Khataman Al-Qur’an diharapkan menjadi peristiwa bersejarah yang tidak hanya mempererat kebersamaan umat Islam di Indonesia, tetapi juga menunjukkan bagaimana inovasi digital bisa mendukung dan mempermudah pelaksanaan ibadah di era modern. Dengan kolaborasi antarlembaga dan dukungan teknologi, acara ini diharapkan dapat menginspirasi umat Islam untuk lebih dekat dengan Al-Qur’an.