Minggu, 16 Maret 2025 18:26:7

Penyakit Ginjal Menjadi Prioritas Penanganan Pemerintah

: Wamenkes Dante Saksono Harbuwono saat diskusi publik terkait tantangan dan solusi transplantasi ginjal di Indonesia/Foto: Kemenkes


Oleh Putri, Kamis, 13 Maret 2025 | 14:11 WIB - Redaktur: Untung S - 24


Jakarta, InfoPublik - Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menyebutkan bahwa hingga saat ini, transplantasi ginjal sudah dapat dilakukan di 19 pusat transplantasi ginjal yang tersebar di seluruh Indonesia.

Jumlah pusat transplantasi ginjal ini akan terus berkembang dimasa mendatang. Hal tersebut disampaikan Dante saat diskusi publik yang melibatkan berbagai pakar kesehatan di Indonesia terkait tantangan dan solusi transplantasi ginjal di Indonesia.

Diskusi ini menjadi angin segar bagi mereka yang menderita kelainan ginjal dan membutuhkan transplantasi ginjal, terutama bagi pasien cuci darah yang selama ini harus menjalani proses tersebut seumur hidup.

“Apabila penyakit ginjal ini tidak kita tangani dengan baik, pembiayaan kesehatan akan terus meningkat seiring waktu,” kata Dante seperti yang dikutip InfoPublik Kamis (13/3/2025).

Melalui program transformasi kesehatan rujukan, Kemenkes telah memperkenalkan jejaring pengampuan rumah sakit (RS) yang melayani penyakit katastropik, termasuk kelainan ginjal.

Menurut Dante penyakit ginjal adalah salah satu contoh penyakit katastropik yang jika tidak segera ditangani, akan memperburuk pembiayaan kesehatan di Indonesia.

Ia juga mengungkapkan bahwa biaya perawatan pasien ginjal yang menjalani cuci darah bisa mencapai sekitar Rp420 juta per tahun. Di sisi lain, transplantasi ginjal yang membutuhkan biaya sekitar Rp300 juta hingga Rp350 juta dinilai lebih cost-effective dalam jangka panjang.

Dante menekankan bahwa transplantasi ginjal bukan hanya masalah kesehatan, tetapi juga aspek sosial dan ekonomi yang sangat penting.

Terkait dengan donor ginjal, Dante menyoroti pentingnya peningkatan literasi masyarakat tentang donor organ. Banyak orang yang ingin mendonorkan ginjal, namun mereka tidak tahu kemana harus pergi atau bagaimana prosedurnya.

“Pendidikan dan sosialisasi mengenai donor ginjal harus terus dilakukan agar masyarakat lebih memahami pentingnya berbagi organ untuk membantu sesama,” kata Dante.

Lebih lanjut, ia mengapresiasi kepada Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia (KPCDI) yang telah menginisiasi diskusi ini. Kegiatan ini menjadi momentum yang baik untuk mencari solusi yang lebih baik dan untuk mendukung pengembangan sistem kesehatan Indonesia secara keseluruhan.

“Mudah-mudahan diskusi ini akan memberi masukan yang berharga bagi kami di Kementerian Kesehatan, untuk terus memperbaiki pelayanan dan memastikan bahwa layanan transplantasi ginjal dapat diakses oleh lebih banyak pasien di seluruh Indonesia,” kata Dante.

Ia menegaskan bahwa kualitas layanan kesehatan di Indonesia tidak akan terganggu, dan langkah-langkah untuk memastikan pelaksanaan transplantasi ginjal tetap berjalan dengan baik akan terus dilakukan.

“Tindakan-tindakan transplantasi ginjal akan tetap terlaksana sebagaimana mestinya, dan itu adalah amanah yang diberikan kepada Kementerian Kesehatan sebagai ‘lokomotif’ kesehatan di negara ini,” kaat Dante.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Putri
  • Kamis, 13 Maret 2025 | 23:50 WIB
Menteri UMKM Tegaskan UMKM tak Boleh Dipandang Sebelah Mata
  • Oleh Putri
  • Kamis, 13 Maret 2025 | 23:44 WIB
Kemenkop akan Cabut NIK Koperasi Pelaku Pelanggaran Minyakita