- Oleh Putri
- Kamis, 17 April 2025 | 12:05 WIB
: Menkes Budi dalam pertemuan dengan Presiden Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) Mr. Jin Liqun/Foto: Kemenkes
Jakarta, InfoPublik - Guna mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kementerian Kesehatan terus mengupayakan berbagai langkah strategis untuk meningkatkan derajat kesehatan dan kualitas hidup masyarakat.
Upaya ini selaras dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045, khususnya dalam pilar Transformasi Sosial yang mengusung misi “Kesehatan untuk Semua”.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menegaskan bahwa investasi disektor kesehatan dan pendidikan merupakan langkah utama dalam mewujudkan Indonesia sebagai negara berpenghasilan tinggi pada 2045.
Melalui keterangan resminya Selasa (11/3/2025), Menkes Budi menyoroti pentingnya memastikan masyarakat sehat dan cerdas untuk meningkatkan daya saing dan kesejahteraan ekonomi.
“Bagi saya sebagai Menteri Kesehatan, ini adalah pekerjaan yang sangat menantang agar masyarakat Indonesia dapat lebih sehat dan lebih pintar. Itulah mengapa, sebagai bagian dari pembangunan, jika kita berinvestasi disektor kesehatan dan pendidikan, kita tidak akan pernah salah,” ujar Menkes Budi.
Ia juga menekankan bahwa meskipun Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah dan infrastruktur yang terus berkembang, kemajuan ekonomi tetap bergantung pada kualitas sumber daya manusia.
Salah satu inisiatif utama yang sedang dilakukan adalah meningkatkan aksesibilitas dan kualitas pelayanan kesehatan melalui pembangunan infrastruktur yang lebih modern dan memadai.
Dalam hal ini, Kemenkes Rumah Sakit Anak dan Bunda (RSAB) mengajukan pembangunan Gedung Rumah Sakit Anak dan Bunda (RSAB) Harapan Kita serta penataan kawasan RS 3 Berlian, yang mencakup RSAB Harapan Kita, RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, dan RS Kanker Dharmais.
Menkes Budi mengungkapkan Indonesia menempati peringkat ketiga dunia dalam jumlah kelahiran bayi, setelah India dan China, dengan rata-rata 4,8 juta bayi lahir setiap tahunnya.
Namun, angka kematian bayi yang masih tinggi serta prevalensi stunting sebesar 20 persen menjadi tantangan besar bagi pembangunan sumber daya manusia (SDM) di Indonesia.
"Ini berdampak pada tingkat kecerdasan yang lebih rendah. Jadi, bagaimana kita bisa menghasilkan seseorang yang cukup pintar untuk mendapatkan penghasilan US$14 ribu per tahun jika mereka tidak cerdas sejak kecil,” ungkap Menkes Budi.
Presiden Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) Mr. Jin Liqun, yang hadir untuk mengunjungi tiga RS tersebut menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Indonesia, khususnya ke Kementerian Kesehatan, atas visi dan dedikasi dalam memperkuat sektor kesehatan nasional.
“Anak-anak adalah masa depan negara ini. Mereka merupakan harapan bagi pembangunan, perdamaian, dan kesejahteraan Indonesia, kawasan Asia, dan dunia secara lebih luas,” kata Mr. Jin.