- Oleh MC KOTA DUMAI
- Sabtu, 15 Februari 2025 | 16:17 WIB
: Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Khairul Munadi dalam Orasi Ilmiah pada Wisuda Program Sarjana XXIV dan Pascasarjana VI Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) yang diadakan di Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Foto: DOK Kemdiktisaintek)
Oleh Pasha Yudha Ernowo, Selasa, 18 Maret 2025 | 07:54 WIB - Redaktur: Untung S - 308
Jakarta, InfoPublik – Indonesia tengah memasuki era transformasi pendidikan tinggi yang menuntut sinergi yang erat antara akademisi, dunia industri, dan pemerintah untuk mempercepat hilirisasi riset yang berdampak langsung bagi masyarakat. Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) menekankan pentingnya ekosistem riset yang kuat dan penguatan Sumber Daya Manusia (SDM) unggul dalam menghadapi tantangan global.
Hal itu disampaikan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Khairul Munadi dalam Orasi Ilmiah pada Wisuda Program Sarjana XXIV dan Pascasarjana VI Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) yang diadakan di Tanjungpinang, Kepulauan Riau, Senin (17/3/2025). Acara ini dihadiri oleh 400 wisudawan dari berbagai fakultas dan program pascasarjana.
Dirjen Khairul Munadi menegaskan bahwa penguatan SDM dan riset menjadi kunci utama dalam pembangunan ekonomi berbasis inovasi, sesuai dengan Asta Cita, delapan agenda prioritas nasional yang dicanangkan Presiden. “Kemdiktisaintek menjalankan misi Asta Cita melalui pendidikan tinggi transformatif yang berorientasi pada peningkatan akses, mutu, relevansi, dan dampak bagi pembangunan bangsa yang berkelanjutan,” ujarnya.
Dirjen Munadi juga menyampaikan bahwa visi Kemdiktisaintek adalah memberdayakan perguruan tinggi untuk bertanggung jawab, menghasilkan riset yang bernilai tambah, serta memanfaatkan sains dan teknologi untuk transformasi sosio-ekonomi yang berkelanjutan. “Perguruan tinggi harus menjadi penggerak terobosan yang mengoptimalkan teknologi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tambahnya.
Menurut Dirjen Munadi, sinergi antara akademisi, industri, dan pemerintah sangat penting untuk mempercepat hilirisasi riset ke sektor produktif. “Perguruan tinggi harus menjadi game changer dalam transformasi sosio-ekologi dan ekonomi berkelanjutan, dengan menjunjung integritas akademik, memanfaatkan teknologi, serta mengedepankan kolaborasi lintas-disiplin,” paparnya.
Rektor UMRAH Agung Dhamar Syakti dalam sambutannya menyatakan pentingnya komitmen untuk terus berbenah demi mewujudkan visi besar universitas. “Visi UMRAH untuk menjadi Pusat Kecemerlangan, Center of Excellence di bidang Pendidikan Tinggi, Riset, Mari-Sociopreneurship, dan Tamadun Maritim di Kawasan Asia Tenggara pada tahun 2040 harus menjadi inspirasi dan motivasi bagi kita semua,” ucapnya.
Sebagai universitas berbasis kemaritiman, UMRAH memiliki posisi strategis dalam menghadapi revolusi teknologi masa depan, khususnya dalam bidang deep-tech. UMRAH diharapkan dapat mengoptimalkan aset, talenta, dan dukungan dari Kemdiktisaintek untuk menghasilkan inovasi yang berkontribusi pada pembangunan nasional.
Penguatan tata kelola dan otonomi akademik juga menjadi faktor penting dalam transformasi perguruan tinggi di Indonesia yang saat ini berjumlah lebih dari 4.000 institusi. Dalam konteks ini, UMRAH didorong untuk memperkuat ekosistem kolaborasi sains dan teknologi yang berbasis falsafah kemaritiman dan akar budaya Melayu, guna mengakselerasi pengembangan talenta riset dan inovasi yang berdaya saing global.
Dirjen Khairul Munadi mengingatkan bahwa lulusan perguruan tinggi tidak hanya harus memiliki kompetensi akademik, tetapi juga etos kerja, karakter, serta daya saing global. Model pembelajaran yang menekankan integrasi keilmuan dan kolaborasi lintas disiplin menjadi hal yang sangat penting dalam menghadapi tantangan masa depan.
“Lulusan UMRAH harus menjadi generasi inovatif yang tidak hanya mengejar prestasi akademik, tetapi juga mampu memberikan solusi nyata bagi pembangunan bangsa, khususnya di wilayah Kepulauan Riau,” tutupnya.
Dengan sinergi yang terjalin antara akademisi, industri, dan pemerintah, Indonesia diharapkan dapat mempercepat hilirisasi riset yang berdampak langsung bagi kesejahteraan masyarakat dan kemajuan bangsa.