AI: Alat Bantu Humas, Bukan Ancaman, Kata Dirjen IKP di AMH 2024

: Dirjen IKP Kominfo Prabunindya Revta Revolusi saat memberikan paparan dalam acaran Anugerah Media Humas 2024/Foto : Farizzy InfoPublik


Oleh Farizzy Adhy Rachman, Jumat, 11 Oktober 2024 | 10:59 WIB - Redaktur: Untung S - 169


Bandung, InfoPublik – Di tengah pesatnya disrupsi teknologi, khususnya dengan kemajuan Artificial Intelligence (AI), Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Prabunindya Revta Revolusi, menekankan bahwa AI harus dilihat sebagai alat bantu, bukan ancaman bagi pekerjaan humas. Hal ini disampaikan dalam acara Anugerah Media Humas 2024 di Pullman International Convention Center, Bandung, Jawa Barat, Kamis (10/10/2024).

Prabu menyampaikan kekhawatirannya tentang masa depan peran humas di era teknologi yang semakin canggih. Ia menjelaskan bahwa prediksi perkembangan teknologi menuju singularitas—di mana kecerdasan buatan (AI) akan setara dengan kecerdasan manusia—adalah sesuatu yang tidak dapat diabaikan. Dengan rencana implementasi teknologi 6G pada 2030, transformasi dunia digital diperkirakan akan semakin cepat.

"Kita harus mempersiapkan diri. Teknologi seperti AI akan semakin pintar, belajar 24 jam setiap hari dari data yang ada. Namun, saya yakin, AI tidak akan menggantikan peran kita sebagai insan humas," ujar Prabu.

Peran AI dalam Kehumasan

Dirjen IKP menjelaskan bahwa AI memiliki potensi besar untuk membantu pekerjaan humas, terutama dalam meningkatkan efisiensi tugas-tugas rutin. Dengan memanfaatkan AI, humas dapat lebih fokus pada hal-hal yang strategis dan kreatif. Beberapa tugas, seperti monitoring media, komunikasi krisis, dan pembuatan konten, bisa dilakukan lebih cepat dan efisien dengan bantuan teknologi.

"Kita bisa memanfaatkan AI untuk membaca sentimen publik, membuat konten video dengan cepat, hingga mengotomatisasi layanan pelanggan. Ini akan memungkinkan kita untuk lebih fokus pada tugas-tugas strategis yang lebih bernilai," tambahnya.

Namun, Prabu juga mengingatkan adanya tantangan yang dibawa AI, terutama terkait dengan penyebaran berita palsu (fake news) dan manipulasi digital. Ia mencontohkan kasus deepfake yang menargetkan tokoh-tokoh publik, termasuk dirinya. Video-video deepfake yang menggunakan wajah tokoh publik untuk tujuan manipulatif menjadi tantangan besar di era digital ini.

"Baru-baru ini, kami men-take down akun yang menggunakan deepfake Ibu Negara Iriana Jokowi, seolah-olah beliau berbicara mengajak orang mengikuti akun TikTok tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa tantangan manipulasi digital ini semakin nyata dan berpotensi mengancam," jelas Prabu.

Masa Depan Insan Humas di Era AI

Prabu menegaskan bahwa meskipun AI dapat menggantikan beberapa aspek teknis, ada hal yang tidak bisa digantikan oleh teknologi, yaitu kebijaksanaan (wisdom). Keputusan-keputusan yang memerlukan pertimbangan etis dan moral tetap harus berada di tangan manusia.

"AI hanya alat bantu. Kebijaksanaan dan penilaian etis tetap menjadi urusan kita sebagai manusia. Inilah yang tidak boleh kita lepaskan," ungkapnya.

Lebih lanjut, Prabu mendorong para praktisi humas untuk terus meningkatkan kompetensi dalam menghadapi era AI. Kemampuan berpikir kritis, adaptasi terhadap teknologi, serta keterampilan storytelling dan kreativitas menjadi kunci agar peran humas tetap relevan di masa depan.

"Kita harus terbiasa menggunakan AI sebagai alat bantu untuk mencari ide dan inspirasi. Kompetensi dasar humas perlu mencakup kemampuan untuk menyederhanakan tugas dengan AI, serta melakukan monitoring dan otomasi proses," tambah Prabu.

Dalam paparannya, Dirjen IKP juga menyoroti tantangan ke depan, yaitu bagaimana membangun citra positif di tengah arus informasi negatif yang kian deras di media sosial. Pemanfaatan AI, menurutnya, dapat menjadi salah satu solusi untuk menjaga dan mengontrol citra positif instansi pemerintah dan perusahaan di mata publik.

"Di era media sosial ini, agak sulit mendapatkan sentimen positif. AI dapat membantu kita fokus menjaga citra positif di masyarakat," ujarnya.

Anugerah Media Humas 2024

Anugerah Media Humas (AMH) 2024 merupakan acara tahunan yang diselenggarakan oleh Ditjen IKP Kominfo sebagai bentuk apresiasi atas kinerja para humas di instansi pemerintah. Acara ini menjadi momentum bagi para praktisi humas untuk terus meningkatkan kualitas dalam menyampaikan informasi kepada publik, sekaligus memanfaatkan teknologi dan platform media sosial secara kreatif.

AMH 2024 diikuti oleh humas dari berbagai instansi, termasuk Kementerian/Lembaga, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Perguruan Tinggi Negeri, serta Pemerintah Daerah. Terdapat enam kategori penghargaan yang diperebutkan, yaitu:

  1. Kategori Media Sosial
  2. Kategori Kampanye Komunikasi Publik
  3. Kategori Penerbitan Media Internal (Inhouse Magazine)
  4. Kategori Siaran Pers
  5. Kategori Website
  6. Kategori Media Audio Visual

Pemenang dari setiap kategori dinilai oleh tim penilai yang terdiri dari praktisi dan ahli di bidang masing-masing.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Wahyu Sudoyo
  • Jumat, 11 Oktober 2024 | 21:27 WIB
Lima E-Wallet Fasilitator Judi Online Ditegur Keras Menkominfo
  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Kamis, 10 Oktober 2024 | 23:00 WIB
Anugerah Media Humas 2024: Wajah Baru Kehumasan Indonesia di Era Digital
  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Kamis, 10 Oktober 2024 | 21:25 WIB
AMH 2024: Apresiasi untuk Peran Vital Humas dalam Komunikasi Publik
  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Kamis, 10 Oktober 2024 | 12:01 WIB
Kominfo Gelar Forum Kehumasan 2024, Fokus pada Citra dan Branding Daerah Berkelanjutan