- Oleh Dian Thenniarti
- Selasa, 26 November 2024 | 06:47 WIB
: Menkominfo Budi Arie Setiadi (Humas Kominfo)
Oleh Wahyu Sudoyo, Kamis, 3 Oktober 2024 | 05:38 WIB - Redaktur: Untung S - 280
Jakarta, InfoPublik – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) meluncurkan sistem terpadu Early Warning System (EWS) dan Disaster Prevention Information System (DPIS) yang melibatkan kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah untuk menekan jumlah korban bencana.
"Sistem ini dirancang untuk mengurangi dan meminimalisir korban bencana. Gempa bumi tetap akan terjadi, kita tidak bisa mencegahnya. Namun, korban dapat diminimalkan," ujar Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Budi Arie Setiadi, dalam acara Peluncuran Sistem Nasional Peringatan Dini Kebencanaan di Kantor Kementerian Kominfo, Jakarta Pusat, Rabu (2/10/2024).
Menteri Budi Arie menjelaskan bahwa teknologi ini mengacu pada pengalaman panjang Pemerintah Jepang dalam menggunakan sistem peringatan dini untuk meminimalisir dampak bencana alam.
"Kami sangat mengapresiasi dukungan pemerintah Jepang, yang telah berbagi teknologi peringatan dini kebencanaan berdasarkan pengalaman mereka dalam menghadapi gempa, hingga mencapai zero victim (tanpa korban)," ungkapnya.
Menkominfo menegaskan bahwa pemerintah memiliki tanggung jawab untuk melindungi masyarakat dari ancaman bencana yang berpotensi terjadi di Indonesia.
Dalam penyebaran informasi peringatan dini, Kementerian Kominfo telah bekerja sama dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan penyedia layanan telekomunikasi seluler untuk memastikan informasi cepat sampai ke masyarakat.
"Saat ini, hampir semua orang memiliki ponsel. Kami bekerja sama dengan seluruh operator telekomunikasi dan menggunakan tools dari BMKG, sehingga pemberitahuan peringatan dini bencana langsung dikirim ke ponsel masing-masing, terutama di daerah yang terdampak gempa bumi," tambah Budi Arie.
Sistem itu diharapkan dapat menjadi langkah signifikan dalam menekan jumlah korban bencana di Indonesia.