Galanggang Arang Sawahlunto, Aktivasi WTBOS dan Meriahkan HUT Kota Sawahlunto

: Kegiatan Galanggang Arang Sawahlunto, yang akan dilaksanakan pada 1 s.d. 3 Desember 2023. Berbagai kegiatan telah disiapkan, dan mulai digelar bersamaan dengan hari jadi Kota Sawahlunto yang jatuh pada 1 Desember/Foto: dok. Kemendikbudristek.


Oleh G. Suranto, Rabu, 29 November 2023 | 13:15 WIB - Redaktur: Untung S - 68


Jakarta, InfoPublik - Galanggang Arang Sawahlunto merupakan titik keenam dari rangkaian pagelaran budaya “Anak Nagari Merayakan Warisan Dunia”, sebagai upaya penguatan ekosistem Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (WTBOS).

Kota Sawahlunto sebagai lokus utama industri tambang batu bara sejak akhir abad ke-19, meninggalkan jejak sejarah dan budaya yang sangat kaya dan beragam. Di kota ini ditemukan berbagai situs peninggalan tambang, yang sebagian besar telah ditetapkan sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO sejak tahun 2019.

Sekretaris Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Fitra Arda, Selasa (28/11/2023)  mengatakan bahwa rangkaian Galanggang Arang merupakan langkah awal dalam aktivasi warisan dunia yang terletak di Sumatra Barat ini. “Galanggang Arang merupakan upaya Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemendikbudristek, bekerja sama dengan UPT, nagari, dan masyarakat dalam melestarikan dan menjaga ekosisten WTBOS khususnya ekosistem budaya,” kata Fitra dalam keterangannya  dikutip di Jakarta, Rabu (29/11/2023).

Sejumlah properti penting telah dipugar sesuai dengan prinsip pelestarian dan pelindungan, sehingga kota itu pantas disebut dengan World Heritage City. Salah satu yang cukup menarik adalah apa yang disebut dengan Goedang Ransoem, sebuah dapur besar yang dulu tempat memasak untuk makan ribuan orang, dan sekarang disulap menjadi Museum Goedang Ransoem.

Ada pula lubang tambang yang dijadikan objek wisata sejarah, yakni Lubang Tambah Mbah Suro, yang diperkaya dengan sebuah museum. Kemudian Museum Kereta Api yang memiliki koleksi tentang sejarah perkembangan kereta api di Sumatra Barat. Tak lupa kantor pusat tambang dengan menara khas bangunan Eropa, dan banyak yang lain.

Selain itu, yang tak kalah menarik adalah masyarakatnya yang multietnik, dengan kehidupan budayanya yang multikultur. Berdasarkan peninggalan sejarah dan budaya inilah dirancang berbagai kegiatan Galanggang Arang Sawahlunto, yang akan dilaksanakan pada 1 sampai 3 Desember 2023. Menurut Edy Utama, selaku kurator Galanggang Arang Sawahlunto, berbagai kegiatan telah disiapkan, dan mulai digelar bersamaan dengan hari jadi Kota Sawahlunto yang jatuh pada 1 Desember.

“Kegiatan pertama yang akan disuguhkan pada publik adalah pembukaan pameran Menduniakan Sawahlunto: Mengenang Sosok Amran Nur. Pameran akan bercerita tentang apa yang dikerjakan Walikota Sawahlunto periode 2003-2013, almarhum Amran Nur, yang telah menjadikan Kota Sawahlunto kembali berkibar setelah 2 tambang batu bara ditutup,” terang Edy.

Dari data yang dapat dibaca, setelah tambang batu bara ditutup, pertumbuhan penduduk di kota ini minus. Begitu banyak masyarakat yang bermigrasi karena kehilangan pekerjaan. Kemiskinan meluas, namun kemudian dapat diatasi oleh kebijakan yang dilakukan Amran Nur, sehingga angka kemiskinan menurun drastis.

Salah satu yang dilakukan Amran Nur adalah mempromosikan Sawahlunto ke dunia sebagai Kota Wisata Tambang yang Berbudaya, yang merupakan Visi Sawahlunto 2020. Bersamaan dengan pameran ini juga diluncurkan program strategis yang disebut dengan Sawahlunto Ceria (conservasi, edukasi, dan riang gembira), yang melibatkan kalangan anak-anak dan remaja.

Untuk pembukaan Galanggang Arang Sawahlunto, Edy menyampaikan bahwa telah dipersiapkan sejumlah kegiatan. Acara dimulai dengan menampilkan salah satu Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Sawahlunto, yakni Talempong Batuang, dilanjutkan dengan pertunjukan musisi perempuan yang tergabung dalam kelompok Srikandi. Kemudian ada kolaborasi musisi multi etnik. Terakhir adalah sebuah pertunjukan yang berjudul Piring Bernyanyi: Migrasi Perempuan dari Dapur ke Ruang Tamu, yang menggabungkan berbagai elemen seni ke dalam ruang pertunjukan.

Selain pameran juga ada pertunjukan dari berbagai etnik dan komunitas budaya yang ada di Sawahlunto. Ada pertunjukan sanggar seni yang akan digelar di panggung utama di pelataran Museum Goedang Ransoem. Juga ada penampilan Kuda Kepang di situs peninggalan tambang, yakni bekas penjara orang rantai di Sungai Durian. Ada prosesi arak-arakan Reog keliling kota Sawahlunto, yang melewati berbagai situs warisan dunia. Dilaksanakan juga Diskusi Terpumpun Perlindungan Warisan Budaya, dan diakhiri dengan pergelaran keroncong di Stasiun Kereta Api Kota Sawahlunto.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Kamis, 25 Juli 2024 | 21:19 WIB
Indonesia dan Filipina Pererat Kerja Sama Pendidikan di Forum JWG Bali 2024
  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Selasa, 23 Juli 2024 | 20:04 WIB
Presiden Jokowi: Anak-Anak Harus Siap dengan Wawasan dan Karakter Kuat
  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Selasa, 23 Juli 2024 | 05:52 WIB
FELT 2024: Jadi Solusi Atasi Kesenjangan Pendidikan di Indonesia
  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Senin, 22 Juli 2024 | 13:10 WIB
Gernas BBI/BBWI x Vokasifest 2024: Dorong Produk Lokal dan Pariwisata Indonesia