- Oleh Pasha Yudha Ernowo
- Selasa, 8 Oktober 2024 | 22:26 WIB
: Program Penulisan Majelis Sastra Asia Tenggara (Mastera) kembali digelar tahun ini, bertajuk “Program Penulisan Mastera: Novel” berlangsung pada 2-6 September 2024 di Jakarta (Foto: Dok Kemendikbudristek)
Oleh Pasha Yudha Ernowo, Kamis, 5 September 2024 | 18:48 WIB - Redaktur: Untung S - 111
Jakarta, InfoPublik – Program Penulisan Majelis Sastra Asia Tenggara (Mastera) kembali digelar tahun ini dengan tajuk "Program Penulisan Mastera: Novel." Kegiatan yang berlangsung pada 2-6 September 2024 di Jakarta itu diikuti oleh sastrawan muda dari empat negara anggota Mastera: Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Program ini bertujuan untuk memperluas wawasan serta meningkatkan kemampuan teknis penulisan novel melalui pertukaran pengalaman kreatif dengan sesama peserta dan sastrawan senior.
Dalam program ini, para sastrawan muda diharapkan dapat memahami situasi penulisan novel di negara lain dan mengambil manfaat dari pandangan serta kritik konstruktif dari rekan-rekan mereka. Program ini juga menjadi wadah untuk menyerap pengalaman kreatif dari para sastrawan senior yang menjadi pembimbing dalam kegiatan tersebut.
Sekretaris Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Hafidz Muksin, mengapresiasi keterlibatan pembimbing berpengalaman dalam kegiatan ini, termasuk Prof. Madya Ariff dari Malaysia yang merupakan alumni Mastera 2011. “Kami harap di masa mendatang, para peserta penulisan ini juga bisa menjadi pembimbing bagi generasi Mastera selanjutnya,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima InfoPublik pada Kamis (5/9/2024).
Hafidz juga mengungkapkan kebanggaannya atas capaian sastra Indonesia, seperti pengakuan UNESCO atas peringatan 100 tahun A. A. Navis. Hal ini menegaskan pentingnya peran sastrawan Indonesia dalam dunia sastra internasional.
Pengembangan Sastra dan Kolaborasi Antar-Negara
Program Penulisan Mastera telah banyak menghasilkan karya sastra yang mengandung makna mendalam, mencerminkan nilai-nilai sosial masyarakat, baik dalam bentuk puisi, novel, maupun karya sastra lainnya. Melalui kegiatan ini, generasi muda Mastera diharapkan dapat berkolaborasi untuk mengembangkan, melestarikan, dan memajukan bahasa serta sastra di wilayah mereka.
“Badan Bahasa akan terus menginisiasi kegiatan semacam ini untuk menggali kreativitas dan inovasi kesastraan. Hasil penulisan novel dari program ini akan dikurasi menjadi antologi novel dan diterbitkan secara luas untuk mendukung literasi,” jelas Hafidz. Ia berharap, melalui publikasi ini, Mastera dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan sastra di masa depan dan memacu semangat para sastrawan muda.
Kepala Subbagian Tata Usaha Sekretariat Badan Bahasa, Sartono, juga menyampaikan rasa bangganya atas kehadiran sastrawan senior Ahmad Tohari yang memberikan wawasan dan inspirasi kepada peserta. Selain itu, hadir juga pembimbing dari Malaysia, Prof. Madya Ariff, serta tiga pembimbing dari Indonesia, yaitu Oka Rusmini, Fanny J. Poyk, dan Andrei Aksana.
“Kehadiran para pembimbing ini tentunya sangat membantu peserta dalam memperdalam pemahaman dan keterampilan menulis novel. Kami sangat bangga dan mengapresiasi semangat serta partisipasi seluruh peserta yang hadir,” tutur Sartono.
Peserta Terpilih dari Empat Negara
Program ini diikuti oleh 21 sastrawan muda terpilih dari Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Beberapa di antaranya adalah Awang Mohd. Hajib Sarhan (Brunei Darussalam), Nor Hafedah Jamiyil (Malaysia), Nur Azshieldha Sahran (Malaysia), Amirul Hakim (Singapura), dan Dhianita K (Jakarta).
Salah seorang peserta dari Malaysia, Hafirda Afiela, mengungkapkan kebanggaannya bisa mengikuti program ini. “Program Penulisan Mastera: Novel 2024 membina potensi baru bagi melahirkan penulis yang berilmu dan baik dalam menghasilkan karya-karya sastra,” ujarnya.
Program Penulisan Mastera adalah kegiatan tahunan yang dimulai sejak 1997. Setiap tahunnya, program ini mengangkat genre yang berbeda-beda, mulai dari puisi, cerpen, esai, drama, hingga novel. Melalui program ini, sastrawan muda dari negara anggota Mastera diharapkan dapat mengembangkan kemampuan mereka dan menghasilkan karya-karya sastra berkualitas yang dapat memperkaya budaya dan sastra di wilayah Asia Tenggara.