- Oleh MC KOTA TIDORE
- Jumat, 15 November 2024 | 14:44 WIB
: Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres (kanan) dan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi (kiri). Foto: kemlu.go.id
Oleh Eko Budiono, Rabu, 18 September 2024 | 12:30 WIB - Redaktur: Untung S - 278
Jakarta, InfoPublik - Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Luar Negeri (Kemlu), terus memberikan dukungan nyata bagi Afghanistan selama periode 2022-2024. Dalam keterangan tertulisnya, Rabu (18/9/2024) berbagai bantuan, mulai dari program kesehatan hingga pendidikan, telah disalurkan guna membantu negara tersebut dalam menghadapi tantangan sosial dan kesehatan.
Pada 3-10 November 2022, Kemlu RI menyelenggarakan program pelatihan peningkatan kapasitas tenaga kesehatan untuk Afghanistan, dengan fokus pada kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana. Pelatihan ini diikuti oleh 38 peserta yang terdiri dari tenaga kesehatan dan akademisi. Mereka mendalami berbagai topik penting terkait kesehatan reproduksi, keluarga berencana, dan kesehatan ibu-anak, yang sangat dibutuhkan di Afghanistan.
Pemerintah Indonesia juga menunjukkan komitmennya dalam bidang pendidikan. Pada tahun 2022, lima mahasiswa Afghanistan menerima beasiswa S2 di Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII). Mahasiswa-mahasiswa ini telah tiba di Indonesia sejak Oktober 2022 dan kini sedang menjalani studi mereka.
Pada tahun 2023, jumlah penerima beasiswa meningkat, dengan lima orang mahasiswa diterima di UIII dan sepuluh orang di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).
Salah satu bantuan terbesar yang dikirimkan Indonesia ke Afghanistan adalah vaksin polio bOPV yang diproduksi oleh PT Bio Farma. Pada 7 Maret 2024, Indonesia mengirimkan 10 juta dosis vaksin senilai Rp17,2 miliar melalui skema dana hibah yang dikelola oleh Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional (LDKPI). Vaksin ini bertujuan untuk membantu Afghanistan dalam memerangi penyakit polio, yang masih menjadi ancaman serius di negara tersebut.
Selain itu, Indonesia juga mengirimkan bantuan kemanusiaan pasca gempa yang melanda Herat, Afghanistan. Bantuan tersebut terdiri dari sembilan jenis non-food items seperti tenda pengungsian, tower lampu, hygiene kits, perlengkapan dapur, selimut, terpal, dan jeriken air. Total bantuan senilai US$1,067,187 (Rp17,4 miliar) ini mampu membantu lebih dari 1.200 keluarga (8.400 jiwa) yang terdampak gempa.
Dalam kesempatan berbeda, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, memuji kepemimpinan Indonesia, baik di G20 maupun di ASEAN. Menurutnya, Indonesia berhasil menjalankan peran penting dalam G20 meskipun situasi global saat itu cukup sulit, dan kepemimpinan Indonesia di ASEAN juga dinilai sangat efektif.
“Keketuaan Indonesia di G20 berada di situasi yang sulit tapi sangat sukses. Indonesia berhasil menyukseskan kesepakatan meski sejumlah anggota saling berselisih. Kepemimpinan Indonesia di ASEAN juga sangat efektif,” ujar Guterres.
Dengan berbagai bentuk dukungan ini, Indonesia menunjukkan komitmen kuatnya dalam membantu Afghanistan, baik melalui pengiriman bantuan kesehatan, pendidikan, maupun kemanusiaan.