- Oleh MC PROV KALIMANTAN BARAT
- Kamis, 19 Desember 2024 | 18:30 WIB
:
Oleh MC PROV KALIMANTAN BARAT, Kamis, 19 Desember 2024 | 18:24 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 70
Kubu Raya, InfoPublik – Penjabat (Pj) Ketua Tim Penggerak (TP) Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar), Windy Prihastari Harisson, menyoroti peran penting ibu dan perempuan dalam menciptakan generasi emas 2045.
Bonus demografi di masa tersebut, menurutnya, adalah peluang besar yang harus dimanfaatkan dengan mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul, sehat, dan cerdas, terutama di Kalimantan Barat.
“Bonus demografi harus dimanfaatkan dengan baik. Anak-anak yang lahir hari ini adalah generasi emas 2045. Untuk itu, kita harus memastikan mereka sehat, cerdas, dan siap bersaing secara global,” ujar Windy pada acara Seminar Anak Sehat Ibu Bahagia dalam rangka memperingati Hari Ibu ke-96 di Hotel Alimoer, Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalbar pada Rabu (18/12/2024).
Windy menekankan pentingnya mencegah stunting sejak dini, bahkan sebelum kehamilan. Edukasi gizi bagi remaja putri menjadi prioritas agar mereka dapat mempersiapkan kehamilan dengan tubuh sehat dan asupan nutrisi yang cukup.
“Makanan bergizi, khususnya protein hewani, karbohidrat, dan lemak, harus diberikan kepada anak-anak sejak dini. Selain itu, ibu hamil perlu diberikan pemahaman tentang pentingnya nutrisi selama 1000 hari pertama kehidupan,” jelasnya.
Ia juga menyampaikan apresiasi atas percepatan penurunan angka stunting di Kalbar, yang kini berada di angka 20,6 persen. Angka ini menjadikan Kalbar sebagai provinsi tercepat kedua secara nasional dalam menurunkan stunting.
“Kita tidak boleh berpuas diri. Target 2024 adalah angka stunting turun menjadi 14 persen. Ibu-ibu harus terus berjuang untuk mencapai itu,” tambahnya.
Selain stunting, Windy mengajak perempuan di Kalimantan Barat untuk ikut serta menurunkan angka kemiskinan ekstrem yang kini berada di angka 0,54 persen. Ia menekankan pentingnya peran organisasi wanita dalam membantu pemerintah memecahkan permasalahan nasional.
“Perempuan adalah agen perubahan. Bersama-sama, kita bisa membantu pemerintah mengatasi permasalahan seperti stunting dan kemiskinan ekstrem,” tuturnya.
(Wnd/irm)