- Oleh Dian Thenniarti
- Jumat, 8 November 2024 | 12:33 WIB
: Pembangunan Bendungan Jlantah di Karanganyar, Jawa Tengah oleh Kementerian Pekerjaan Umum/Foto : Biro Komunikasi Publik Kementerian PU
Oleh Farizzy Adhy Rachman, Selasa, 29 Oktober 2024 | 10:54 WIB - Redaktur: Untung S - 195
Jakarta, InfoPublik – Dalam upaya meningkatkan kapasitas tampungan air secara nasional, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Sumber Daya Air terus mempercepat penyelesaian konstruksi bendungan dan embung di berbagai daerah. Salah satu proyek strategis yang hampir selesai adalah Bendungan Jlantah, yang berlokasi di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Direktur Jenderal Sumber Daya Air, Bob Arthur Lombogia, menyatakan komitmen Kementerian PU untuk mempercepat penyelesaian konstruksi bendungan tersebut. “Kami berkomitmen untuk menyelesaikannya,” ujar Dirjen Bob dalam keterangan pers yang diterima InfoPublik pada Selasa (29/10/2024).
Bendungan Jlantah memiliki luas genangan sebesar 50,45 hektare (ha) dan kapasitas tampung mencapai 10,97 juta meter kubik (m³), yang bersumber dari aliran Sungai Jlantah dan Sungai Puru. Konstruksi bendungan dirancang dengan tinggi 70 meter dari dasar sungai, panjang puncak 404 meter, lebar puncak 12 meter, serta elevasi puncak bendungan +690 meter.
Proyek ini dibangun oleh kontraktor PT Waskita Karya (Persero) dan PT Adhi Karya KSO dengan nilai kontrak sebesar Rp1,02 triliun. Saat ini, progres fisik bendungan telah mencapai 93,25 persen dan ditargetkan dapat diresmikan pada Januari 2025.
Setelah rampung, Bendungan Jlantah akan memberikan beberapa manfaat, antara lain: pertama, penyediaan air baku sebesar 150 liter per detik untuk Kecamatan Jumapolo, Jumantono, dan Jatipuro di Kabupaten Karanganyar; kedua, suplai air irigasi untuk area irigasi D.I. Jlantah seluas 1.494 ha, yang mencakup 806 ha irigasi yang sudah ada dan 688 ha irigasi baru.
Ketiga, bendungan ini akan mengurangi risiko banjir sebesar 70,33 meter per detik atau 51,26 persen dari debit banjir periode ulang 50 tahun. Keempat, potensi Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) sebesar 0,625 megawatt (MW). Terakhir, bendungan ini juga memiliki potensi sebagai destinasi pariwisata.
Sementara itu, Direktur Bendungan dan Danau Ditjen SDA, Adenan Rasyid, menjelaskan bahwa sebagai negara agraris, Indonesia memerlukan banyak bendungan untuk memperkuat ketahanan pangan dan air. “Bendungan juga memiliki peran strategis dalam mendukung perekonomian nasional,” ujarnya.
Dengan dibangunnya Bendungan Jlantah, kapasitas tampungan air di Jawa Tengah diharapkan dapat meningkat untuk mendukung ketahanan pangan dan air yang berkelanjutan. Selain Bendungan Jlantah, Kementerian PU juga tengah membangun Bendungan Bener di Purworejo dan Bendungan Jragung di Semarang. Ketiga bendungan ini akan melengkapi jaringan bendungan yang ada di Jawa Tengah, termasuk Bendungan Gondang di Karanganyar, Logung di Kudus, Pidekso di Wonogiri, dan Randugunting di Blora.