- Oleh Wandi
- Sabtu, 23 November 2024 | 08:00 WIB
: Pertemuan 2024 ICAO Long-Term Global Aspirational Goal (LTAG) Stocktaking pada 7-10 Oktober 2024 di kantor Pusat ICAO Montreal, Kanada. Foto : Kemenhub
Oleh Dian Thenniarti, Kamis, 10 Oktober 2024 | 21:32 WIB - Redaktur: Untung S - 244
Jakarta, InfoPublik – Indonesia melalui Kementerian Perhubungan turut serta dalam pertemuan 2024 ICAO Long-Term Global Aspirational Goal (LTAG) Stocktaking yang berlangsung pada 7-10 Oktober 2024 di Kantor Pusat ICAO, Montreal, Kanada.
Pertemuan ini bertujuan untuk mendiskusikan berbagai upaya sektor penerbangan dalam mengurangi emisi CO2, termasuk inovasi teknologi, peningkatan operasional, pemanfaatan bahan bakar terbarukan, serta skema pembiayaan untuk mendukung upaya tersebut.
Kegiatan ini juga menjadi ajang berbagi informasi dari negara anggota ICAO, industri, dan para pemangku kepentingan lainnya dalam memantau progres implementasi upaya penurunan emisi CO2. Tujuannya adalah untuk mencapai target kolektif jangka panjang, yang dikenal sebagai LTAG, sesuai dengan Resolusi Majelis A41-21.
Delegasi Indonesia dipimpin oleh Kasubdit Sertifikasi Pesawat Udara Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara, Teguh Jalu Waskito. Ia memaparkan State Action Plan (SAP) dan New SAF Roadmap yang berisi langkah-langkah Indonesia dalam mendukung program ICAO untuk menurunkan emisi CO2 di sektor penerbangan melalui penerapan ICAO Basket of Measures.
"Upaya sektor penerbangan meliputi peningkatan teknologi dan operasional pesawat udara, penggunaan bahan bakar terbarukan untuk pesawat, serta penerapan skema pasar karbon melalui Carbon Offsetting and Reduction Scheme for International Aviation (CORSIA)," ujar Teguh pada Kamis (10/10/2024).
Langkah Strategis Indonesia dalam Penurunan Emisi CO2:
"Dokumen peta jalan terbaru ini nantinya akan disatukan ke dalam Indonesia's Action Plan to Reduce Greenhouse Gas Emissions for Aviation Sector yang akan diperbarui pada akhir tahun ini," jelas Teguh.
Pada pertemuan tersebut, Indonesia juga menyampaikan kontribusinya dalam memberikan asistensi teknis kepada Timor Leste untuk menyusun State Action Plan (SAP) dalam kerangka ICAO State Action Plan Buddy Programme, sebagai bagian dari inisiatif No Country Left Behind. Nota kesepahaman antara Indonesia dan Timor Leste ditandatangani pada Juli 2024 dan berlaku hingga tiga tahun ke depan.
"Kami berterima kasih kepada seluruh kementerian dan pemangku kepentingan lainnya yang telah mendukung upaya penurunan emisi CO2 di sektor penerbangan, sambil tetap mendorong kemandirian energi nasional," tambah Teguh.