- Oleh Mukhammad Maulana Fajri
- Senin, 25 November 2024 | 18:07 WIB
: Indonesia berpartisipasi dalam acara Manufacturing World Osaka (MWO) 2024/ foto: Humas Kemenperin
Oleh Mukhammad Maulana Fajri, Sabtu, 5 Oktober 2024 | 21:30 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 393
Jakarta, infoPublik - Indonesia terus memperkuat posisinya dalam implementasi teknologi industri 4.0 dan smart manufacturing melalui partisipasi di pameran Internasional Manufacturing World Osaka (MWO) 2024.
Acara tersebut berlangsung pada 2-4 Oktober 2024 di Intex Osaka, Jepang, menghadirkan 10 perusahaan industri Indonesia yang difasilitasi oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin). Dengan membawa semangat revolusi industri 4.0, keikutsertaan Indonesia diharapkan mampu mendorong kolaborasi dan memperluas akses pasar global, terutama di Asia.
"Pameran ini menjadi momentum penting bagi Indonesia untuk menampilkan kemajuan industri 4.0 dan membuka peluang kerjasama internasional. Kami berharap langkah ini mampu mempercepat transformasi industri nasional dan memperkenalkan ke kancah internasional," ujar Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan pers Kemenperin, Jumat (4/10/2024).
Pameran Manufacturing World Osaka merupakan salah satu pameran industri manufaktur terbesar di Jepang, yang diikuti oleh lebih dari 1.200 perusahaan dari berbagai negara, termasuk Asia, Eropa, dan Amerika.
Pameran itu mencakup berbagai sektor, seperti Design Manufacturing, Mechanical Components, Medical Devices, serta Industrial Artificial Intelligence (AI)/IoT. Dengan dihadiri sekitar 35.000 pengunjung dari kalangan industri, acara ini menjadi platform strategis bagi Indonesia untuk mempromosikan kemampuan industrinya di kancah global.
“Tantangan global seperti perubahan iklim, ketidakpastian ekonomi, dan disrupsi teknologi telah mengubah lanskap industri di seluruh dunia. Oleh karena itu, keikutsertaan Indonesia pada pameran Manufacturing World Osaka ini merupakan bagian dari strategi besar Indonesia untuk memperkuat daya saing dan posisi Indonesia di pasar global,” ujar Plt Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional (KPAII), Eko S. A. Cahyanto.
Keikutsertaan Indonesia dalam pameran itu merupakan hasil kolaborasi antara Kementerian Perindustrian dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo. Indonesia menampilkan sepuluh pelaku industri terkemuka, diantaranya PT Technogis Indonesia, PT Mes Teknologi Indonesia (VMES), PT Sat Nusapersada Tbk, PT Global Sukses Solusi Tbk (RUN SYSTEM), Ragdalion Technology, Nicslab, PT Dharma Polimetal Tbk, PT Dreamaxtion Teknologi Internasional, PT Inti Karya Semesta (Wilson Fastener), dan Widya Robotic. Luas booth Indonesia mencapai 81 meter persegi, menampung ragam inovasi teknologi dari masing-masing perusahaan. Konsul Jenderal RI di Osaka, John Tjahjanto Boestami turut hadir dalam pembukaan Paviliun Indonesia di MWO.
Plt Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Putu Juli Ardika menambahkan, pihaknya terus berupaya untuk mendorong industri binaan dalam negeri untuk dapat menunjukkan kapabilitasnya di level internasional agar dapat menarik kerjasama dengan partner bisnis dalam bentuk pemasaran ekspor, R&D, ataupun investasi.
“Melalui pameran MWO ini kami dapat mempertemukan industri binaan dalam negeri dengan partner potensial dari luar negeri,” ujar Putu.
Dalam rangkaian acara tersebut, juga digelar Business Forum pada hari pertama pameran dengan tema “A Glimpse of Indonesia Advanced Manufacturing: Exploring Opportunity". Forum tersebut menampilkan empat narasumber yang merupakan pelaku industri dari sektor manufaktur, perangkat lunak, dan perangkat keras. Forum ini dihadiri oleh sekitar 100 peserta yang terdiri dari perwakilan perusahaan, akademisi, dan pemangku kepentingan lainnya, yang tertarik pada peluang dekarbonisasi dan investasi di Indonesia.
“Kami berharap business forum ini dapat dimanfaatkan untuk kerja sama industri dan investasi, promosi kebijakan pemerintah indonesia di bidang manufaktur dan advanced technology, serta promosi produk manufaktur indonesia di pasar internasional,” ujar Sekretaris Ditjen Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Sopar Halomoan Sirait.
Beberapa narasumber dari Indonesia memberikan paparan menarik mengenai perkembangan industri manufaktur di Indonesia. Smailly Andy dari PT Sat Nusapersada Tbk membahas tentang "Why You Should Consider Making Your Product in Indonesia", Sarono dari PT TechnoGIS Indonesia memaparkan "Green Technology for Sustainable Industry". Selain itu, Sony Rachmadi Purnomo dari PT Global Sukses Solusi membawakan topik "Leveraging AI and IoT for Smarter ERP Solutions", dan Victor Osman dari PT Dreamaxtion Teknologi Internasional berbicara tentang "Secrets to Mastering the Indonesian Market".
Forum bisnis itu juga menghasilkan kesepakatan kerjasama yang ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara perusahaan Indonesia dengan perusahaan Jepang untuk investasi dalam teknologi manufaktur di Indonesia.
Direktur Akses Sumber Daya Industri dan Promosi Internasional (ASDIPI) Kemenperin, Syahroni Ahmad, dalam sambutannya saat membuka forum, menekankan pentingnya kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan. Kolaborasi ini mencakup investasi dalam riset dan pengembangan, penerapan teknologi mutakhir, serta menciptakan lingkungan yang berkelanjutan untuk kemajuan industri.
Keikutsertaan Indonesia dalam MWO 2024 diharapkan mampu membuka peluang kerja sama baru di pasar internasional serta mempercepat kemajuan sektor manufaktur nasional. Dengan fokus pada penerapan teknologi industri 4.0, Indonesia siap bersaing di tingkat global dan memperkuat posisinya sebagai pemain utama di industri manufaktur.