- Oleh Mukhammad Maulana Fajri
- Jumat, 22 November 2024 | 08:00 WIB
: Balai Kemenperin Ciptakan Inovasi Pendukung Industri Hijau/ foto: Humas Kemenperin
Oleh Mukhammad Maulana Fajri, Sabtu, 23 November 2024 | 10:10 WIB - Redaktur: Untung S - 115
Jakarta, InfoPublik – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berkomitmen untuk mempercepat penerapan industri hijau dalam rangka mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Salah satu langkah strategis yang diambil adalah memaksimalkan pemanfaatan inovasi teknologi dan sumber daya nasional, sehingga sektor industri dapat berkontribusi terhadap tanggung jawab sosial dan keberlanjutan lingkungan.
Menteri Perindustrian (Mendag), Agus Gumiwang Kartasasmita, menekankan pentingnya sektor industri dalam mewujudkan ekonomi inklusif yang ramah lingkungan. Menurutnya, fokus pada penerapan industri hijau sejalan dengan visi Presiden Republik Indonesia untuk mencapai swasembada energi, yang merupakan langkah penting untuk memastikan kedaulatan bangsa dan keberlanjutan pembangunan ekonomi.
“Dengan fokus pada sasaran ini, diharapkan akan tercipta ekosistem yang dapat menopang pertumbuhan ekonomi nasional secara inklusif, ramah lingkungan, serta mampu meningkatkan daya saing industri nasional,” ujar Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Jumat (22/11/2024).
Sebagai upaya untuk mendukung penerapan industri hijau, Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin baru-baru ini menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. MoU ini bertujuan untuk menjaga sinergi dalam pemantauan dan pengendalian dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh sektor industri, guna meningkatkan daya saing industri nasional di pasar global.
Kepala BSKJI, Andi Rizaldi, menyampaikan bahwa unit pelayanan teknis (UPT) di bawah BSKJI harus senantiasa berkontribusi dalam memperkuat penerapan industri hijau dan mengoptimalkan layanan industri. Hal ini sejalan dengan peran penting yang dimiliki BSKJI dalam mendukung sektor industri dengan berbagai program sertifikasi dan layanan pendampingan yang mendukung industri berkelanjutan.
“UPT di BSKJI harus terus memberikan kontribusi nyata dalam menguatkan industri hijau dan mengoptimalkan layanan industri serta sumber daya yang telah dimiliki untuk meningkatkan daya saing industri,” ujarnya dalam kegiatan Knowledge Hub Electricity Connect 2024 yang diselenggarakan di Jakarta.
Kepala Pusat Industri Hijau BSKJI, Apit Pria Nugraha, juga menyoroti pentingnya sektor manufaktur yang mengadopsi prinsip industri hijau, yang berfokus pada efisiensi sumber daya dan dampak positif bagi lingkungan serta masyarakat.
“Implementasi prinsip industri hijau oleh industri mengacu pada Standar Industri Hijau (SIH) yang berlaku, dan sertifikasi dapat diproses di UPT BSKJI. Ini adalah langkah penting untuk memastikan bahwa industri tidak hanya berfokus pada keuntungan ekonomi, tetapi juga memperhatikan aspek keberlanjutan lingkungan,” jelas Apit.
Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Pencegahan Pencemaran Industri (BBSPJPPI) Semarang, sebagai salah satu UPT di bawah BSKJI, berkomitmen untuk memperluas akses pasar jasa layanan yang dimiliki. BBSPJPPI terus mengembangkan inovasi layanan, menjalin kemitraan strategis, dan memastikan standar kualitas layanan tetap terjaga agar bisa berkontribusi lebih besar terhadap kemajuan industri berkelanjutan di Indonesia.
“BBSPJPPI terus mengembangkan inovasi layanan, menjalin kemitraan strategis dengan berbagai pihak, memastikan standar kualitas layanan tetap terjaga, dan memasuki potensi pasar yang lebih luas dengan mengikuti berbagai aktivitas promosi yang efektif,” ujar Kepala BBSPJPPI, Sidik Herman.
Dalam rangkaian ajang Electricity Connect 2024, yang diadakan oleh Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI) pada tanggal 20-22 November 2024, BBSPJPPI turut serta sebagai exhibitor di booth B-34. Kegiatan ini memberikan kesempatan kepada BBSPJPPI untuk membuka diri kepada pengunjung dan exhibitor lainnya, dengan konsep booth yang berfokus pada layanan utama yang menjadi kebutuhan sektor industri di bidang energi.
Beberapa layanan yang ditawarkan BBSPJPPI antara lain audit Continuous Emission Monitoring System (CEMS), verifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), sertifikasi industri hijau, pengujian, kalibrasi, serta bimbingan dan pendampingan teknis industri. Selain itu, BBSPJPPI juga menyediakan konsultansi dan produk Adaptive Monitoring Systems (AiMS).
“Menjadi exhibitor pada berbagai ajang pameran bergengsi seperti Electricity Connect 2024 ini adalah langkah strategis dalam membuka akses potensi pasar jasa layanan yang lebih besar dan diharapkan dapat menjadi platform yang efektif untuk menampilkan keunggulan serta memperkuat kontribusi BBSPJPPI kepada industri,” ujar Sidik Herman.
Dengan semakin berkembangnya sektor industri hijau dan keberlanjutan, Kemenperin bersama dengan berbagai lembaga terkait berharap dapat terus memperkuat daya saing industri Indonesia di kancah internasional, sambil menjaga keberlanjutan lingkungan hidup.