Proyek Strategis PSEL Makassar Diteken, Investasi USD200 Juta untuk Ubah Sampah Jadi Energi

: Proyek Strategis Nasional Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) Kota Makassar, Sulawesi Selatan  memasuki tahap baru dengan ditandatanganinya Perjanjian Kerja Sama di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Selasa, (24/9/2024). Foto. Humas Kemenko Marves RI.


Oleh Fatkhurrohim, Selasa, 24 September 2024 | 15:50 WIB - Redaktur: Untung S - 89


Jakarta, InfoPublik – Proyek Strategis Nasional Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, resmi memasuki tahap baru setelah penandatanganan Perjanjian Kerja Sama di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Selasa (24/9/2024).

Proyek ini merupakan hasil kolaborasi antara Pemerintah Kota Makassar dan konsorsium SUS Shanghai Holding Limited – Shanghai SUS Environment Co. Ltd – PT Grand Puri Indonesia, dengan total investasi mencapai USD 200 juta. Tujuan utama dari proyek ini adalah mengatasi masalah sampah di Makassar sekaligus mengubahnya menjadi sumber energi listrik.

Asisten Deputi Bidang Kedaulatan Maritim dan Energi Kemenko Marves, Ridha Yasser, menekankan pentingnya proyek PSEL ini dalam mengatasi krisis sampah di kota-kota besar di Indonesia, terutama yang sudah mengalami kondisi darurat sampah. "Proyek ini akan menjadi solusi penting untuk menangani permasalahan sampah secara sistematis dan berkelanjutan," kata Ridha.

Proyek ini juga sejalan dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah dan Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2018, yang mempercepat pembangunan fasilitas pengolahan sampah menjadi energi berbasis teknologi ramah lingkungan.

Sistem Pengolahan Sampah Berteknologi Tinggi

PSEL Makassar dirancang untuk memproses hingga 1.300 ton sampah per hari. Fasilitas ini akan dilengkapi dengan dua jalur pembakaran, masing-masing berkapasitas 650 ton per hari. Pengelolaan sampah yang sistematis ini diproyeksikan mampu mengurangi volume sampah hingga 80 persen.

Ridha juga menyebutkan bahwa proyek ini akan berkontribusi pada pencapaian target netral karbon Indonesia, dengan pengurangan emisi yang signifikan melalui pengelolaan sampah yang efisien dan pemanfaatan energi terbarukan.

Proyek ini tidak hanya menjadi solusi lingkungan bagi Kota Makassar, tetapi juga memperkuat kerja sama antara Indonesia dan China di sektor energi hijau. Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto, menyampaikan rasa syukurnya atas terealisasinya kerja sama ini setelah melalui proses yang panjang. "Ini adalah langkah besar bagi Makassar dalam mengelola sampah dengan teknologi ramah lingkungan sekaligus menciptakan energi baru," ujarnya.

Diharapkan, proyek PSEL ini akan mulai beroperasi pada akhir 2026 dan berkontribusi pada penciptaan lapangan kerja baru di wilayah tersebut.

Penandatanganan perjanjian kerja sama ini disaksikan oleh sejumlah kementerian dan lembaga pemerintah pusat, termasuk Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Keuangan, Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP), serta Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Kolaborasi ini menjadi contoh kerja sama antara pemerintah pusat dan daerah dalam mewujudkan proyek strategis nasional yang ramah lingkungan.

Proyek PSEL Makassar diharapkan dapat menjadi model bagi kota-kota lain di Indonesia yang menghadapi tantangan serupa dalam pengelolaan sampah, sekaligus menjadi langkah penting menuju pembangunan yang berkelanjutan dan mendukung pencapaian target netral karbon di tingkat nasional.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC KOTA PADANG
  • Senin, 23 September 2024 | 22:52 WIB
PT Semen Padang Dorong Transisi Energi Bersih dengan Pemanfaatan AFR
  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Rabu, 18 September 2024 | 10:26 WIB
PLN Pakai Empat Teknologi dalam Sukseskan PON XXI 2024 Aceh-Sumut
  • Oleh Eko Budiono
  • Kamis, 12 September 2024 | 11:39 WIB
RI-Jerman Perkuat Kerja Sama Energi Terbarukan