- Oleh Pasha Yudha Ernowo
- Minggu, 13 Oktober 2024 | 20:39 WIB
: Foto udara panel surya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Kamis (9/11/2023). PLTS Terapung Cirata dengan kapasitas 192 Megawatt Peak yang merupakan PLTS terapung terbesar se Asia Tenggara dan terbesar ketiga di dunia tersebut mulai dioperasikan untuk memenuhi kebutuhan listik di Pulau Jawa, Madura dan Bali. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/rwa.
Oleh Eko Budiono, Jumat, 13 September 2024 | 17:53 WIB - Redaktur: Untung S - 276
Jakarta, InfoPublik - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah mendapat persetujuan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung di permukaan waduk. Proyek itu akan memiliki kapasitas hingga 14,7 gigawatt (GW) dan tersebar di 257 lokasi di seluruh Indonesia.
Proyek PLTS terapung itu memanfaatkan teknologi floating photovoltaic (PV) atau panel surya terapung yang dipasang di permukaan waduk milik Kementerian PUPR. Menurut Direktur Konservasi Energi Kementerian ESDM, Hendra Iswahyudi, persetujuan dari Menteri PUPR memungkinkan percepatan pengembangan kapasitas energi terbarukan yang dapat menambah hingga 14 GW dari PLTS terapung.
“Dengan memanfaatkan floating PV di permukaan bendungan milik Kementerian PUPR, kita bisa mengakselerasi tambahan kapasitas energi sebesar 14 GW lagi. Kementerian ESDM sudah menerima persetujuan dari Kementerian PUPR untuk pengembangan ini,” kata Hendra dalam keterangan resmi, Jumat (13/9/2024).
Rencana pengembangan itu tersebar di beberapa wilayah strategis, seperti Jawa-Bali, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Nusa Tenggara. Dari 293 lokasi yang berpotensi untuk pemasangan PLTS terapung, 257 di antaranya sudah siap untuk dikembangkan dengan total kapasitas mencapai 14,7 GW.
Berikut adalah sebaran kapasitas PLTS terapung di berbagai wilayah:
Pemanfaatan teknologi PLTS terapung ini merupakan langkah signifikan dalam mencapai target Net Zero Emissions (NZE) pada 2060. Menurut Hendra, proyek ini menjadi peluang besar bagi Indonesia dalam memanfaatkan potensi permukaan waduk yang dimiliki oleh Kementerian PUPR untuk menghasilkan energi terbarukan.
"Pengembangan ini akan sangat membantu percepatan transisi energi Indonesia menuju energi bersih dan terbarukan. Selain itu, proyek ini juga selaras dengan komitmen pemerintah dalam mencapai target karbon bersih pada tahun 2060," tambahnya.
Berdasarkan catatan Kementerian ESDM, total potensi permukaan waduk yang bisa dimanfaatkan untuk PLTS terapung di Indonesia mencapai 89,37 GW. Namun, untuk tahap awal, pengembangan akan difokuskan pada 257 lokasi yang dikelola oleh Kementerian PUPR dengan potensi 14,7 GW. Proyek ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam diversifikasi sumber energi terbarukan di Indonesia dan mempercepat transisi menuju energi bersih.