Menko Luhut Tegaskan Komitmen Indonesia Capai Target Net Zero di Forum Coaltrans Asia

: Indonesia mengumumkan langkah konkret untuk mencapai target Net Zero dengan rencana dekarbonisasi yang terencana, disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, pada acara Coaltrans Asia, Bali, Rabu, (11/9/2024). Foto. Humas Kemenko Marves RI.


Oleh Fatkhurrohim, Rabu, 11 September 2024 | 17:04 WIB - Redaktur: Untung S - 308


Bali, InfoPublik – Dalam forum Coaltrans Asia yang digelar di Bali, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) RI, Luhut Binsar Pandjaitan, menegaskan komitmen Indonesia untuk mencapai target Net Zero dengan rencana dekarbonisasi yang jelas dan terukur. Rencana ini bertujuan untuk mengurangi emisi karbon, yang didominasi oleh sektor ketenagalistrikan dan transportasi, sambil mendorong pertumbuhan ekonomi.

“Indonesia menghadapi tantangan besar terkait emisi karbon, di mana sektor ketenagalistrikan menyumbang sekitar 42 persen dari total emisi CO2 pada tahun 2021, dan sektor transportasi menyumbang sekitar 23 persen,” ungkap Menko Luhut dalam keterangan tertulisnya, Rabu (11/9/2024).

Menko Luhut menjelaskan bahwa strategi dekarbonisasi pemerintah melibatkan beberapa langkah utama:

  1. Decarbonize the Grid: Mengurangi ketergantungan pada batubara dan mengembangkan energi terbarukan serta infrastruktur transmisi.
  2. Electrify Transportation: Mendorong elektrifikasi transportasi untuk mengurangi emisi.
  3. Clean Up Industries: Menekan emisi berlebihan dari sektor industri.
  4. Melindungi dan Meremajakan Alam: Memastikan perlindungan dan rehabilitasi lingkungan alam.
  5. Carbon Capture and Storage (CCS): Menyerap kelebihan karbon dari atmosfer untuk mengurangi dampak perubahan iklim.

Luhut menekankan bahwa Indonesia tetap berkomitmen untuk transisi energi yang berkelanjutan, namun tanpa mengorbankan pertumbuhan ekonomi. Dia juga menyerukan agar negara-negara dengan kapasitas lebih besar dalam pengurangan emisi berkontribusi lebih cepat dan lebih banyak.

“Negara berkembang seperti Indonesia harus terus tumbuh sambil memperlambat trajektori emisi," ujarnya, menggarisbawahi tantangan yang dihadapi oleh negara-negara berkembang.

Luhut juga menyoroti masalah pembiayaan dalam proses dekarbonisasi, di mana sebagian besar sumber pendanaan yang tersedia saat ini masih bersifat business-as-usual, seperti suku bunga komersial atau multilateral. Ia berharap kemitraan global dalam isu iklim dapat membantu mempercepat transisi energi melalui kolaborasi, inovasi teknologi, dan insentif bagi produk ramah lingkungan.

"Kami berharap dapat membangun kolaborasi global untuk mempercepat transisi energi, berbagi inovasi teknologi secara terbuka, serta mulai memberikan insentif untuk produk ramah lingkungan," tambah Menko Luhut.

Mengakhiri pidatonya, Menko Luhut berharap bahwa forum Coaltrans Asia dapat memberikan kontribusi nyata terhadap kebijakan lingkungan, baik di tingkat nasional maupun global.

"Saya berharap acara ini menghasilkan langkah-langkah signifikan, karena Coaltrans Asia merupakan platform penting untuk memperkuat kebijakan yang telah dan akan kami buat," pungkasnya.

Dengan komitmen yang jelas dan strategi terencana, Indonesia berupaya menjadi contoh dalam upaya global menuju Net Zero sambil tetap mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Eko Budiono
  • Sabtu, 12 Oktober 2024 | 23:05 WIB
PEPARNAS XVII Solo 2024 Jadi Wadah Promosi Efektif untuk UMKM Lokal
  • Oleh Dian Thenniarti
  • Kamis, 10 Oktober 2024 | 21:32 WIB
Indonesia Dukung Program ICAO Turunkan Emisi CO2 dari Sektor Penerbangan
  • Oleh Jhon Rico
  • Kamis, 10 Oktober 2024 | 14:30 WIB
Persatuan Alumni GMNI Dorong Pemanfaatan Energi Baru dan Terbarukan
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Kamis, 10 Oktober 2024 | 10:32 WIB
Kemendag Berhasil Perkuat Perdagangan Indonesia di Kancah Global