Transaksi Perdagangan Berjangka Komoditi 2023 Capai Rp25.680 Triliun

: Kemeriahan acara Pembukaan Bulan Literasi PBK 2024 di Bandung pada Senin (5/4/2024)/ foto: YouTube Kemendag


Oleh Mukhammad Maulana Fajri, Senin, 5 Agustus 2024 | 19:01 WIB - Redaktur: Untung S - 311


Jakarta, InfoPublik – Nilai transaksi perdagangan berjangka komoditi (PBK) pada 2023 tercatat sebesar Rp25.680 triliun, menjadi salah satu penopang perekonomian nasional.

Hal itu disampaikan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), Kasan, dalam pembukaan Bulan Literasi Perdagangan Berjangka Komoditi (BPK) di Bandung pada Senin (5/8/2024). Pembukaan Bulan Literasi PBK tersebut mengangkat tema “Transformasi Perdagangan Berjangka Komoditi di Era Digital” dan ditayangkan secara langsung melalui YouTube Kementerian Perdagangan Republik Indonesia.

Kasan menyampaikan bahwa sektor perdagangan merupakan sektor kedua setelah industri pengolahan yang memengaruhi PDB nasional. Perdagangan adalah faktor kunci sebagai penopang ekonomi nasional. Ia juga mendorong semua lapisan masyarakat untuk meningkatkan kinerja perdagangan guna menumbuhkan ekonomi nasional yang lebih optimal.

“Selain mendorong kinerja perdagangan yang kita semua menjadi bagian di dalamnya, kita juga mencatat beberapa perkembangan khususnya di transaksi perdagangan berjangka komoditi. Secara nasional, nilainya mencapai Rp25.680 triliun, ini angka yang cukup besar dan tentunya ini adalah kondisi yang terus kita ingin pastikan bahwa iklim bisnis PBK tetap kondusif dan akan melibatkan banyak pihak,” ujar Kasan.

Kasan mengungkapkan bahwa kontribusi perdagangan terhadap PDB nasional tercatat sebesar 12,94 persen pada 2023. Sehingga, ia menekankan bahwa perdagangan memiliki peran penting untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045 dan juga meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.

“Nah, oleh karena itu, kalau kita lihat kontribusi sektor perdagangan terhadap PDB Nasional (pada 2023) sekitar 12,94 persen. Kita bisa memahami peran perdagangan dalam konteks PDB Nasional yang tentu kita dalam situasi dan kondisi untuk mencapai Indonesia Emas 2045,” ungkap Kasan.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Bappebti, Tirta Karma Senjaya, menjelaskan bahwa pelaksanaan Bulan Literasi PBK yang diselenggarakan kali ini adalah bentuk kolaborasi antara Bappebti dengan berbagai pihak seperti Asosiasi Perdagangan Berjangka Komoditi Indonesia (Aspebtindo). Tujuan acara tersebut adalah untuk meningkatkan dan menguatkan perlindungan masyarakat sebagai nasabah di bidang perdagangan berjangka komoditi melalui penguatan literasi yang baik dan benar.

“Selain itu, Bulan Literasi Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK) ini bertujuan untuk mendorong peningkatan transaksi perdagangan berjangka komoditi khususnya multilateral, sehingga akan meningkatkan perdagangan komoditas strategis di Indonesia,” jelas Tirta.

Sebagai informasi, Bulan Literasi PBK 2024 akan dilaksanakan dengan berbagai kegiatan seperti seminar, talkshow, podcast, goes to campus, dan market update. Kegiatan akan dilaksanakan di 11 kota yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, Solo, Yogyakarta, Malang, Surabaya, Medan, Batam, Manado, dan Pontianak, dengan target peserta 1,5 juta orang.

“Melalui kegiatan ini juga diharapkan dapat mengurangi aduan-aduan maupun perselisihan di bidang PBK karena nantinya Bulan Literasi ini akan dilaksanakan satu bulan penuh, meskipun nantinya akan tetap dilanjutkan pada bulan-bulan berikutnya secara sukarela oleh para stakeholder,” ujar Tirta.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat, Noneng Komara Nengsih, juga mengungkapkan bahwa di Jawa Barat, sektor perdagangan merupakan sektor nomor dua setelah industri pengolahan yang memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian wilayahnya. Ia menyebut Provinsi Jawa Barat merupakan daerah dengan pengekspor tertinggi di Indonesia dan memiliki jumlah konsumen terbanyak di Indonesia.

“Jawa Barat juga pengekspor tertinggi di Indonesia, dengan nilai USD30,6 miliar atau Rp150 triliun pada 2023, dan 98 persen dari industri. Industri Jawa Barat juga merupakan sektor penopang tertinggi terhadap perekonomian Jawa Barat. Jadi, 42 persen perekonomian Jawa Barat berasal dari industri, dan ekspor kita 98 persennya dari industri, kemudian perdagangan nomor dua,” ujar Noneng.

“Jawa Barat dengan penduduk hampir 50 juta jiwa adalah penduduk terbanyak di Indonesia, hampir sama dengan Inggris dan Korea Selatan, dua kali lipat Australia. Ini merupakan konsumen yang luar biasa besar tetapi sekaligus produsen terbanyak di Indonesia,” imbuh Noneng.

Selain Plt Kepala Bappebti, Kasan, acara pembukaan Bulan Literasi PBK 2024 tersebut juga dihadiri oleh Staf Ahli Menteri Perdagangan Bidang Manajemen dan Tata Kelola, Rusmin Amin; Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat, Noneng Komara Nengsih; Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Keuangan (PPATK); Kepala Badan Reserse Kriminal Polri (Bareskrim Polri); Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN); Kapolda Jawa Barat; Kejaksaan Tinggi Jawa Barat; Kepala Dinas Perkebunan Jawa Barat; Ketua Umum Asosiasi Perdagangan Berjangka Komoditi Nasional; dan tamu undangan lainnya.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Jumat, 4 Oktober 2024 | 16:07 WIB
TEI ke-39 Siap Hadirkan Empat Program Unggulan untuk Dorong Ekspor Nasional
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Jumat, 4 Oktober 2024 | 07:00 WIB
Kadin Gelar Konsolidasi ALB Jelang Munas IX, Fokus pada Soliditas dan Pertumbuhan Ekonomi
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Jumat, 4 Oktober 2024 | 07:02 WIB
Mendag Zulkifli Hasan Ajak Akademisi Berinovasi untuk Peningkatan Ekspor Indonesia
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Kamis, 3 Oktober 2024 | 13:34 WIB
Wamendag: Wisudawan Akmet Siap Aplikasikan Keterampilan Kemetrologian di Masyarakat
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Selasa, 1 Oktober 2024 | 22:11 WIB
Indonesia Catatkan Potensi Transaksi Senilai Rp479 Miliar di CAEXPO 2024
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Selasa, 1 Oktober 2024 | 17:53 WIB
Terjadi Tren Kenaikan Harga Komoditas Tambang Periode Oktober 2024