Mendag Zulkifli Hasan Lepas Ekspor Produk Kelapa Senilai Rp25,30 Miliar

: Menteri Perdagangan Lepas ekspor produk kelapa di Lampung pada Sabtu (3/8/2024)/ foto: kemendag


Oleh Mukhammad Maulana Fajri, Minggu, 4 Agustus 2024 | 07:12 WIB - Redaktur: Untung S - 288


Jakarta, InfoPublik – Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan melepas ekspor produk turunan kelapa di Lampung Selatan dengan nilai transaksi sebesar Rp25,30 miliar.

Pelepasan ekspor tersebut dilakukan oleh Zulkifli Hasan di Lampung pada Sabtu (3/8/2024). Produk yang diekspor merupakan produksi PT Sari Segar Husada (Sungai Budi Group) untuk periode Agustus 2024 dengan nilai USD1,50 juta atau setara Rp25,30 miliar. Produk-produk itu akan dikirim ke Australia, Tiongkok, Belanda, dan Tanzania.

Zulkifli Hasan menyampaikan bahwa Indonesia memiliki potensi luar biasa untuk produk kelapa yang dapat dimaksimalkan lebih jauh lagi. Menurutnya, jika dikelola lebih serius, Indonesia akan menjadi eksportir kelapa terbesar di dunia.

"Saya hari ini bahagia dan bangga karena akan melepas ekspor produk olahan kelapa ke Australia, Tiongkok, Belanda, dan Tanzania. Jika potensi ekspor kelapa dikelola lebih serius, ekspor kelapa Indonesia akan lebih besar lagi," ujar Zulkifli Hasan berdasarkan siaran pers Kemendag yang InfoPublik terima pada Sabtu (3/8/2024).

Turut hadir dalam acara pelepasan ekspor tersebut adalah Pj Gubernur Provinsi Lampung, Samsudin, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Lampung, Evie Fatmawaty, dan Bupati Lampung Selatan, Nanang Ermanto. Mendampingi Zulkifli Hasan adalah Plt Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan, Suhanto, dan Plt Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag, Mardyana Listyowati.

Pentingnya Riset untuk Pengembangan Komoditas Hortikultura

Zulkifli Hasan menekankan bahwa Indonesia perlu memanfaatkan riset untuk memaksimalkan potensi komoditas-komoditas hortikultura seperti kelapa, cokelat, kopi, lada, dan cengkeh. Dengan riset yang tepat, dihasilkan bibit unggul yang dapat ditanam dalam klaster wilayah untuk memaksimalkan kualitas komoditas.

"Indonesia punya potensi besar untuk kelapa, cokelat, kopi, lada, dan cengkeh. Komoditas-komoditas ini bisa menghasilkan devisa besar jika diurus dengan baik dan dibuat klaster. Oleh karena itu, nanti saya mengusulkan perlu ada lembaga riset yang menghasilkan bibit unggul dan dibagi klaster, misalnya Lampung yang cocok untuk kelapa," kata Mendag.

Ia juga menyampaikan bahwa bibit unggul hasil penelitian akan dibagikan kepada petani. Selain itu, petani akan mendapat pelatihan untuk mengelola kelapa agar lebih maksimal. "Selanjutnya, petani diberi pelatihan menanam, memetik, serta mengolah tanaman agar menghasilkan produk unggulan yang luar biasa," ujarnya.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Senin, 9 September 2024 | 19:16 WIB
Kemendag Revisi Aturan Ekspor Pasir Laut Berdasarkan PP Nomor 26/2023
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Senin, 9 September 2024 | 19:11 WIB
Pemerintah Atur Kebijakan Perdagangan Tanaman Kratom lewat Dua Permendag Baru
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Senin, 9 September 2024 | 12:59 WIB
Bappebti Dorong Penguatan Ekosistem Kripto di Indonesia, Transaksinya Capai Rp344 Triliun
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Senin, 9 September 2024 | 12:55 WIB
Bappebti Resmikan Izin Tokocrypto sebagai Pedagang Fisik Aset Kripto di Indonesia
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Minggu, 8 September 2024 | 06:34 WIB
Produk Makanan Laut Indonesia Jadi Primadona di Pameran Fine Food Australia 2024
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Jumat, 6 September 2024 | 22:05 WIB
Pemerintah Dukung Pengolahan Produk Mentah Menjadi Barang Jadi untuk Ekspor
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Jumat, 6 September 2024 | 06:26 WIB
Pagu Anggaran Kemendag 2025 Disetujui DPR, Tetap Optimistis dan Kreatif
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Jumat, 6 September 2024 | 06:16 WIB
Mendag Zulkifli Hasan Pastikan Harga Bahan Pokok Tetap Stabil Jelang Pilkada 2024