Dokumen Perizinan Rampung, Stasiun Pondok Rajeg Siap Dioperasikan

: Stasiun Pondok Rajeg Siap dioperasikan kembali. Foto : BPTJ


Oleh Dian Thenniarti, Sabtu, 27 Juli 2024 | 22:32 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 278


Jakarta, InfoPublik - Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) mengumumkan bahwa dokumen perizinan dan fasilitas layanan sebagai syarat pengoperasian Stasiun Pondok Rajeg telah selesai 100 persen. Stasiun ini pun siap dioperasikan.

Direktur Prasarana BPTJ, Zamrides menjabarkan, dokumen perijinan yang telah diselesaikan meliputi Analisis Dampak Lalu Lintas (Andalalin), Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL - UPL, Sertifikat Laik Fungsi (SLF), Penilaian Sistem Keselamatan, Pelaksanaan pengujian prasarana perkeretaapian (jalur dan bangunan KA), serta Standar Palayanan Minimum (SPM). 

"Persetujuan Andalalin telah dikeluarkan oleh Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat pada 15 Desember 2022, UKL-UPL telah diterbitkan oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Depok pada 6 Desember 2023, Penilaian Sistem Keselamatan oleh Direktur Keselamatan Perkeretaapian pada 23 Februari 2024, dan dokumen SLF oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Pemerintah Kota Depok pada 21 Maret 2024 lalu," urainya pada Sabtu (27/7/2024).

Selain dokumen tersebut, Zamrides menambahkan, prasarana perkeretaapian berupa jalur dan bangunan KA juga telah selesai diuji dan dianggap memenuhi persyaratan teknis berdasarkan hasil pengujian dari Balai Pengujian Perkeretaapian.

"Emplasmen (peron) yang tadinya 60 meter kami perpanjang menjadi 240 meter, mengangat track diantaranya ada 40 cm sampai dengan 1,5 meter. Untuk memenuhi uji prasarana, Stasiun Pondok Rajeg juga telah memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM)," jelasnya.

Dukungan secara penuh juga diberikan PT KCI dalam rangka mempermudah layanan penumpang seperti telah tersedianya tapping gate, vending machine, peralatan ticket counter, signage, dan kursi tunggu penumpang.

"Untuk mempercepat pengoperasian layanan Stasiun Pondok Rajeg, kami juga telah berkoordinasi dengan Ditjen Perkeretaapian untuk dapat menugaskan penyelenggara prasarana perkeretaapian guna melakukan perawatan dan mengoperasikan prasarana perkeretaapian," terang Zamrides.

Ia menambahkan, studi kelaikan Stasiun Pondok Rajeg telah dilakukan BPTJ pada 2020 dan dilanjutkan dengan desain stasiun serta kajian lalu lintas pada 2021.

Adapun untuk konstruksi dilaksanakan pada 2022 - 2023. Lingkup pekerjaan pada 2022 meliputi pengangkatan track dan listrik aliran atas (LAA) untuk penyesuaian persyaratan kelandaian, serta pengembangan struktur bawah bangunan stasiun dan peron.

"Adapun untuk 2023, lingkup pekerjaan meliputi pembangunan bangunan utama stasiun, struktur atas peron, serta pekerjaan landscape yang meliputi pekerjaan arsitektur, akses jalan utama,  jalur pedestarian dan fasilitas parkir. Keseluruhan fasilitas ini telah diserahkan kepada Direktorat Jenderal Perkeretaapian c.q. BTP Kelas I Jakarta," papar Zamrides.

Reaktivasi Stasiun Pondok Rajeg yang dilakukan BPTJ bertujuan untuk mengurai penumpukan penumpang di Stasiun Cibinong, Stasiun Citayam dan juga Stasiun Depok serta mengurai kepadatan lalu lintas di Willayah Kecamatan Cilodong dan Kecamatan Pondok Rajeg.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Dian Thenniarti
  • Jumat, 18 Oktober 2024 | 18:32 WIB
INACA Ajak Stakeholders Kolaborasi Hadapi Tantangan Bisnis Penerbangan Nasional
  • Oleh Dian Thenniarti
  • Jumat, 18 Oktober 2024 | 18:45 WIB
Kemen PPPA Dorong Peningkatan Perempuan sebagai Pimpinan AKD di DPR RI
  • Oleh Dian Thenniarti
  • Jumat, 18 Oktober 2024 | 14:42 WIB
Kemenhub Luncurkan INAOPS untuk Standardisasi Pelayanan Badan Usaha Pelabuhan
  • Oleh Dian Thenniarti
  • Jumat, 18 Oktober 2024 | 14:29 WIB
Menhub Dukung Perluasan Jangkauan Kereta Cepat Whoosh hingga Surabaya
  • Oleh Dian Thenniarti
  • Jumat, 18 Oktober 2024 | 14:37 WIB
Big Data Analytics, Inovasi Baru untuk Perencanaan Transportasi di Indonesia