- Oleh Mukhammad Maulana Fajri
- Senin, 25 November 2024 | 18:07 WIB
: Sekjen Kemenperin bersama perwakilan tiga industri melakukan penandatanganan MoU tentang Kerja Sama Pengembangan Industri Melalui Pusat Manufaktur Indonesia (Indonesia Manufacturing Center) Purwakarta. Ketiga perusahaan itu adalah PT Astra Otoparts Tbk, PT Yogya Presisi Teknikatama Industri (YPTI), dan PT. Poly Jaya Medikal/ foto: humas Kemenperin
Oleh Mukhammad Maulana Fajri, Rabu, 16 Oktober 2024 | 17:47 WIB - Redaktur: Untung S - 365
Jakarta, InfoPublik – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah menginisiasi pembangunan Pusat Manufaktur Indonesia atau Indonesia Manufacturing Center (IMC) di Plered, Purwakarta, Jawa Barat. Gedung terintegrasi ini akan mendukung peningkatan produktivitas dan daya saing industri manufaktur di Indonesia, dengan mengusung konsep machine making machine (3M).
“Sebab, salah satu kunci dalam upaya pembangunan industri adalah kemampuan untuk menguasai dan membuat mesin produksi sesuai kebutuhan industri saat ini. IMC ini dipersiapkan oleh Kemenperin, yang tentunya memerlukan kerja sama, sinergi, dan kolaborasi dengan seluruh stakeholder,” ujar Sekretaris Jenderal Kemenperin, Eko SA Cahyanto, dalam siaran pers Kemenperin pada Rabu (16/10/2024).
Kemenperin aktif mengajak seluruh pihak yang berkepentingan dan memiliki kompetensi untuk berkolaborasi dalam membangun dan menciptakan mesin-mesin produksi yang dibutuhkan oleh sektor industri di IMC.
“Misalnya, kami mengundang pelaku industri, karena mereka dapat menjadi integrator dalam pembuatan mesin-mesin produksi. Saat ini, ada tiga perusahaan yang sudah menjalin kerja sama dengan kami untuk memulai operasionalisasi di IMC ini,” tambahnya.
Pada peresmian Gedung IMC yang berlangsung pada Senin (14/10/2024) lalu, Sekjen Kemenperin bersama perwakilan ketiga industri melakukan penandatanganan MoU tentang Kerja Sama Pengembangan Industri Melalui Pusat Manufaktur Indonesia (IMC) Purwakarta. Ketiga perusahaan tersebut adalah PT Astra Otoparts Tbk, PT Yogya Presisi Teknikatama Industri (YPTI), dan PT Poly Jaya Medikal.
Ruang lingkup kerja sama ini mencakup pengembangan inovasi dan produk baru, pengembangan talenta manufaktur, pengembangan teknologi manufaktur, pengembangan jejaring kerja sama dan komunikasi, serta bentuk kerja sama dan koordinasi lain sesuai dengan kewenangan masing-masing pihak.
“Selanjutnya, kami juga akan mengajak pihak perguruan tinggi dan para ahli asosiasi untuk bersama-sama mengembangkan IMC ini. Jadi, sangat mendesak kita butuhkan. Apalagi, kami sudah memiliki beberapa balai yang dapat memproduksi komponen-komponen, dan di IMC ini saatnya kita bisa memproduksi mesin-mesin produksi,” imbuhnya.
Kemenperin optimistis bahwa operasional IMC akan mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap mesin-mesin yang berasal dari luar negeri. “Oleh karena itu, kami memiliki kebijakan untuk mengoptimalkan penggunaan komponen dalam negeri dari produk-produk industri yang dihasilkan. Nah, peran IMC ini menjadi salah satu kuncinya untuk mencapai sasaran tersebut,” tegas Eko.
Ia juga berharap bahwa inovasi yang dihasilkan oleh IMC dapat diproduksi secara massal oleh industri, untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik maupun ekspor. “Karena pada akhirnya, ketika mesin-mesin itu diproduksi secara komersial, investasi tidak hanya berasal dari pemerintah, tetapi juga dari pelaku industri,” tandasnya.
Pembangunan IMC ini dilakukan secara multi years dari tahun 2022 hingga 2024. Tahapan pembangunan IMC dimulai dengan ground breaking pada tanggal 5 Desember 2022, dilanjutkan dengan topping off pada tanggal 18 September 2023, dan dinyatakan selesai 100 persen pada tanggal 16 Agustus 2024.
Pembangunan tahap pertama IMC mencakup lahan seluas 23.190 meter persegi. Bangunan IMC terdiri dari gedung utama dengan enam lantai, workshop, dan teaching factory di tiga lantai yang dilengkapi dengan asrama berkapasitas 14 kamar untuk menampung hingga 42 orang, masjid, ruang utilitas, ruang limbah, dan TPS.