COCOTECH ke-51: Presiden Jokowi Dorong Hilirisasi Kelapa untuk Ekonomi Hijau

: Presiden Joko Widodo didampingi oleh Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan saat membuka secara resmi Konferensi dan Pameran Internasional COCOTECH ke-51 Komunitas Kelapa Internasional (ICC) di Surabaya, Jawa Timur, pada Senin, (22/7/2024)/ foto: Kemendag


Oleh Mukhammad Maulana Fajri, Selasa, 23 Juli 2024 | 10:26 WIB - Redaktur: Untung S - 284


Jakarta, InfoPublik — Presiden Joko Widodo menekankan adanya peluang ekonomi hijau dari kelapa bernilai tambah dalam Konferensi dan Pameran Internasional COCOTECH ke-51 Komunitas Kelapa Internasional (ICC) di Surabaya, Jawa Timur, pada Senin (22/7/2024). Didampingi oleh Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Presiden Jokowi membuka secara resmi acara yang berlangsung dari 22 hingga 25 Juli 2024.

Berdasarkan siaran pers Kemendag yang InfoPublik terima pada Selasa (23/7/2024), Konferensi dan Pameran Internasional COCOTECH ke-51 mengusung tema “Pemanfaatan Potensi Kelapa sebagai Pohon Kehidupan dan Energi Hijau.”

Dalam sambutannya, Presiden Jokowi menekankan potensi besar ekonomi hijau yang dimiliki Indonesia, terutama pada industri kelapa.

“Ke depannya, ekonomi hijau terkait komoditas cokelat, bakau, vanili, kopi, lada, cengkeh, dan lain-lain merupakan peluang dan potensi yang besar bagi Indonesia, terutama kelapa. Kita memiliki luas lahan 3,8 juta hektare (ha) untuk kelapa dengan produksi 2,8 juta ton per tahun, ini sangat besar,” ujar Presiden Joko Widodo.

Presiden Jokowi juga menyoroti ekspor kelapa Indonesia yang mencapai USD1,55 miliar. Menurutnya, dua provinsi penghasil kelapa terbesar di Indonesia adalah Provinsi Sulawesi Utara dan Riau.

“Angka ini sangat besar dan bisa kita tingkatkan lebih besar lagi kalau kita serius menangani masalah kelapa,” tambah Presiden.

Dalam upaya peningkatan produksi kelapa, Presiden Jokowi menekankan kualitas bibit, pemeliharaan, dan metode panen sebagai faktor kunci. Selain itu, hilirisasi menjadi penting dalam meningkatkan nilai tambah produk kelapa, mendukung industri, dan menciptakan lapangan kerja.

“Riset sangat penting dalam hal ini, dan kita manfaatkan teknologi hilirisasi untuk mencapainya. Saya banyak melihat limbah kelapa yang diubah menjadi bioenergi. Ini penting untuk terus dikembangkan,” ucap Presiden.

Presiden Jokowi juga mengajak komunitas kelapa internasional untuk bersatu memajukan industri kelapa berkelanjutan. Konferensi ini sangat penting bagi Indonesia untuk memperkenalkan potensi besar kelapa nasional.

“Saya mengajak seluruh komunitas kelapa internasional untuk bersinergi memajukan industri kelapa yang berkelanjutan dan mendukung ekonomi hijau dunia,” tutur Presiden.

Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan, dalam laporannya mengungkapkan bahwa Indonesia saat ini merupakan produsen sekaligus eksportir utama produk kelapa dan turunannya. Potensi ekspor kelapa Indonesia meliputi produk turunan minyak kelapa seperti santan, kelapa parut, briket arang, dan karbon aktif berbahan tempurung kelapa.

“Produk turunan kelapa sangat luar biasa. Kita harus berhenti mengekspor kelapa mentah yang tidak memberikan nilai tambah. Saat ini kita mulai mengekspor nata de coco, briket arang, dan tempurung kelapa. Produk-produk ini semakin diminati karena kualitasnya," ujar Zulkifli Hasan.

Zulkifli Hasan juga menekankan pentingnya sektor kelapa sebagai solusi berkelanjutan dalam COCOTECH ke-51. "Kami mendorong semua peserta untuk berpartisipasi aktif dan berkolaborasi untuk memaksimalkan potensi kelapa. Mari gunakan platform ini untuk meningkatkan motivasi, mendorong inovasi, dan mempromosikan masa depan industri kelapa berkelanjutan," ujarnya.

Pembukaan COCOTECH ke-51 juga dirangkai dengan pemberian plakat penghargaan ICC oleh Zulkifli Hasan kepada petani dan pelaku usaha Indonesia yang berkontribusi terhadap kemajuan sektor kelapa nasional. Dance Yenri Umboh menerima penghargaan sebagai petani berprestasi yang inovatif, sedangkan penghargaan untuk pelaku usaha industri pengolahan kelapa diberikan kepada Sambu Group, PT Sasa Inti, PT TOM Cococha Indonesia, dan PT Aliet Green Ltd.

COCOTECH merupakan forum strategis bagi pemangku kepentingan yang bertujuan mengoptimalkan pertumbuhan ekonomi dan mengembangkan sektor kelapa dengan mempertimbangkan faktor sosial, ekonomi, dan lingkungan. Sektor ini menyumbang hingga 3,5 persen produk domestik bruto (PDB) di negara penghasil kelapa dan mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan.

Konferensi COCOTECH 2024 dibagi menjadi sembilan sesi, dengan 39 pembicara utama yang membahas teknologi terkini dan pengembangan produksi kelapa. Topik yang dibahas meliputi solusi energi terbarukan, pemanfaatan kelapa dalam pangan fungsional, implementasi ekonomi sirkular di sektor kelapa, potensi kredit karbon kelapa, serta strategi konservasi plasma nutfah untuk meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan ekosistem kelapa. Konferensi yang dihadiri sekitar 400 peserta dari 30 negara ini bertujuan mengembangkan strategi yang akan menghasilkan rekomendasi kebijakan untuk mendukung sektor kelapa yang berdaya tahan dan berkelanjutan.

Selain konferensi, COCOTECH ke-51 menggelar pameran produk berbasis kelapa dengan menampilkan 36 stan peserta dari tujuh negara. Stan yang ditampilkan terdiri dari perusahaan mikro hingga industri besar, pemasok, dan asosiasi kelapa. Pameran ini juga menghadirkan stan lembaga penelitian kelapa yang menampilkan tren industri kelapa global terkini, teknologi inovatif, serta produk yang dapat dipasarkan.

Pada hari terakhir, delegasi dan peserta COCOTECH akan mengunjungi beberapa perusahaan berbasis produk kelapa di Jawa Timur, seperti PT Sionchem Global Indo, PT Sarana Agro Indo Jaya, dan PT Surya Trimegah Wisesa. Ketiga perusahaan terkemuka ini merupakan pengolah kelapa menjadi minyak kelapa dan briket arang sebagai bentuk energi terbarukan yang tengah dikembangkan di Indonesia.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC KAB KOTAWARINGIN BARAT
  • Minggu, 8 September 2024 | 05:25 WIB
Pemkab Kobar Lakukan Penandatanganan Kerja Sama Kemitraan dengan Untag Surabaya
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Minggu, 8 September 2024 | 06:34 WIB
Produk Makanan Laut Indonesia Jadi Primadona di Pameran Fine Food Australia 2024
  • Oleh Putri
  • Sabtu, 7 September 2024 | 18:10 WIB
RS Makassar Jadi Superhub Kesehatan Wilayah Timur Indonesia
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Jumat, 6 September 2024 | 22:05 WIB
Pemerintah Dukung Pengolahan Produk Mentah Menjadi Barang Jadi untuk Ekspor
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Jumat, 6 September 2024 | 06:26 WIB
Pagu Anggaran Kemendag 2025 Disetujui DPR, Tetap Optimistis dan Kreatif