KKP Tekan Inflasi Komoditas Perikanan

: Foto: HUMAS DITJEN PDSPKP


Oleh Isma, Selasa, 19 Maret 2024 | 07:11 WIB - Redaktur: Untung S - 258


Jakarta, InfoPublik - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil menekan inflasi komoditas perikanan hingga mencapai 2,61 persen atau di bawah target inflasi yang ditetapkan pemerintah sebesar 3+1 persen di 2023.

Pengendalian inflasi komoditas perikanan, ditunjukkan dengan fluktuasi harga ikan yang cenderung stabil juga terjadi di Ramadan dan Idulfitri serta momen pergantian tahun.

"Pada 2023 ikan tidak termasuk komoditas penyumbang inflasi, itu ditunjukkan dengan fluktuasi harga ikan stabil setiap bulan," terang Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Budi Sulistiyo dalam siaran pers yang diterima pada Senin (18/3/2024).

Sementara di 2024 target inflasi 2,5+1 persen atau 3,5 persen. Budi mengatakan setiap kementerian/lembaga harus membuat kebijakan untuk pengendalian inflasi agar bisa dibawah 3,5 persen guna menjaga daya saing dan mendukung pertumbuhan ekonomi.

Dia pun optimistis target tersebut bisa tercapai mengingat pengendalian inflasi komoditas perikanan 2023 menjadi yang terendah sejak 2000.

"Baru 2023 ini terendah inflasi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya jika kita mengabaikan tahun pandemi 2020-2021," urai Budi.

Budi memastikan jajarannya juga sudah menyiapkan program pengendalian inflasi 2024. Dimulai dengan keterjangkauan harga ikan melalui program penguatan stabilisasi dan pengawasan harga maupun stok bahan pokok.

Kemudian ketersediaan pasokan yang dilakukan dengan beragam kegiatan seperti penguatan sarana dan prasarana pengolahan dan penyimpanan produk pangan dan perikanan.

"Kita lakukan juga penguatan kelembagaan, peningkatan pemenuhan pembiayaan dan perlindungan usaha perikanan," tutur Budi.

Dalam kesempatan ini Budi mengajak masyarakat untuk menggunakan ikan sebagai asupan protein selama berpuasa. Selain menyehatkan, harganya stabil dan stok yang tercukupi, ikan juga mudah diolah jadi beragam menu, baik kaki lima hingga bintang lima.

"Ikan bisa jadi menu sahur atau berbuka, mau yang biasa atau pun mewah juga bisa. Perpaduannya dengan rempah pasti menggugah selera dan menyehatkan," tutupnya.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) Sakti Wahyu Trenggono mengatakan peningkatan angka konsumsi ikan erat kaitannya dengan pemenuhan gizi masyarakat. Termasuk juga membantu kesejahteraan pelaku utama perikanan, seperti nelayan dan pembudidaya.

“Itu sebagai satu pesan untuk peningkatan gizi, supaya gizi masyarakat meningkat dengan mengonsumsi ikan. Karena ikan ini bisa kita produksi di dalam negeri sendiri,” kata Menteri KP Trenggono.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC KAB MALUKU TENGGARA
  • Minggu, 8 September 2024 | 05:13 WIB
Pemda Maluku Tenggara Kembangkan Modeling Budidaya Rumput Laut yang Ramah Lingkungan.
  • Oleh Isma
  • Selasa, 27 Agustus 2024 | 20:07 WIB
Gernas BBI/BBWI Momentum Perkuat UMKM Perikanan Maluku
  • Oleh Isma
  • Kamis, 22 Agustus 2024 | 00:16 WIB
KKP Berkomitmen Lindungi Hak Masyarakat Hukum Adat
  • Oleh Isma
  • Senin, 19 Agustus 2024 | 12:49 WIB
KKP Pacu Produktivitas Budidaya Rumput Laut di Pulau Terluar